: Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Sidang Ke-144 Assembly of The Inter-Parliamentary Union (IPU) and Related Meetings yang digelar di Mangupura Hall, Bali Internasional Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Bali, Minggu (20/3/2022).
Dalam sambutannya, pada acara bertajuk “Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change” tersebut, Presiden menyebut bahwa tantangan yang dihadapi dunia saat ini tidaklah makin mudah, antara lain disrupsi teknologi, regulasi yang kalah cepat dari perubahan teknologinya itu sendiri, hingga inflasi.
"Tetapi, juga jangan melupakan bahwa kita menghadapi sebuah hal yang mengerikan kalau kita tidak berani memobilisasi kebijakan-kebijakan, baik itu di parlemen maupun di pemerintah, yaitu adalah perubahan iklim," ungkap Presiden.
Baca Juga: Penting, Membangun Ketahanan Kesehatan Sekaligus Ekonomi Sektor Pangan Dan Energi
"Hal yang sering kita lakukan, sering kita bicarakan, sering diputuskan di dalam pertemuan-pertemuan global, tetapi aksi lapangannya belum kelihatan," ujarnya dalam tayangan video di YouTube Sekretariat Presiden.
Berikut pidato lengkap Presiden Jokowi pada Pembukaan Sidang Majelis Uni Antar-Parlemen (IPU) Ke-144 dan Sidang Terkait Lainnya, di Bali International Convention Centre (BICC), Kabupaten Badung, Bali, 20 Maret 2022
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat malam,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati Ketua DPR RI beserta seluruh Pimpinan DPR RI yang hadir;
Yang saya hormati Ketua Mahkamah Konstitusi;
Yang Mulia para Ketua Parlemen anggota IPU;
Yang Mulia Presiden IPU Mr Duarte Pacheco, delegasi negara-negara anggota IPU, para Duta Besar negara-negara sahabat, Gubernur Bali;
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.
Baca Juga: KUR Goes To Campus Dorong Mahasiswa Jadi Entrepreneur Tangguh
Tantangan yang dihadapi global ke depan tidak semakin mudah, tetapi kelihatannya semakin sulit. Awal-awal kita selalu berbicara masalah disrupsi teknologi karena adanya revolusi industri 4.0. Kemudian regulasinya yang selalu terlambat mengikuti kecepatan perubahan teknologi. Satu masalah belum selesai, muncul masalah yang kedua, yaitu pandemi Covid-19 yang juga mendisrupsi semua hal yang sebelumnya tidak pernah kita kira. Dan sekarang kita rasakan langkanya energi, kenaikan harga pangan, kemudian kelangkaan kontainer dalam mengirim logistik yang ada, dan terjadinya kenaikan inflasi hampir di semua negara sehingga rakyat kesulitan dalam menjangkau harga-harga yang naik.