unescoworldheritagesites.com

Kunjungi PT SIER, Dubes RI untuk Tunisia Sebut Orang Tunisia Bangga Impor Barang dari Indonesia - News

  Dubes Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi saat berbincang dengan Dirut PT SIER, Didik Prasetiyono

: PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) terus melakukan ekspansi bisnis dengan menggaet berbagai investor luar negeri. Kali ini, pengelola kawasan industri di Jawa Timur itu sedang berusaha menjalin kerjasama investasi dengan Tunisia.

Gagasan itu terungkap saat Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi, yang dikemas dalam bincang santai SIER Podcast, Surabaya, Kamis (9/2/2023).

"Kami sebagai pengelola kawasan industri ingin menambah daya saing agar investor dari Tunisia. Bagaimana karakter investasi dan perdagangan yang sebetulnya diinginkan Tunisia,” tanya Didik yang sekaligus menjadi pemandu acara tersebut.

Baca Juga: KAI Daop 8 Surabaya Lakukan Penertiban Aset Miliknya di Bubutan Surabaya

Zuhairi Misrawi kemudian menjelaskan tentang Tunisia yang selama ini dikenal dengan kurma dan zaitunnya. "Jika ingin membuka kawasan industri, maka yang terkait dengan kurma ini sangat potensial," ujarnya.

Zuhairi Misrawi yang akrab dipanggil Gus Mis ini juga menjelaskan tentang minyak zaitun yang biasa digunakan untuk kecantikan dan makanan. Kalau industri ini dibangun, dia meyakini investor Tunisia akan tertarik.

Dia bahkan menyebut ada salah satu pelaku besar komoditas kurma yang ingin membuka pabrik. Dan Indonesia saat ini telah memberi kemudahan kepada investasi internasional.

Baca Juga: Lirik Lagu Kalih Welasku Karya Denny Caknan yang Sedang Viral

“Maka KBRI saat ini bisa dijadikan sebagai pusat peningkatan investasi, peningkatan ekspor dan yang penting adalah bagaimana mengenalkan Indonesia ke dunia. Sekarang sudah banyak yang bertanya apa yang bsia dibeli dari Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, keterbukaan Tunisia terhadap Indonesia dimulai dari upaya KBRI untuk kembali mengingatkan sejarah kemerdekaan Tunisia yang mendapatkan dukungan penuh Presiden Soekarno dengan dibukanya kantor Tunisia di Menteng Jakarta pada tahun 1952 sebagai persiapan kemerdekaan Tunisia.

Peran Indonesia terhadap kemerdekaan Tunisia membuat bangga berbisnis dengan Indonesaia. Orang Tunisia banyak mengimpor produk Indonesia. Bahkan nilai ekpor yang dulu kalah dengan Malaysia dan Vietnam, kini sudah jauh di atas mereka.

Baca Juga: Lirik Lagu Sial 'Puas Kau Curangi Aku' yang Dipopulerkan Mahalini

Beragam produk seperti CPO, furniture, bahan kimia, kaca, ban, mobil diimpor dari Indonesia. "Artinya bahwa sejarah peran Indonesia, dimana peran geopolitik Bung Karno dalam kemerdekaan negara maghribi, seperti Al-Jazair, Maroko, Tunisia, ternyata bisa dijadikan kekuaatan untuk meningkatkan ekspor kita ke luar negeri,” ujarnya.

Gus Mis sendiri mengaku saya suka berbelanja ke pasar, karena saya ingin tahu apa yang bisa diperbuat Indonesia. Potensi yang bisa dieksplor, termasuk dari sektor pertanian. Karena Bung Karno dulu berpesan, kita harus berpihak kepada ekonomi kerakyatan,” tegasnya.

Belakangan, nilai ekspor Indonesia pada tahun 2022 bisa menyentuh angka US$ 200 juta, yang merupakan pencapaian luar biasa dibanding tahun-tahun sebelumnya. Zuhairi juga berharap, produk UMKM Indonesia juga bakal bisa masuk ke berbagai gerai ritel modern yang ada di sana.

Baca Juga: Lirik Sholawat Ya Habibi Ya Syafii Ya Rasulullah by Maher Zain

Langkah ini juga seiring dengaan kembali dibahasnya Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) dan ditargetkan untuk dilakukan penandatanganan pada tahun ini. “IT-PTA ini dalam rangka membuka kerjasama yang awalnya berorientasi Eropa pada orientasi Asia atau bahkan orientasi Indonesia. Karena saya yakin jika perjanjian ini ditandatangani akan meningkatkan ekspor kita berkali lipat,” ujarnya lagi.

Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono berterima kasih kepada Dubes RI untuk Tunisia, yang telah menyempatkan diri berkunjung ke SIER dan berdiskusi tentang peluang yang bisa dimasuki pengusaha Indonesia ke Tunisia.

“Diskusinya sangat menarik. Termasuk bagaimana potensi bisnis kawasan industri yang besar di Tunisia yang belum tergarap. Tentu ini informasi yang sangat berharga buat kami, yang menjalankan bisnis kawasan industri,” ujarnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat