: Tokocrypto mulai merambah Kota Solo dengan membuka T-Hub, untuk memperluas literasi dan adopsi blockchain dan aset kripto. T-Hub di Kota Solo menjadi yang ketiga setelah di Jakarta dan Bali.
Kehadiran T-Hub di Kota Solo juga diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi digital. Kota Solo juga dinilai memiliki potensi yang cukup tinggi untuk transaksi kripto dari kalangan generasi muda.
Menurut Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga disela-sela peresmian T-Hub Solo, prospek investasi kripto di Indonesia luar biasa. Saat ini jumlah investor kripto sudah mencapai lebih dari 15 juta pelanggan.
"Jumlah ini luar biasa bahkan melebihi dari invstor bursa efek. Ini menandakan antusiame ada karena adanya kepercayaan dari masyarakat," jelasnya.
Transaksi kripto juga semakin meningkat, di tahun 2020 hanya tercatat sebesar Rp64.9 triliun. Tetapi tahun 2021 melesat hingga Rp859 triliun . Sedangkan di tahun 2022 hingga bulan Juli transaksi aset kripto mencapai Rp212 triliun. Meskipun di tengah tren global yang mengalami dinamika.
"Ini membuktikan sudah ada kepercayaan pada masyarakat terhadap investasi kripto. Tugas kita, memberikan literasi kepada publik. Supaya masyarakat bisa berinvestasi dengan baik, dengan pilihan yang rasional," jelasnya lagi.
Wamendag juga menegaskan kripto bukan merupakan alat pembayaran tetapi komoditas. Sehingga ada regulasi yang diatur Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) di bawah Kementerian Perdagangan. Kripto berbeda dengan robot trading maupun binomo.
"Saat ini ada 383 jenis kripto yang diakui Kemendag di bawah Bappeti. Sebanyak 10 diantaranya adalah token lokal, memang masih kecil. Untuk itu kami mendorong melalui T-Hub di Solo ini, generasi muda bisa menciptakan token lokal yang tentu saja disesuaikan dengan regulasi Bappeti," paparnya.
Sementara itu, COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan meskipun Kota Solo tidak termasuk top five kota dengan transaksi terbesar tetapi potensinya sangat luar biasa.
Baca Juga: Waduh! Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka Terpapar Covid-19 Ketiga Kalinya
"Perkembangan digital di Kota Solo sangat progresif sehingga perlu adanya kehadiran edukasi yang lebih maksimal. Kami menghadirkan T-Hub tidak hanya melihat seberapa besar pengguna tetapi juga seberapa besar potensinya," kata Manda.