unescoworldheritagesites.com

Awas - Demam Keong Serang Warga Poso dan Sigi Sulawesi Tengah - News

Awas -  Demam Keong Serang Warga Poso dan Sigi Sulawesi Tengah  (Istimewa)


: Kementerian Kesehatan RI mengumumkan bahwa  wabah Demam Keong
 menyerang warga Poso dan Sigi Sulawesi Tengah saat ini.

 Untungnya wabah Demam Keong di daerah ini  cepat  terpantau.  Dan kini  sudah ditangani pihak kesehatan setempat.

 Penyakit tropis terabaikan ini memang baru ditemukan di Sulteng dan kini menjadi perhatian pemerintah.

Baca Juga: Kerusuhan Wamena 10 Orang Tewas 18 Aparat Luka

Hal tersebut diungkap oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu pada Selasa  pekan lalu. Ketika membahas masalah ini.

 Kemenkes pun berharap agar demam keong bisa hilang pada tahun 2030 mendatang.

Fakta seputar demam keong, termasuk gejala dan mengatasinya berikut ini.

Apa itu demam keong

Penyebab demam keong atau schistosomiasis adalah cacing parasit yang disebarkan oleh siput air tawar.

Penyakit ini dapat menyerang jika ada cacing schistosomiasis menembus kulit. Yaitu ketika pasien melakukan kontak dengan air yang sudah terkontaminasi.

Baca Juga: Penanaman Serentak Kampung Klayas bersama PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim

Kontaminasi itu nantinya menyebar ke organ tubuh khususnya hati lewat pembuluh darah.

Di dalam tubuh, larva berkembang menjadi cacing dewasa dan pasien schistosomiasis bisa mencemari sumber air tawar. Dengan feses atau urine yang mengandung telur parasit.


Karakter

Schistosomiasis atau demam keong adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing. Jenis cacing yang dimaksud adalah cacing darah bentuknya pipih yang termasuk dalam genus Schistosoma.

Dalam kasus schistosomiasis, cacing ditemukan dalam siput dan kemudian dilepaskan ke dalam air. Jika kulit manusia bersentuhan dengan air yang terkontaminasi, parasit dapat berpindah ke dalam tubuh dan hidup di sana selama bertahun-tahun.

Dikutip dari Cleveland Clinic bentuk parasit yang menginfeksi manusia setelah berkembang di dalam siput memiliki semacam kepala bercabang yang memungkinkannya menembus kulit.

Orang yang terinfeksi mengeluarkan air seni dan tinja yang mengandung telur ke dalam air tempat siput berada.

Telur-telur tersebut berpindah ke siput dan siklus terus berlanjut. Anak-anak dan orang dewasa yang terinfeksi akan terinfeksi berulang kali.

Merujuk Centers for Disease Control and Prevention disingkat CDC, cara terbaik untuk mencegah schistosomiasis adalah dengan melakukan langkah-langkah berikut ini jika mengunjungi atau tinggal di daerah di mana schistosomiasis ditularkan:

-Hindari berenang atau mengarungi air tawar ketika berada di negara-negara di mana schistosomiasis terjadi. Berenanglah di laut dan di kolam renang yang dirasa aman.

Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi Selviana Wanma Bikin Pertentangan Putusan Antara Hakim Tipikor dan Hakim PN Sorong

-Minumlah air yang aman. Meskipun demam keong tidak ditularkan melalui menelan air yang terkontaminasi, jika mulut atau bibir bersentuhan dengan air yang mengandung parasit, seseorang dapat terinfeksi. Karena air yang berasal langsung dari kanal, danau, sungai, , atau mata air dapat terkontaminasi dengan berbagai organisme menular.

-Jika ingin minum lebih baik rebus air hingga mendidih selama 1 menit atau menyaring air sebelum meminumnya. Mendidihkan air hingga mendidih selama setidaknya 1 menit akan membunuh parasit, bakteri, atau virus yang berbahaya.

-Air yang digunakan untuk mandi juga harus dididihkan selama 1 menit untuk membunuh bakteri atau virus, dan kemudian didinginkan sebelum digunakan untuk mandi agar tidak melepuh. Air yang disimpan dalam tangki penyimpanan setidaknya selama 1 - 2 hari seharusnya aman untuk mandi.

Baca Juga: Disnakertrans Papua Barat dan SKK Migas - BP Indonesia Buka Bukaan Status Phase Akhir Penyelesaian Tangguh

-Mengeringkan handuk dengan kuat setelah terkena air secara tidak sengaja dapat membantu mencegah parasit menembus kulit. Namun, jangan mengandalkan pengeringan handuk saja untuk mencegah schistosomiasis. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat