unescoworldheritagesites.com

Saat Hujan Lebat Sampah Masker Menggunung Di Muara Sungai Teluk Jakarta - News

Sampah masker sekali pakai menggunung di Muara Teluk  Jakarta.








Kondisi lingkungan hidup di teluk Jakarta kian memprihatinkan. Badan Riset dan Innovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Oseanografi merilis hasil monitoring sampah plastik ukuran mikroskopik (mikroplastik) semasa pandemi yakni sampah masker sekali pakai.

Hal itu termuat91 dalam jurnal Marine Pollution Bulletin berjudul “Seasonal heterogeneity and a link to precipitation in the release of microplastic during Covid-19 outbreak from the Greater Jakarta area to Jakarta Bay, Indonesia,”.

Hasil riset kolaborasi peneliti BRIN yang dikoordinasi oleh M. Reza Cordova, dengan Universitas Terbuka, Universitas Sumatera Utara, IPB University dan University of Portsmouth (United Kingdom) ini menyimpulkan mikroplastik yang terindikasi dari limbah alat pelindung diri (APD) dari muara sungai menuju Teluk Jakarta semasa pandemi Covid-19 mengalami peningkatan yang signifikan, terutama pada saat curah hujan tinggi.

 

Baca Juga: Tudingan Pencemaran Di Pelabuhan Marunda Tak Sesuai Fakta 

“Secara proporsi terdapat peningkatan mikroplastik bentuk benang yang terindikasi memiliki bentuk asal dan jenis komposisi kimia yang sama dengan masker medis, dari sebelumnya hanya sekitar 3 persen sesaat setelah ditemukannya kasus Covid-19 pertama di Indonesia, hingga akhirnya proporsi mikroplastik tersebut meningkat 10 kali lipat pada Desember 2020,” ujar Peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN, M. Reza Cordova, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (4/8/2022).

Riset monitoring mikroplastik di muara sungai ini mencatat kelimpahannya yang lebih tinggi di wilayah pesisir timur Teluk Jakarta dibandingan pesisir bagian barat. Dari Sembilan muara sungai yang diteliti di Kawasan Jabodetabek, mikroplastik ditemukan pada semua muara sungai yang diteliti.

“Kelimpahan mikroplastik yang ditemukan ada pada kisaran 4,29 hingga 23,49 partikel mikroplastik per 1000 liter air sungai dengan rata-rata 9.02 partikel per 1000 liter air sungai yang bergerak menuju perairan Teluk Jakarta,” ujar Reza.

Menurut Reza, penambahan mikroplastik paling tinggi ditemukan pada musim hujan yakni rata-rata 9.02 partikel per 1000 liter air sungai, sedangkan paling rendah ditemukan pada musim kemarau yakni 8.01 partikel per 1000 liter air sungai.

Reza dan tim berharap, peningkatan konsentrasi mikroplastik di lingkungan mendorong perbaikan pengelolaan sampah sekali pakai.

Baca Juga: Tudingan Pencemaran Di Pelabuhan Marunda Tak Sesuai Fakta 
 “Implementasi dari aturan yang ketat, pemberian sosialisasi dan pemahaman publik, diperlukan untuk mempromosikan metode pembuangan yang benar dan perubahan sistemik dalam pengelolaan sampah plastik, khususnya plastik sekali pakai.” kata Reza.

 

Baca Juga: MA Kabulkan Kasasi PT KCN, Pembangunan Pelabuhan Marunda Jakarta Utara Harus Dilanjutkan


Ia  menambahkan, mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, hasil riset ini bertujuan mengajak masyarakat turut berperan dalam menjaga kesehatan lingkungan, terutama terkait pembunangan sampah APD, dalam hal ini sampah masker yang biasa dipakai sehari hari oleh masyarakat.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat