unescoworldheritagesites.com

Ada Apa dengan Maduramart? - News

Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi, Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ist)


Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi 

: Ramai menjadi perbincangan terkait jam operasional warung madura atau Maduramart yang kini bertebaran di sejumlah daerah. Tidak bisa dipungkiri bahwa kehadirannya di sejumlah daerah dengan jam operasional 24 jam sehari dan 7 hari seminggu menjadikan fenomena tersendiri yang menarik dicermati.
 
Sejatinya, jam operasional yang mencapai 24 jam sehari bukan hanya warung madura atau Maduramart tetapi sejumlah unit usaha lain juga telah melakukan hal yang sama. Oleh karena itu sejatinya tidak ada yang salah dibalik eksistensi jam operasional Maduramart yang bisa mencapai 24 jam sehari. Fakta ini seharusnya justru menjadi pemicu bagi pelaku ekonomi – bisnis lainnya untuk dapat meneladani etos bisnis dari Maduramart.

Polemik di balik eksistensi operasional Maduramart setidaknya hal ini mencuat di Bali dan muasalnya terkait dengan penegasan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM), Arif Rahman yang menyebut Warung Madura - Maduramart tidak boleh buka 24 jam sehari karena hal ini memicu persaingan dengan pelaku ekonomi - bisnis lain.
 
 
Konflik terjadi tidak bisa terlepas dari keberadaan Perda no.13/2018 tentang Penataan dan Pembinaan pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan. Perda mengatur jam operasional minimarket, hypermarket, department store, dan supermarket jam 10.00 - 22.00 Wita pada Senin-Jumat dan 10.00 - 23.00 Wita pada Sabtu - Minggu (akhir pekan).
Artinya, ada perbedaan jam operasional antara akhir pekan dan bukan di akhir pekan yang berpengaruh terhadap omzet dan penjualan.

Polemik dari kehadiran Maduramart sejatinya tidak perlu diperdebatkan karena realitas di era now memberikan kesempatan bagi semua pelaku ekonomi – bisnis untuk secara maksimal memanfaatkan peluang bisnis yang ada. Bukankah sehari itu ada 24 jam dan mengapa tidak
dimanfaatkan untuk membuka usaha dengan operasional 24 jam sehari?

Beberapa unit usaha, termasuk misalnya warung makan (warteg) dan apotik juga sudah ada yang menerapkan jam operasional 24 jam. Pertimbangan yang mendasari tidak bisa terlepas dari kepentingan untuk bisnis dalam upayanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sesuai dengan permintaan yang ada. Oleh karena itu tingginya laju permintaan konsumen di malam hari maka harus diimbangi dengan penawaran juga di malam hari sehingga realitas ini sesuai dengan teoritis hukum permintaan.
 
Baca Juga: Cemas Sengketa Pilpres

Fakta lain di era now bahwa mobilitas individu semakin tinggi sehingga ritme kerjanya tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Bahkan, akses internet yang semakin tinggi di semua daerah dan tarifnya yang semakin terjangkau memungkinkan individu bekerja di mana saja dan kapan saja tanpa mengenal jeda ruang dan waktu. Bahkan, co-working di semua area
juga semakin bisa dimanfaatkan tanpa harus terkendala oleh apapun.
 
Fakta ini pada akhirnya juga membutuhkan pasokan konsumsi untuk pemenuhan ritme kerja itu sendiri. Oleh karena itu, kehadiran Maduramart sejatinya menjembatani pemenuhan kebutuhan tersebut sehingga tidak ada yang salah dengan kehadiran Maduramart yang
beroperasi selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Artinya, secara filosofis kerja di manapun tentunya tidak bisa terlepas dari kepentingan mendapatkan cuan – profit untuk mendukung kinerja usahanya.

Terlepas dari polemik dan kontroversi dibalik jam operasional Maduramat, pastinya di era now semua harus proaktif menyikapi semua perubahan tuntutan yang ada. Padahal di era now sangat dibutuhkan sikap proaktif karena yang reaktif justru akan tergerus kalah dalam
persaingan. Artinya, proaktif yang dilakukan Maduramart dengan jam operasi di sejumlah daerah selama 24 jam dan 7 hari seminggu seharusnya menjadi cambuk untuk pelaku ekonomi-bisnis lainnya agar bisa meniru cara kerja dan ritme kerja Warung Madura atau Maduramart.
 
Baca Juga: Etos Arus Balik

Bukankah semua mendapatkan kesempatan yang sama yaitu waktu 24 jam sehari untuk 7 hari seminggu? Jika Maduramart dapat menerapkannya, lalu mengapa yang lain tidak berusaha untuk menirunya? Bukankah apa yang dilakukan Maduramart sebagai sesuatu yang berani, inovatif dan proaktif menyikapi tuntutan persaingan yang semakin ketat? ***
 
* Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat