unescoworldheritagesites.com

Polemik Outing Class - News

Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi,  Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ist)

 

Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi 

: Viral berita di medsos yang menegaskan kegiatan outing class akan  diperketat terutama menyangkut kecelakaan yang dialami siswa SMK Lingga Kencana Depok beberapa hari lalu. Terlepas dari takdir bahwa kecelakaan yang terjadi di balik outing class pada dasarnya tidak bisa terlepas dari faktor dua risiko yaitu human error dan technical error.
 
Oleh karena itu, antisipasi terhadap kedua risiko itu harus ditingkatkan, terutama dari internal dan eksternal. Harapan antisipasi risiko tentunya adalah meningkatkan kualitas layanan yang akhirnya bisa mereduksi semua potensi risiko, termasuk tentu kecelakaan baik
itu dari, selama dan setelah kegiatan outing class yang dilakukan.
 
Baca Juga: Sekali Lagi tentang Maduramart

Secara umum, persepsian dan pemahaman tentang outing class adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di luar kelas atau yang tidak dilakukan di dalam kelas secara umum. Tentu ada banyak pertimbangan mengapa outing class menjadi penting yaitu di satu sisi bahwa semua proses belajar mengajar atau pembelajaran tidak bisa semuanya
dilakukan di kelas karena memang ada beberapa yang harus disampaikan di luar kelas sehingga diharapkan ada pemahaman komprehensif terhadap materi pembelajaran yang dimaksudkan sesuai dengan kurikulum yang dibangun. Artinya, filosofis awal kegiatan outing class bukanlah sekedar piknik semata tapi ada tahapan proses pembelajaran yang  memungkinkan meningkatkan pemahaman siswa didik, termasuk juga mahasiswa.

Pembelajaran tentang outing class memang tidak dimonopoli oleh kelompok siswa dari tingkatan sekolah dasar, menengah pertama dan menengah atas, tetapi kegiatan outing class juga jamak dilakukan para mahasiswa. Konotasi lain dari outing class yaitu study tour dengan persepsian yang cenderung homogen. Meski demikian, salah kaprah yang terjadi di masyarakat bahwa outing class atau study tour adalah semata-mata kegiatan piknik sementara proses pembelajarannya dinomorduakan.
 
Baca Juga: Asa Bola Dunia
 
Salah kaprah ini secara tidak langsung justru mengebiri esensi, hakikat dan filosofis dari makna mendalam kegiatan outing class atau study tour. Oleh karena itu persepsian publik yang cenderung semakin salah kaprah ini akhirnya memarginalkan sekolah dan kampus yang dianggapnya hanya piknik tahunan semata.

Tidak dapat disalahkan jika kemudian muncul dan berkembang persepsian salah kaprah di masyarakat karena memang realitasnya semua kegiatan outing class atau study tour di berbagai daerah memang lebih banyak kegiatan edukasi yang menggembirakan. Hal ini memang berbeda jika dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran kelas yang justru terkesan membosankan dan memicu kejenuhan siswa.
 
 
Padahal pembelajaran sesuai dari kurikulum tidak sekedar memahami secara tertulis tapi juga yang tidak tertulis sehingga ini memungkinkan pembelajaran out of the box. Selain itu eksistensi otak bisa dibentuk melalui proses pembelajaran yang menstimulasi kognitif, afektif dan konatif. Realita ini menjadi pembenar ketika outing class atau study tour menjadi acuan pengembangannya karena memang sinergi dari kognitif, afektif dan konatif akan semakin memperkuat arti dari suatu proses pembelajaran sehingga siswa – mahasiswa tidak sekedar menghafal materi semata tapi memiliki pemahaman secara sistematis dan komprehensif.

Pemahaman

Belajar bijak dari makna, esensi dan filosofis outing class atau study tour maka persepsi salah kaprah yang muncul dan berkembang saat ini memang harus kembali diluruskan. Meski ada kasus atau tragedi di balik outing class seperti yang terjadi pada siswa SMK Lingga Kencana Depok tetapi bukan berarti kemudian outing class atau study tour lalu  dihapuskan karena tetap ada makna penting dari kegiatan outing class atau study tour.
 
 
Oleh karena itu, semua pihak berkepentingan untuk mereduksi semua risiko kegiatan outing class atau study tour, baik resiko human error atau technical error, terutama dari internal dan eksternal agar pembelajaran di luar kelas melalui outing class tetap mampu  memberikan pencerahan demi pemahaman materi secara sistematis dan komprehensif. ***
 
* Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat