Oleh: Dr Hamzah Khaeriyah
: Puasa Ramadhan telah dikenal dalam ajaran Islam bahwa ramadhan adalah bulan tarbiyah, atau bulan pendidikan. Subjek pendidikan adalah manusia.
Puasa Ramdhan, pada diri manusia terdapat kekuatan yang dikenal dengan etos yang siap merespon perubahan dalam memenuhi kebutuhan.
Puasa Ramdhan kekuatan etosnya ini bisa disebut dengan etos perubahan yang menjadi ruh dalam setiap aktifitas umat Islam. Etos perubahan ini adah niat.
Niat adalah hal yang paling esensi pada manusia. Ia memiliki fungsi untuk menolak atau menerima suatu keinginan.
Dalam Islam, fungsi niat tidak sekedar seperti bersifat opsional atau pilihan, tetapi memberi nilai atau makna atas suatu perbuatan.
Jika dilaksanakan suatu keinginan karena Allah, maka Islam memadangnya sebagai orang yang ikhlash, jika sebaliknya maka Islam memandangnya sebagai orang yang tidak ikhlash.
Artinya lebih memilih kepentingan dirinya dan mahluk lain dibanding oleh Allah Swt. Ramadhan mengajarkan untk memperbaiki niat atau etos kerja seseorang.
Baca Juga: BRI Latih Pelaku UMKM Melek Teknologi
Bagi Allah sebagaimana dalam hadis Qudsi bahwa puasa yang dipersembahkan oleh seorang hamba khusus untuk saya atau ikhlash, maka saya yang akan membalasnya.
Artinya orang yang berniat seperti ini maka tantangan yang dihadapi adalah telah ditaklukkan. Hal ini adalah bersifat tantangan internal manusia.
Karenanya tantangan internal berpusat pada satu pertanyaan mendasar. Yaitu mau atau tidak. Pilihan untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan.