unescoworldheritagesites.com

Batik dan Kerakyatan - News

Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi, Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ist)


Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi 

: Catatan menarik di akhir 2023 adalah bagaimana prospek  perekonomian, terutama dari sektor UMKM menuju pencerahan di tahun 2024, termasuk
juga industri batik nasional karena ada mata rantai yang kompleks. Oleh karena itu, para caleg dan capres sangatlah berkepentingan untuk melakukan pemetaan dan menumbuhkembangkan industri batik di tanah air untuk memacu geliat ekonomi.
 
Hal ini penting karena batik juga menyebar di sejumlah daerah dengan keberagaman ciri dan corak batik yang khas sehingga batik ini bisa menjadi karakter unik yang  membedakan antar daerah. Artinya produk batik itu sendiri bisa menjadi produk unggulan sehingga memberikan kontribusi bagi daerahnya yang kemudian berdampak sistemik terhadap perekonomian di daerah secara simultan.

Catatan menarik terkait produk unggulan daerah, maka Solo sebagai bagian dari daerah di Jawa Tengah memiliki produk unggulan yaitu batik yang cenderung unik, meskipun di sejumlah daerah juga memiliki karakteristik produk batik. Meski demikian corak dan motif batik made in Solo pastinya berbeda jika dibandingkan dengan made in Yogya,  Pekalongan, Cirebon atau batik daerah lain. Motif yang khas dan corak yang unik batik semua daerah secara tidak langsung menjadi karakteristik yang membedakan batik dari daerah lain.
 
Oleh karena itu, keunikan tersebut secara tidak langsung menjadi pembeda jika  dibandingkan dengan sesama batik dari daerah lain. Terkait hal ini, Solo memiliki identifikasi sebagai Kota Batik, termasuk adanya dukungan dari eksistensi Keraton dan Mangkunegaran sebagai pusat kebudayaan yang mewarisi nilai-nilai luhur batik.

Kompetisi batik di pasar global tidak bisa lagi dihindari sehingga era otda semestinya menggugah rasa cinta kepemilikan terhadap motif-motif batik lokal pada khususnya dan batik nasional pada umumnya agar nasib pengrajin batik, utamanya batik tulis terjaga, syukur bisa sejahtera. Di sisi lain, penumbuhkembangkan industri kreatif berbasis batik di
berbagai daerah pun juga bisa digencarkan karena industri batik bersifat padat karya sehingga ini mampu mereduksi kemiskinan, selain meningkatkan pendapatan di sentra batik.
 
Persaingan industri batik secara global tidak memungkinkan melakukan tindakan destruktif misal dengan ‘menghakimi’ batik made in Cina - India yang berharga murah.
Dana desa juga bisa dimanfaatkan untuk memacu daya saing industri batik karena fakta di berbagai daerah sebenarnya bisa
ditumbuhkembangkan industri batik.

Harapan dari branding, positioning dan komitmen me-marketing-kan Solo sebagai Kota Batik tentu tidak bisa lepas dari komitmen pemerintah menumbuhkembangkan industri kreatif, pemberlakuan otda dan juga penciptaan produk-produk unggulan di daerah yang berbasis ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Batik Solo, Yogya serta
semua sentra batik telah menjadi industri rumahan yang melibatkan banyak komponen dan cenderung padat karya sehingga mata rantai dari industri batik sangat kompleks. Di satu sisi sukses pesta demokrasi dengan terjadinya regenerasi kepemimpinan diharapkan bisa memacu gairah industri batik sehingga kontribusi batik terhadap perekonomian
bisa lebih baik lagi, tidak saja terkait penyerapan tenaga kerja tapi juga perbaikan taraf hidup melalui peningkatan daya beli yang akhirnya mereduksi pengangguran dan kemiskinan.

Belajar bijak dari perekonomian selama 2023 maka di tahun politik 2024 sangat penting untuk menjaga iklim sospol sehingga tidak merembet ke ekonomi bisnis. Padahal dalam 2 tahun lalu terjadi pandemi yang meresahkan ekonomi bisnis sehingga pasca pandemi diharapkan mampu membangkitkan gairah ekonomi bisnis meski juga dibayangi realitas
tahun politik dengan sejumlah kegaduhan yang diciptakan. Memang tidak mudah untuk bisa mengangkat pamor industri batik sebagai representasi nasib UMKM. Meski berat, tidak ada kata terlambat untuk terus mengupayakan kebangkitan industri batik demi perbaikan nasib industri di sektor riil, terutama UMKM dan para pengrajin. ***
 
* Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat