unescoworldheritagesites.com

Salon Diserbu Kecoa Dan Kaki Seribu - Santet, Jalan Sesat Demi Puaskan Rasa Hasad Di Hati (1) - News

Santet, jalan pintas yang  sesat menuju sukses

 
 
 
: Zaman yang dikenal dengan zaman Millenial, tampilnya anak-anak muda dengan kepercayaan diri tinggi, di arus  kemajuan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, dimana kesuksesan dan keberhasilan nampak lebih efektif dan mudah untuk diraih. Namun, ternyata kemajuan teknologi ini, tidak menjamin cara pandang seseorang untuk berubah perihal kepercayaan pada hal-hal yang berbau ilmu hitam, seperti pesugihan dan santet.
 
Lemahnya keimanan, maka jalan pintas untuk cepat kaya dan berhasil dalam berisnis, dilakukan melalui pesugihan. Bahkan, semua orang yang dapat menghalanginya untuk sukses berbisnis atau menjadi kaya raya pun, dihalaunya dengan santet.
 
Sebut saja Sari yang tengah mencoba peruntungan dengan membuka usaha salon khusus wanita. Awal membuka bisnis salon, tidak terlintas sedikitpun dipikiran Sari  bahwa Dia akan menghadapi orang-orang yang punya rasa iri (hasad) ataupun pesaingnya yang akan "menjaili" diri (tubuhnya) dan tempat bisnis salonnya dengan ilmu hitam.
 
Sudah setahun lebih Sari sering sakit-sakitan. Kegiatan jalan pagi yang hampir setiap hari dilakukannya di pagi hari sejak 10 tahun lalu, tidak lagi dapat Dia lakukan. Seringkali Sari merasakan kakinya terasa dingin dan tubuh mengeluarkan keringat dingin serta kepala keleyengan bila Dia melakukan aktifitas yang sebenarnya biasa dia lakukan dikala tubuhnya sehat. Berat badannya mengalami penurunan yang sangat drastis dari semula 58-60 kg, menjadi 44 kg. Untuk menaikkan berat badannya, berbagai upaya dilakukan, diantaranya makan nasi sehari 4 kali. Namun, usaha itu tidak menambah berat badannya. 
 
Sari dan suami pun telah melakukan berbagai pengobatan, hingga pengobatan alternatif di Jogyakarta. Sari seringkali menangis saat bermunajab kepada Sang Pencipta dalam setiap sholatnya. Sari menyadari bahwa keimanannya sedang diuji, karena sakitnya itu, dia hadapi dengan sabar dan ikhlas. Sari tahu bahwa semua ujian dan musibah yang tengah dialaminya adalah bentuk rasa sayang Sang Pencipta kepadanya agar Dia semakin mendekat kepada Nya dan hanya bergantung pada penciptaNya Yang Maha Kuasa. Bersyukur, Sari memiliki suami yang sangat peduli, dikala dia terbaring sakit, suami lah yang setia merawatnya. 
 
Usaha bisnis salonnya yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggalnya pun, pada bulan ke 5 mengalami kerugian. Pada awal dibuka, salon mengalami keuntungan hingga di bulan ke 4. Namun, pada bulan kelima hingga ke 7, hampir setiap hari pemasukan salon, zero (alias tidak ada tamu yang datang).
 
Namun, pertolongan Allah segera hadir. Doa-doanya didengar Sang Pencipta. Sari segera disadarkan bahwa sakitnya dan sepinya pengunjung salon,  dikarenakan adanya perbuatan yang dilakukan oleh orang pencinta ilmu hitam yang mungkin hasad atau iri dengan dirinya dan keberadaan salonnya.
 
Ini disadari, ketika temannya akan melakukan perawatan disalonnya yang letaknya hanya 300 meter dari tempat tinggalnya, tersasar hingga 3 kali. Padahal, sang teman sering berkunjung ke rumahnya. Dan ini tidak hanya terjadi pada temannya itu saja, sebelumnya pun terjadi pada tamu salonnya yang lain. Namun, Sari masih belum menyadari. Sari baru tersadar, kalau ada yang aneh pada tempat bisnis usaha salonnya, saat teman itu akan melakukan perawatan di salonnya. 
 
Berbekal ilmu agama tentang tata cara ruqiyah secara syar'i yang Dia pelajari saat mengikuti kajian Ustadz Khalid Basalamah. Sari pun meruqiyah tempat salonnya dengan air yang dicampur Daun Bidara dan terlebih dahulu dibaca kan surat-surat dari ayat suci Al Qur'an. Setiap pagi hari, sebelum salon dibuka, Sari menyemprot seluruh halaman depan salon dengan air daun bidara tersebut. Dan di hari kelima sudah mulai terlihat hasilnya. Siang hari, saat Sari akan ber wudhu untuk menjalankan sholat zhuhur, tiba-tiba toilet salon, dipenuhi puluhan kecoa dan binatang kaki seribu yang besar dan jalan nya sangat cepat. Bersama karyawan salon, dengan menyebut nama Allah, Sari berusaha membunuh puluhan kecoa dan binatang kaki seribu tersebut. Agak susah membunuh binatang kaki seribu yang jalan sangat cepat tersebut.
 
Selanjutnya, terlintas dipikiran Sari untuk juga meruqiyah rumahnya. Dengan kembali menyemprot halaman depan rumahnya, di hari kelima itu pula muncul keanehan di rumahnya. Lantai atas rumahnya, tempat dia biasa sholat, pun dipenuhi oleh puluhan belatung. Sang suami yang tengah menyapu lantai atas tersebut, merasakan keanehan karena dia tidak mencium adanya bau bangkai atau menemukan bangkai binatang, layaknya belatung yang selalu ditemukan di bangkai-bangkai binatang, seperti tikus mati. Oleh suami belatung tersebut dikumpulkan dan dibakar. (Bersambung)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat