unescoworldheritagesites.com

JPU Jiwasraya Arogan Halangi Nasabah WanaArtha Sampaikan Keberatan Sita - News

Curahan hati Pemegang Polis WanaArtha, Dewi Soegeng Sarjadi dalam sosmednya atas penyitaan rekening WanaArtha yabg berakibat penderitaan ratusan santri, yatim, anak petani miskin, dhuafa dan marbot masjid di Bogor dan Sukabumi yang Dewi kelola dan bina. Juga foto salah satu yatim anak petani miskin yang berhasil studi di luar negeri atas bantuannya dari hasil nilai manfaat polis WanaArtha dan foto insiden halauan staf jaksa dan JPU kepada nasabah WanaArtha yang akan menyampaikan keberatan sita WanaArtha kepada Majelis Hakim agar menjadikan dasar pertimbangan utama memutuskan secara adil dan berperikemanusiaan

JAKARTA: Jaksa Penuntut Umum (JPU) kasus Jiwasraya terlihat sangat arogan sewaktu melarang Pemegang Polisi atau nasabah WanaArtha berbicara kepada majelis hakim.

Padahal, majelis hakim mempersilakan PP WanaArtha menyampaikan keberatannya.

"Kalau mau menyampaikan sesuatu ikut aturan," kata seorang JPU berbaju putih sambil mendorong salah seorang PP WanaArtha, Samsuga Sofyan. Tak terima diperlakukan semena-mena, Samsuga meminta pengertian JPU agar memberi kesempatan mereka berbicara.

"Bapak kok seolah-olah melarang kita bicara. Padahal, hakim saja memberikan kesempatan kepada kita berbicara," ujarnya.

Melihat Samsuga memprotes dua petugas yang mengawal JPU yang terindikasi sangat kentara ingin menghalangi aspirasi nasabah WanaArtha yang hadir pada sidang tersebut, JPU yang tak lagi menggunakan baju persidangan maju mendekati Sofyan. JPU meminta menyudahi protes nasabah karena dianggap sidang sudah selesai ditutup karena telah diketuk palu oleh Ketua Majelis Hakim, Rosmina.

Kontan saja karena rekan sesama korban didesak untuk mundur dan mengurungkan aksi ubtuk menyampaikan keberatan sita, salah satu Pemegang Polis, Yohen sambil mendorong kursi roda sesana nasabah meminta JPU menghormati aspirasi dan keberatan korban yang dijamin Undang-undang sebagai pemilik sah polis WanaArtha.

"Ngomong baik-baik, gak perlu nunjuk-nunjuk, kami" kata Yohen sengit.

Cek-cok antara JPU dan nasabah WanaArtha menyulut kemarahan pewarta yang juga tengah meliput jalannya persidangan. Pasalnya, JPU dipandang sangat arogan.

"Kenapa bapak marah-marah, toh Majelis Hakim mempersilakan mereka berbicara," kata seorang jurnalis radio yang sering meliput di PN Jakpus ketus.

JPU berkemeja putih pun tetap ngotot meminta nasabah WanaArtha keluar dari persidangan.

"Kalau mau menyampaikan sesuatu kebagian PTSP saja," ucapnya.

Ketegangan berakhir ketika salah seorang JPU yang masih menggunakan baju persidangan meminta kedua belah pihak tidak melanjutkan pertikaian berkepanjangan***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat