unescoworldheritagesites.com

Demi Investasi Partai, Parpol Disarankan Subsidi Caleg Berkemampuan Otodidak - News

Direktur Politik dan Kebijakan Publik (M16) NTB Bambang Mei Finarwanto. (Suara Karya/Ist)

 

 Tahun politik saat ini banyak sekali muncul figur muda potensial yang berani mencalonkan diri sebagai Caleg DPRD kabupaten/kota, provinsi, DPR RI bahkan DPD. Banyak figur-figur muda yang memiliki kapastitas intelektual dan otodidak yang melebihi orang pada umumnya meyakini diri maju bersaing dalam kontestasi politik.

Ini menjadi investasi sosial terhadap partai yang dapat berguna untuk menelurkan figir baru yang memiliki kapasitas intelektual yang dapat memajukan partai ke depannya.

Direktur Politik dan Kebijakan Publik (M16) NTB Bambang Mei Finarwanto menilai caleg muda potensial tersebut banyak yang berbakat secara intelektual dan bahkan otodidak, namun sayang caleg muda potensial tersebut tidak memiliki logistik yang cukup untuk maju bersaing dalam kontestasi pemilu.

 

Baca Juga: Pakar Hukum Desak Kejaksaan Agung Jatuhkan Sanksi ke Parpol Jika Terbukti Terima Uang Korupsi

“Di sini sebenarnya kelemahan dari para caleg potensial itu. Investasi sosial pasti punya, misalnya dia ahli di bidang teknologi pertanian pasti dia sudah turun ke lapangan mengaplikasikan keilmuan itu atau paling tidak punya networking dengan yang ahli di bidang itu,” kata Didu sapaan akrabnya, Rabu (23/5/2023).

 

Baca Juga: Pertemuan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Parpol, Airlangga: Bahas Perekonomian dan Isu Stunting

Banyak figur yang ahli di bidang ilmu terapan dan lainnya yang maju bersaing dalam kontestasi politik tetapi tidak memiliki “bekal” yang memadai untuk logistik pemilu, sehingga Didu menyarankan agar partai dapat memberikan mereka subsidi untuk maju.

“Partai harus berani mengeluarkan subsidi cost politik untuk caleg-caleg yang memiliki kapastitas intelektual, karena itu menjadi investasi politik ke depannya. Pasti figur itu ketika lolos dapat berbuat banyak untuk partai sekaligus membesarkan partai,” kata Didu.

Jika partai tidak berani untuk mengeluarkan subsidi, maka berpotensi caleg-caleg intelektual tersebut akan bersikap apolitik atau menganggap politik bukan menjadi dunia mereka, sehingga berdampak terhadap parpol akan kesulitan mencari generasi yang dapat membesarkan partai di kedepannya.

“Mereka memiliki kapasitas tapi tidak didukung dengan subsidi partai, maka pasti mereka akan bersikap apolitik dan mematikan generasi emas untuk parpol ke depannya, akan kesulitan mencari figur berkapasitas,” kata Didu.

Didu menyarankan agar partai-partai saat ini harus proaktif mencari figur seperti itu dan berani berinvestasi dengan mengeluarkan subsidi untuk logistik para caleg potensial.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat