: Sebagai upaya penyebarluasan informasi arsip Konferensi Asia Afrika dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Nonblok serta membangkitkan kembali semangat Bandung Spirit pada era globalisasi, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan konferensi internasional bertema “Bandung- Belgrade-Havana in Global History and Perspective: “What Dreams, What Challenges, What Projects, for a Global Future” (Bandung-Beograd-Havana dalam Kerangka Sejarah dan Pemikiran Global: Impian, Tantangan dan Perencanaan Masa Depan).
ANRI bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran, Universitas Airlangga, Universitas Udayana, Bandung Spirit Scholarsa dan Social Movement Activists.
![Foto: Humas ANRI](https://assets.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x0/webp/photo/2022/11/07/3889645137.jpg)
Kerja sama dilakukan karena konferensi internasional tersebut dilaksanakan secara berseri di kota Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Adapun helatan pertama dilaksanakan di Jakarta dengan ANRI sebagai tuan rumah.
Baca Juga: ANRI Tuan Rumah Penyelenggaraan SARBICA 22nd General Conference
Pada pembukaan acara, Kepala ANRI, Imam Gunarto dalam sambutannya menyampaikan, eksistensi Indonesia dalam helatan momen penting berskala internasional ini tak lepas atas peran Indonesia pada masa lalu, seperti pada saat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang dilanjutkan dengan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Nonblok. Oleh karenanya, penyelenggaraan konferensi masih sangat relevan dengan kondisi saat ini.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Annas yang menyebutkan bahwa semangat Dasa Sila Bandung menjadi modal bagi bangsa di Asia dan Afrika untuk saling bekerja sama dengan tetap menghormati kedaulatan masing-masing.
Semangat yang sama pula mendorong pemimpin bangsa untuk mencetuskan Gerakan Nonblok yang membawa anggotanya untuk tidak larut dalam konflik negara-negara besar.
Baca Juga: Menteri PANRB Lantik Imam Gunarto Sebagai Kepala ANRI
Sementara itu, Inisiator dan Koordinator Konferensi Bandung-Belgrade-Havana, Darwis Khudori dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini didasarkan untuk mengingat dan menunjukkan pada dunia terkait pertemuan di 3 (tiga) kota yang bermakna penting bagi perdamaian, yakni Bandung, Belgrade (Beograd), dan Havana. Selain itu, konferensi ini juga sebagai community based conference dengan beragam ide dan pandangan dari seluruh peserta berbagai dunia.
Penyelenggaraan konferensi ini juga tidak terlepas dari peran pentignya arsip. Duta Arsip, Rieke Dyah Pitaloka menyampaikan bahwa arsip Bandung-Beograd-Havana menjadi petunjuk untuk membebaskan dunia dari ketertindasan, kebodohan, kemiskinan, ketimpangan, dan kehinaan. Rieke menyampaikan bahwa arsip membentangkan perjalanan peradaban dunia.
Baca Juga: ANRI Dan PNRI Sinergi Dalam Penyelenggaraan Kearsipan Dan Literasi
Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Soekarnoputri pun mengajak agar momen ini dapat saling menguatkan solidaritas antarbangsa.
Melalui Konferensi Bandung-Belgrade-Havana diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang
pentingnya menyelesaikan konflik tanpa melalui perang, bisa dengan musyawarah dan mufakat, mengedepankan solidaritas dan kerja sama bangsa-bangsa untuk meningkatkan kualitas kehidupan seluruh umat manusia.