unescoworldheritagesites.com

Rapimnas HIMKI 2022, Pemanfaatan dan Optimalisasi Emerging Market   - News

Rapimnas HIMKI 2022.

 
 
: Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur pada Rapimnas HIMKI 2022 menyatakan, industri mebel dan kerajinan yang paling terdampak, akibat belum pulihnya pandemik Covid 19 dan invasi Rusia ke Ukraina. 
 
Dalam Rapimnas HIMKI 2022 itu, dia menyebutkan, dua hal di atas menyebabkan, ekspor mebel dan kerajinan nasional tahun 2022 mengalami penurunan sebesar -3,7 persen dari tahun 2021, menjadi sekitar USD 3,38 miliar. 
 
Ekspor tahun 2021 sebesar USD 3,47 miliar  atau naik 27,23 persen dari tahun sebelumnya. Ekspor tahun 2021 adalah pertumbuhan tertinggi selama 10 tahun terakhir. Rapimnas HIMKI 2022 digelar, di Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/12/2022). 
 
 
Sobur mengemukakan, pertumbuhan global diperkirakan melambat dari 6,0 persen pada 2021 menjadi 3,2 persen di 2022 dan sebesar 2,7 persen di 2023. 
 
Di sisi lain, lanjutnya, inflasi global diperkirakan akan meningkat dari 4,7 persen pada 2021 menjadi 8,8 persen di tahun 2022. Tapi, menurun menjadi 6,5 persen di tahun 2023 dan menjadi 4,1 persen pada tahun 2024.  
 
Sobur menyatakan, saat ini risiko ekonomi bergeser ke gejolak ekonomi global, sebab meningkatnya inflasi global. Akibat supply disruption karena pandemi dan perang Rusia-Ukraina yang berpengaruh negatif, terhadap pemintaan produk furniture dan kerajinan.
 
 
Terutama, di pasar tradisional  Amerika Serikat, Eropa, dan di sebagian negara maju lainnya. Melemahnya kondisi ekonomi, inflasi tinggi, angka pengangguran meningkat di waktu bersamaan dalam periode tertentu, menandakan stagflasi ekonomi sedang terjadi. 
 
Orientasi belanja kebutuhan masyarakat dunia juga berubah, lebih ke arah kebutuhan esensial atau kebutuhan primer.
 
"Mereka mengurangi belanja produk sekunder dan tersier. Seperti kebutuhan peralatan rumah tangga termasuk mebel dan kerajinan," ujarnya. 
 
Situasi ini menyebabkan market shock di industri mebel dan kerajinan, ujung-ujungnya terjadi penundaan. Bahkan, pembatalan order oleh buyer terutama dari Amerika dan Eropa. 
 
 
Walau begitu, ujar Sobur, sektor industri mebel dan kerajinan nasional masih menunjukan pertumbuhan yang cukup baik. Bahkan, secara total tahun 2021 ekspor mengalami lonjakan yang signifikan (27,23 persen), terutama dari AS.  
 
Pertumbuhan itu berasal dari naiknya permintaan AS, yang merupakan pengaruh positif dari kebijakan stimulus fiskal dari Pemerintah AS. Yang mendorong meningkatnya pendapatan rumah tangga dan mendukung pengeluaran yang berkelanjutan untuk semua barang, termasuk barang impor. 
 
Selain itu, kurangnya pasokan mebel dari Tiongkok dampak Trade War memaksa AS melakukan shifting order ke negara di luar Tiongkok. Di antaranya Vietnam, Meksiko, Kanada, Malaysia, Taiwan, termasuk Indonesia. 
 
 
Rapimnas HIMKI 2022, secara khusus juga membahas mengenai makin menurunnya permintaan pasar tradisional. Karenanya, dalam pertemuan itu disusun strategi dalam memitigasi dan mengantisipasi, jika situasi makin memburuk dengan mengambil tema 'Pemanfaatan dan Optimalisasi Emerging Market'. 
 
Di Rapimnas ini, baik Kemenperin maupun Kemendag berkomitmen untuk membuka pasar-pasar baru. Di antaranya India dan Timur Tengah, yang memiliki potensi sangat besar untuk produk mebel dan kerajinan nasional. 
 
Sementata itu, Sekjen HIMKI  Heru Prasetyo menjelaskan, Rapimnas HIMKI bertujuan untuk melakukan Evaluasi Kinerja Industri Mebel dan Kerajinan Nasional Tahun 2022 dan merumuskan Program Kerja HIMKI Tahun 2023.  
 
 
Peserta Rapimnas terdiri dari Pengurus HIMKI; Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pembina, dan Dewan Pakar. Di saat side event Rapimnas, hadir juga para stakeholder industri mebel dan kerajinan yang berasal dari Kementerian/Lembaga, BUMN, Lembaga/Asosiasi/ Perusahaan mitra HIMKI. 
 
Selain melaksanakan amanat ART HIMKI, Rapimnas juga  bertujuan untuk membahas situasi dampak perekonomian global. Yang berdampak langsung terhadap kelancaran produksi industri mebel dan kerajinan nasional. 
 
Sekaligus, membahas langkah dalam mitigasi dan antisipasi apabila situasi perekonomian makin memburuk. Termasuk, mencari alternatif pasar baru (emerging market) yang dinilai relatif masih stabil.*** 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat