unescoworldheritagesites.com

Memacu Iptek - News

Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi,  Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ist)

Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi

: Pandemi 2 tahun lalu menyisakan peluang dan tantangan yang kompleks
sehingga di masa endemi ini menjadi komitmen untuk cepat bangkit. Meski di sisi lain ada pilpres di 2024 tetapi harus juga dicermati dampak sistemiknya.

Betapa tidak, iklim sospol pastinya akan terdampak, apalagi sejumlah OTT juga terjadi yang diduga akan dimanfaatkan untuk dana pemenangan pilpres. Oleh karena itu, pelaku ekonomi bisnis harus mencermati situasi ini agar tidak terjebak dalam ancaman iklim sospol.

Terkait ini, Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis atau AFEB Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (AFEB PTMA) telah sukses menyelenggarakan rakernas pada 1-2 Agustus 2023 di
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Acara lain yang terkait yaitu International Conference on Economics and Business bertema “Acceleration of Regional Economic Development for Strong and Fair National Economy” (Akselerasi perkembangan ekonomi regional untuk ekonomi nasional yang kuat dan adil).

Sukses dari acara AFEB PTMA menyisakan tantangan untuk bangkit di masa endemi. Pandemi 2 tahun terakhir semakin menyadarkan bahwa digitalisasi dan layanan online di masa depan memang layak diterapkan dan pastinya semua itu membutuhkan keleluasaan internet dan jejaring layanan online. Selain itu mobilitas individu yang semakin tinggi di  semua negara, keleluasaan mendapatkan akses internet dan kehadiran smartphone yang memiliki multifungsi semakin menambah daftar penting peran teknologi di masa depan.

Baca Juga: Kekuatan Netizen

Generasi milenial, generasi Z dan generasi tik tok akan menjadi penerus yang kebutuhan dan tuntutan terhadap ketersediaan iptek semakin dominan. Intinya, tidak ada satupun di semua negara yang tidak terlepas dari koneksi internet dan ini menjadi pembenar bahwa kehadiran teknologi dan iptek itu sendiri adalah bagian dari tuntutan perubahan zaman.

Kilas balik dari semua itu pada dasarnya tidak terlepas dari proses panjang revolusi pada bidang industri, mulai dari sistem ban berjalan sampai otomatisasi dan kini digitalisasi di semua proses, baik dari hulu sampai ke hilir. Jadi, menjadi benar jika ide brilian Habibie
lebih mengacu kepada pembangunan dan pengembangan iptek yang diyakini ini mampu membawa lompatan besar bagi kemajuan Indonesia di masa depan.

Tidak ada kata terlambat untuk merealisasikan mimpi memacu republik ini lepas landas melalui penguasaan iptek. Bagaimanapun juga peran teknologi di masa depan pasti akan semakin penting dan negara yang menguasai teknologi dijamin akan lebih berdaya saing karena memang komitmen dari pembangunan - pengembangan iptek yaitu efisiensi dan
efektivitas dari semua prosesnya, baik dari hulu sampai ke hilir. 

Momen peringatan 78 tahun Indonesia Merdeka bertema “Terus Melaju Untuk Indonesia Maju” selaras dengan tema AFEB PTMA sehingga ini menjadi tantangan bagi generasi muda bangkit - tampil membawa arah perubahan positif bagi republik ini sehingga lebih berdaya saing dan memenangkan persaingan di era globalisasi.

Baca Juga: Urgensi Swasembada

Fakta memberikan keyakinan bahwa pemenang dalam persaingan global adalah mereka yang berhasil menguasai iptek. Argumen yang mendasari tidak bisa terlepas dari semakin jamaknya pengembangan kecerdasan buatan di berbagai bidang. Bahkan, kecerdasan itu sudah semakin mendekati manusia dengan berbagai kecanggihannya. Oleh karena itu laju
pembangunan robotik di masa depan akan semakin banyak dilakukan sehingga kehadiran sumber daya robotik benar-benar akan menggeser dan menggantikan peran SDM.

Fakta ini sekaligus menjadi peluang dan tantangan, terutama terkait industri padat karya. Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat untuk secepatnya bangkit dan membangun
industri di basis robotik sebagai bagian dari kepentingan kecerdasan buatan demi masa depan. ***

* Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat