unescoworldheritagesites.com

Yuk Sukses Belajar Online dengan Literasi Digital, Seperti Apa? - News

Diskusi bertema “Sukses Belajar Online dengan Literasi Digital” diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemonkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia.  (istimewa )

: Perkembangan teknologi informasi di dunia terus berkembang secara masif. Pengguna Internet Indonesia mencapai 202 juta pengguna. Perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas.


Masyarakat semakin nyaman dan percaya dalam melakukan aktivitas keuangan digital yang selama ini dianggap berisiko tinggi. Namun, di sisi lain tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun. Diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital.

Ari Ujianto, penggiat advokasi sosial/fasilitator komunitas mengatakan diperlukan sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman. Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan jejak digital. "Jejak digital yaitu Kumpulan jejak data yang terdokumentasi secara digital pada perangkat komputer atau lainnya,” jelas Ari dalam diskusi bertema “Sukses Belajar Online dengan Literasi Digital” yang diselenggarakan secara daring oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemonkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia, Selasa (4/4/2023).

Baca Juga: Kembangkan Terus Teknologi Digital, Bank Jatim Borong Tiga Penghargaan

Karena itu, lanjut Staf Pengembangan Kapasitas JALA PRT ini, jejak digital terkait dengan keamanan data pribadi. Kata dia, jika kata kunci berhasil dibobol maka data pribadi tidak aman.
“Ketika berhasil dibobol maka akun kita bisa digunakan untuk hal-hal yang negatif seperti menyebarkan hoax, menipu, memfitnah, posting konten pornografi, membuat akun pinjaman online, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan jejak digital kita buruk,” tuturnya.

Kata dia, data pribadi harus dilindungi. Jangan semua hal dijadikan konten. “Semua demi konten. Perlu dipikirkan ulang, karena bisa berdampak negatif pada diri kita sendiri. Apalagi hal-hal yang privasi dan data pribadi,” ujarnya.

Baca Juga: Pengamat : Generasi Muda Jangan Menjadi ‘Homodigital’, Jangan Diperbudak Media Digital

Ari memberikan tips melindungi data pribadi. Pertama, pastikan keamanan dari gawai dan media digital yang kita punya, termasuk media sosial (medsos) dan aplikais perpesanan menggunakan password yang kuat dan pastikan mengaktifkan 2FA (Two-Factor Authentication).

“Selain itu, selalu waspada akan tautan tak dikenal, jangan buka file atau tautan yang tidak dikenal yang dikirimkan lewat email, media sosial atau aplikasi chatting,” sarannya.

Ari juga menyarankan agar tidak merespon panggilan telepon dan pesan yang ujungnya meminta data pribadi atau password/PIN.

Tips lainnya, hindari berbagi data pribadi, pahami dan pastikan pengaturan privasi di setiap akun platform digital, selalu lakukan pembaruan perangkat lunak yang digunakan dalam gawai, dan hindari memasukkan data pribadi yang penting saat berinteraksi dalam paltform digital dengan menggunakan Wifi gratis di tempat publik.

Ari menegaskan, tidak ada yang aman 100% di dunia digital. Yang bisa kita lakukan adalah mengurangi risiko sedapat mungkin. “Jangan membuat konten dengan tujuan viral padahal bisa membuat data pribadi tidak aman dan rekam jejak digital menjadi negatif. Hati-hati dan ceras dengan jejak digital kita, karena akan berdampak pada masa depan,” pungkasnya.

Pembicara lainnya, Dr Novia Kurnia, staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta mengatakan salah satu kendala dalam menerapkan belajar online karena peserta mengalami kesulitan menggunakan platform belajar daring.

“Peserta belajar online tidak mengetahui cara penggunaan atau optimalisasi platform belajar daring. Maka perlu peningkatan kecakapan dalam menggunakan platform belajar daring,” kata Novia Kurnia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat