unescoworldheritagesites.com

Lewat Smart Farming, Kementan Cegah Krisis Pangan - News

Kegiatan Smart Farming Kementan (Ist)

: Krisis pangan menjadi ancaman serius untuk pertanian. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Pertanian mengembangkan Smart Farming.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan komitmennya dalam memantapkan kemandirian pangan demi meningkatkan kesejahteraan petani. Serta, mengantisipasi krisis pangan global yang saat ini sedang melanda dunia.

Mentan mengajak semua pihak bersama berkontribusi terhadap upaya pencapaian ketahanan pangan.

Baca Juga: Deklarasikan Kebijakan Penghimpunan Royalty Satu Pintu, LMKN Cetak Sejarah Baru: Bersatu Dan Pasti

Baca Juga: Polda Metro Jaya Tunjuk Psikolog Dampingi Istri Kadiv Propam

“Pertanian modern harus diperkuat, langkah extra ordinary harus dilakukan. Smart farming, pemanfaatan inovasi teknologi di era Revolusi Industri 4.0 seperti pemanfaatan Internet of Things (IoT), Drone, Robot Construction, Artificial Intelegent (AI),” tutur Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan kunci keberhasilan pembangunan pertanian itu diawali dari kebangkitan SDM.

"Jika ingin mengembangkan pertanian, yang harus dibenahi adalah sumber daya manusianya. Karena, Sumber daya manusia adalah faktor utama dalam peningkatan produktivitas pertanian," kata Dedi.

Kepala BPP Lampung, Abdul Roni Angkat, menyampaikan bahwa BPP Lampung sebagai salah satu UPT vertikal Kementan siap mendukung Gerakan cegah krisis pangan melalui penyelenggaraan Pelatihan Smart Farming dengan konsep Low Cost.

Kegiatan dilaksanakan untuk 40 orang guru dan teknisi yang berasal dari SMKPP Negeri Sembawa Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Pelatihan diselenggarakan selama 4 hari, 12-15 Juli 2022, dengan menghadirkan langsung Tim Smart Farming BPP Lampung sebagai narasumber.

"Peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini karena mempelajari sesuatu yang baru mulai dari pengenalan dan perakitan modul sensor Smart Farming sampai dengan pemasangan modul sensor di lahan praktik SMKPP Negeri Sembawa," tutur Abdul Roni.

Pemasangan modul sensor Smart Farming dilakukan di beberapa lokasi, yakni di lahan cabai (open field), screen hidroponik, dan pembibitan anggrek.

Abdul Roni optimis pelatihan smart farming yang diberikan untuk guru dan tim teknis ini akan menjadi role model atau percontohan bagi lembaga pelatihan ke depan untuk melaksanakan pelatihan yang berbasis modernisasi teknologi pertanian untuk mencegah berbagai isu global terutama ancaman krisis pangan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat