unescoworldheritagesites.com

WEF 2022: Prof Klaus Schwab Bertanya, Presiden Jokowi Menjawab - News

Prof Klaus Schwab dan Presiden Jokowi  (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden.)

 

JAKARTA: Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terlibat sesi tanya jawab dengan Executive Chairman of the World Economic Forum Profesor Klaus Schwab pada pertemuan World Economic Forum (WEF) 2022 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/1/2022).

Dalam pengantarnya, Klaus Schwab dari Davos, Swiss, menyambut baik bergabungnya Presiden Joko Widodo sebagai pembicara di ajang Forum Ekonomi Dunia meski secara virtual. Prof Klaus pun mengucapkan terima kasih atas kerja sama Pemerintah Indonesia dengan pihaknya yang sudah berlangsung lama.

Bagi Prof Schwab, undangan kepada Presiden Jokowi adalah kesempatan yang baik untuk berdiskusi di forum komunikasi internasional dan berbagi visi terkait otoritas Indonesia sebagai Presidensi G20. "Kita semua menantikan tanggapsn Anda," kata Prof Klaus Schwab kepada Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi pun kemudian memaparkan tiga prioritas Indonesia sebagai Presidensi G20. Presiden juga menjelaskan sejumlah strategi kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan ekonomi hijau untuk masa depan Indonesia dan dunia.

Dari sini, Prof Schwab kemudian bertanya lebih jauh terkait penjelasan Presiden Jokowi tersebut.

Berikut ini transkrip tanya jawab resmi Executive Chairman of the World Economic Forum Prof Klaus Schwab dengan Presiden Jokowi di WEF 2022 yang dilaporkan Sekretariat Kabinet.

Prof Klaus Schwab:

Terima kasih Bapak Presiden atas penjelasan terkait tiga prioritas G20 Presidensi Indonesia dan juga menunjukkan bagaimana Indonesia akan memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial secara internal. Dan, saya juga mendengar keinginan Anda untuk bermitra dengan para pemimpin bisnis. Ini merupakan tujuan yang sangat besar, yaitu kerja sama publik dan swasta.

Izinkan saya menanyakan beberapa hal, yang pertama terkait dengan Presidensi G20. Anda telah menjelaskan tiga objektif, namun pada akhirnya kerja sama global yang menjadi penting. Kita hanya  akan mencapai tujuan ini apabila 20 negara tersebut atau dunia duduk bersama di meja yang sama dan berkolaborasi terkait tiga objektif tersebut.

Sekarang bagaimana cara Anda untuk membangun sistem kolaborasi yang tangguh dan berkeadilan dan mengatasi kesenjangan tersebut?

Presiden Jokowi:

Ya, kita harus mengevaluasi kondisi saat ini. Krisis Covid-19 ini menunjukkan rapuhnya ketahanan kesehatan global, di semua negara. Kolaborasi saat ini, seperti COVAX Facility, hanyalah solusi sesaat dan juga peran WHO belum mencakupi banyak hal strategis bagi kehidupan dunia. Oleh karena itu, ke depan kita perlu sebuah solusi yang permanen agar dunia mampu menghadapi permasalahan kesehatan yang tidak terduga.

Dan, Presidensi (G20) Indonesia akan memperjuangkan penguatan arsitektur sistem ketahanan kesehatan dunia yang dijalankan oleh sebuah badan dunia, semacam IMF kalau di sektor keuangan, yang bertugas untuk menggalang sumber daya  kesehatan dunia, antara lain untuk pembiayaan darurat kesehatan dunia, pembelian vaksin, pembelian obat-obatan, pembelian alat kesehatan. Kemudian juga merumuskan standar protokol kesehatan global, yang antara lain mengatur perjalanan lintas batas negara agar standar protokol kesehatan di semua negara bisa sama. Memberdayakan negara berkembang dalam hal kapasitas manufaktur lokal, antara lain pengelolaan hak paten, akses terhadap teknologi, investasi produksi alat kesehatan dan obat-obatan, dan lain-lainnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat