unescoworldheritagesites.com

Presiden Jokowi: Menanam Jagung Di Mana Pun Tumbuh, Kenapa Masih Impor? - News

Presiden Jokowi. (Tangkapan layar YouTube.)

: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sejumlah arahan pada Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/4/2022), yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden.

Salah satu arahan yang penting dan sudah disampaikan berulang adalah terkait ajakan kepada jajarannya untuk membeli produk-produk dalam negeri dengan menggunakan potensi belanja barang dan modal dan mengurangi sebanyak-banyaknya produk impor.

Presiden mengingatkan, potensi belanja barang dan modal dan jasa di pusat ada Rp526 triliun, di daerah Rp535 triliun. Artinya, total sudah Rp1.062 triliun plus BUMN Rp420 triliun.

Baca Juga: Indonesia Kirim 8 Wakil Ke Perempat Final Kejuaraan Asia 2022

"Ini angka yang besar sekali. Jangan sampai, sekali lagi, angka yang sangat besar sekali ini dibelanjakan untuk barang-barang impor sehingga produksi dalam negeri tidak berkembang meningkat," tuturnya.

Di saat yang bersamaan, Presiden meminta disiapkannya kapasitas produksi nasional dan membuat kebijakan yang berpihak bagi industri substitusi impor yang memproduksi kebutuhan dalam negeri.

"Misalnya jagung masih impor, tanam jagung. Kenapa? Menanam jagung di mana pun juga tumbuh, kenapa masih impor? Kedelai kita juga masih impor, padahal banyak daerah yang sesuai untuk penanaman kedelai, lakukan ini," ungkap Presiden.

"Kemudian, beri pendampingan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) sehingga bisa naik kelas untuk memenuhi standar-standar global, standar-standar internasional," ujanya pula.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Belum Maksimal, Menhub Imbau Berbagai Kalangan Beri Fasilitas Bus Mudik Gratis 

Sebelumnya Kepala Negara memberikan gambaran tentang kondisi dunia saat ini yang masih dihadapkan pada situasi ekonomi dan politik yang tidak mudah dan penuh dengan ketidakpastian. Ketika pandemi belum sepenuhnya berakhir, terjadi gangguan supply chain yang dampaknya ke mana-mana.

Kemudian, dunia dihantam perang Rusia-Ukraina yang memunculkan krisis energi dan krisis pangan, dan akhirnya inflasi global meningkat tajam dan pertumbuhan ekonomi global juga mengalami perlambatan.

Untuk itu, Presiden Jokowi mendorong semua pihak untuk terus waspada dan mengambil langkah antisipatif apabila situasi tersebut masih terus berlanjut.

Baca Juga: Bertemu Gibran Di Loji Gandrung, Sahroni Sebut Di Luar Ekspektasi

“Semua kita harus memiliki sense of crisis, jangan seperti biasanya, jangan business as usual, hati-hati. Sense of crisis harus ada di kita semuanya. Sehingga kita harus ada perencanaan yang baik harus ada skenario yang pas dalam menghadapi situasi yang tidak pasti ini,” kata Presiden.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat