: Bukan main-main, seorang gadis muda berumur belasan tahun angkat senjata melawan penjajah Belanda untuk membela tanah air.
Gadis berumur 17 tahun itu semestinya tinggal di rumah membantu ibunya mengerjakan kegiatan keluarga. Atau sedang di bangku sekolah.
Berbeda dengan perempuan muda Kampung Abubu di Pulau Nusa Laut Maluku Tengah itu justru memanggul sejata melawan penjajah Belanda.
Baca Juga: Putri Wapres Ma'ruf Amin Ajak Wanita Pelaku UMKM Lakukan Kolaboratif Kembangkan Usaha
Gadis itu adalah Martha Christina Tiahahu (17), perempuan kelahiran 4 Januari 1800 di Negeri Abubu Maluku Tengah, Maluku.
Artinya Martha Christina Tiahahu mengangkat senjata lawan Penjajah Belanda lebih dulu dibanding wanita pejuang lain di Indonesia.
Seperti. Cut Nyak Dien pahlawan Indonesia dari Aceh tahun 1896 hingga 1908.
Martha Christina Tiahahu, adalah anak seorang pejuang kemerdekaan dari Maluku yang bernama Kapitan Paulus Tiahahu.
Baca Juga: Tim Voli Makububui Taniwel Juara 2 Piala Rektor Unpatti Harumkan nama SBB dan Seram Umumnya
Ayah Martha Christina Tiahahu itu ternyata membantu Kapitan Pattimura Thomas Matulessy untuk berperang melawan Belanda tahun 1817.
Kapitan Paulus Tiahahu ditahan Pemerintah Belanda karena teridentifikasi membantu perjuangan Kapitan Thomas Matulessy.
Karena itu Martha Christina berjuang untuk membebaskan ayahnya. Serta sejumlah warga yang ditawan Belanda karena membantu Thomas Matulessy.
Martha Christina Tiahahu anak masih sangat muda itu merupakan nama yang masyhur.
Ia terkenal dalam sejarah perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan 5 Ruas Jalan Daerah di Gorontalo
Putri asal pulau Nusalaut Maluku Tengah itu adalah seorang pahlawan wanita pemberani.
Ia menjadi salah satu simbol perjuangan rakyat Maluku melawan kekuasaan kolonial Belanda pada abad ke-19.
Martha Christina Tiahahu akhirnya meninggal di laut Banda karena sakit dan menolak minum obat.
Dia (Martha Christina Tiahahu) meninggal tepat tanggal 2 Januari 1818.
Baca Juga: Operasional SPKLU PLN Rute Jawa - Bali Diapresiasi Pengguna Kendaraan Listrik
Perempuan muda berhati mulia itu, Martha Christina Tiahahu berjuang untuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati.
Ia tidak berdaya dan meneruskan gerilyanya di hutan. Tetapi akhirnya tertangkap dan hendak diasingkan ke Pulau Jawa.
Saat itulah wanita berhati mulia itu jatuh sakit, namun ia menolak diobati oleh orang Belanda.
Martha Christina Tiahahu adalah Pahlawan Nasional perempuan pertama di Indonesia yang gugur di medan perang.
Baca Juga: Kagum Keterampilan Bocah Mengendarai Motor, Pria asal Solo ini Ajukan Uji Materi ke MK Terkait Syarat Usia Punya SIM
Ia ditangkap saat bertempur melawan Belanda demi mempertahankan tanah Maluku yang kaya akan hasil bumi ketika itu.
Keteladanan seorang Christina Martha Tiahahu juga menunjukkan bahwa perempuan Maluku tidak bisa dipandang remeh.
Perempuan Maluku baik sebagai individu dan sebagai warga negara maupun sebagai sumber insan pembangunan, mempunyai hak dan kewajiban.
Baca Juga: Pendaftaran Calon Rektor UNS Dibuka 2 Mei, Terbuka Untuk Dosen dari 20 PTNBH
Serta kesempatan yang sama dengan kaum pria di berbagai bidang pembangunan.
Karena keberaniannya, membuat sosok perempuan Maluku berkulit hitam manis itu, Martha Christina Tiahahu dijuluki sebagai Srikandi dari Tanah Maluku. ***