: Sepuluh Roket dari berbagai negara untuk misi antariksa gagal meluncur di tahun 2022.
10 Roket gagal itu tidak saja berasal dari negara tertentu. Tapi roket-roket itu berasal dari sejumlah negara.
Misalnya seperti antariksa AS NASA. Juga beberapa roket milik negara lain plus institusi swasta harus merasakan nasib yang sama.
Baca Juga: Meraih Berkah Akhir Tahun Kilang Kasim Gelar Doa Bersama Tokoh Lintas Agama dan Santunan Anak Yatim
Bukan perkara mudah untuk terbang ke luar angkasa menggunakan roket. Rumitnya aspek teknis plus mahalnya biaya membuat misi tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati.
Satu masalah kecil saja bisa berakibat roket gagal meluncur ke luar angkasa. Dilansir Space, berikut sederet daftar kegagalan misi antariksa yang diderita pada 2022 dari seluruh dunia.
Roket Gagal Itu
1. Astra asal AS
Roket dua tahap LV0008 milik perusahaan AS, Astra gagal meluncur pada 10 Februari 2022. Semula, roket ini ditarget melucur dari Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.
Baca Juga: Stunting di Kabupaten Sorong Alami Penurunan Prevalensi 1 Persen
Para teknisi mendeteksi adanya masalah pada tiga menit setelah penerbangan. "Itu adalah pemisahan fairing dan pemisahan panggung," demikian diumumkan saat siaran langsung peluncuran tersebut.
Fairing tampak tidak terlepas hingga mesin tahap akhir pada roket menyala. Alhasil, dua kerucut pada bagian atas roket berputar tak terkendali. Pemandangan itu bisa dilihat dari kamera yang menempel di roket tersebut.
Kegagalan ini berarti juga kehilangan empat cubesat mini di misi ELaNa 41 untuk NASA.
2. iSpace dari China
iSpace gagal meluncurkan roket Hyperbola 1 miliknya pada 13 Mei lalu dari Jiuquan Satellite Launch Center. Itu merupakan kegagalan keempat dari iSpace setelah sebelumnya tiga kali gagal pada tahun 2021.
Baca Juga: Diduga Malpraktek, Seorang Pasien Berprofesi Bidan Sakit Kaki Kiri, Dioperasi Kaki Kanannya
Perusahaan yang berbasis di Beijing itu mengonfirmasi roket beserta muatannya telah hilang. Pada Oktober, pihak perusahaan mengonfirmasi, kegagalan muncul dari sistem kontrol roket. Tanpa kontrol arah terhadap roket, perintah menghanrcurkan diri sendiri pun diaktifkan.
3. Kegagalan Kedua Astra
Astra kembali mengalami kegagalan kedua pada tahun 2022, tepatnya pada 12 Juni. Kegagalan itu menghancurkan dua kubus NASA TROPICS pertama yang berguna untuk mempelajari badai.
"Kami memiliki penerbangan tahap pertama. Namun mesin tahap atas mati lebih awal dan kami tidak mengirimkan muatan kami ke orbit," kata Amanda Durk Frye manajer senior untuk tahap pertama dan produksi mesin Astra.
Ini adalah kegagalan kedua Astra dengan Rocket 3.3 yang mendorong perusahaan pada bulan Agustus membatalkan peluncur dan beralih ke sistem peluncuran generasi berikutnya yang disebut Rocket 4.
Kemajuan Sains di 2022: Misi DART, Pecahnya Misteri Aksi Seram Kuantum
Baca Juga: Zina Dengan Menantu Ibu Ini Malah Ancam Istri Selingkuhannya Yang Adalah Anaknya Sendiri
4. Kegagalan India
India meluncurkan roket baru bernama Small Satellite Launch Vehicle (SSLV) dari Satish Dhawan Space Center di pantai tenggara India pada 6 Agustus 2022, dengan penerbangan perdana berjalan baik untuk tahap awal.
Namun SSLV tak lama mengalami kendala pada tahap keempat. Terdapat masalah sensor yang berarti roket tahap atas gagal mengirimkan dua muatan satelitnya ke orbit yang dituju. Alhasil, SSLV tidak dapat digunakan.
"Satelit ditempatkan di orbit elips di tempat orbit melingkar," kata ketua misi peluncuran, Somanath. Ia menjelaskan peluncuran terjauh tembus setinggi 76 kilometer. Artinya atmosfer akan dengan sangat cepat menyeret mereka kembali ke Bumi.
5. Kegagalan Blue Origin
Perusahaan penerbangan dan antariksa milik Jeff Bezos, Blue Origin juga turut merasakan kegagalan peluncuran roket suborbital New Shepard.
Baca Juga: Suami Kurang Memahami, Rina Nose Pilih Akhiri Pernikahan
Sebelumnya, Blue Origin telah mendapat perhatian dengan penerbangan turis dari Situs Peluncuran Satu di Texas Barat. Blue Origin mengirim enam orang sekaligus ke Garis Karman (Karman Line) yakni batas antara atmosfer Bumi dan permulaan ruang angkasa, berjarak 100 kilometer di atas permukaan laut.
Pada bulan Agustus, roket tersebut mampu membawa misi wisata keenam. Tetapi dalam misi khusus sains pada 12 September, misi justru tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Terjadi masalah pada pendorong New Shepard sesaat sebelum misi mencapai ketinggian 9.000 meter. Namun sistem penyelamatan bekerja sesuai rencana usai mampu menerbangkan kapsul menjauh dan membiarkannya turun dengan aman ke Bumi dengan parasut.
Roket pun dikembalikan ke hangar, sementara FAA menyelidiki kegagalan tersebut.
6. Kegagalan Misi Firefly
Perusahaan penerbangan berbasis di Malaysia, Firefly melakukan upaya peluncuran kedua roket Alpha setinggi 29 meter pada 1 Oktober 2022.
Roket lepas landas dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg California dan berhasil memasukkan tiga satelit ke orbit rendah Bumi.
Baca Juga: Diduga Malpraktek, Seorang Pasien Berprofesi Bidan Sakit Kaki Kiri, Dioperasi Kaki Kanannya
Peluncuran tampaknya berjalan baik dan merupakan kebangkitan yang disambut baik. Itu setelah peluncuran pertama Firefly pada September 2021 berakhir dengan kegagalan ketika salah satu mesin tahap pertamanya mati sebelum waktunya.
Perusahaan telah menyatakan peluncuran sukses. Namun satelit yang dibawa roket itu sepertinya ditempatkan di orbit yang terlalu rendah daripada yang ditarget. Alhasil, satelit tersebut pun hancur.
Data dari U.S. Space Force's Space-Track menyebut tiga obyek yang berkaitan dengan peluncuran itu sudah masuk kembali ke atmosfer pada 5 Oktober.
7. Skyrora asal Skotlandia
Perusahaan rintisan (startup) asal Edinburgh,
Skotlandia, Skyrora adalah salah satu dari sejumlah startup peluncuran roket dari Eropa yang berencana mencapai orbit dan dengan meluncurkan kendaraan Skyrora XL-nya pada tahun 2023.
Namun perusahaan itu lebih dahulu meluncurkan roket suborbital dari pantai Islandia pada 8 Oktober lalu. Targetnya mencapai ketinggian 125 kilometer.
Sayangnya, roket yang dinamai Skylark L tidak mencapai ketinggian yang dituju. Roket akhirnya jatuh ke Laut Norwegia sekitar 500 meter dari lokasi pantai.
Upaya suborbital baru dapat dilakukan pada Q2 2023, menjelang peluncuran orbit yang direncanakan.
8. Roket Epsilon Jepang