: Ketua Umum Ikatan Alumni Fakultas Pertanian (Ikatani) Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS) Dr Dina Hidayana mengingatkan kisruh dalam pemilihan Rektor UNS tidak boleh mengganggu hak mahasiswa untuk belajar dan mendapatkan kesempatan menimba ilmu seluas-luasnya dari fasilitas Universitas.
Doktor Dina Hidayana mengapresiasi langkah taktis strategis Pemerintah dalam mengatasi kisruh pemilihan Rektor UNS.
Menurut Dr Dina Hidayana dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek (Permendikbudristek) Nomor 24 Tanggal 31 Maret 2023 tentang Pencabutan Hasil Pemilihan Rektor UNS 2023-2028 menunjukkan ketegasan regulator melalui aspek legal untuk menjaga marwah UNS agar konflik tidak berkepanjangan.
Permendikbudristek itu juga membekukan Wali Amanah 2020-2025 dan pengambilalihan wewenang oleh Mendikbudristek. Sekaligus SK Mendikbudristek Nomor 23167/M/06/2023 tanggal 6 April 2023 tentang perpanjangan masa jabatan Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho hingga terpilihnya Rektor definitif periode baru.
"Hal tersebut tentunya dimaksudkan Pemerintah untuk mengakhiri polemik dari proses pemilihan Rektor UNS sejak November 2022 yang lalu. Yang berujung pada pendelegitimasian hasil akibat protes keras dari komponen civitas akademika yang tidak menerima hal tersebut," ujar Dina Hidayana di sela-sela acara Lepas Sambut Alumni' Fakultas Pertanian UNS yang menggelar diskusi bertema: Peluang dan Tantangan Ibu Kota Baru di Aula Fakultas Pertanian UNS, Surakarta.
Menurut Dina, tindakan cepat dan tegas melalui aspek legal yang dilakukan Pemerintah tersebut sudah on the right track untuk menjaga kehormatan seluruh civitas UNS yang baru saja mendapat penghargaan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH)Terbaik III se-Indonesia.
Prestasi UNS, kata Alumni Fakultas Pertanian ini, terbukti telah mendapatkan predikat sangat baik dengan raihan skor Nilai Kinerja Anggaran (NKA) 91,81%. Serta berbagai prestasi lain di tingkat nasional maupun internasional.
Doktor Ilmu Pertahanan dari Universitas Pertahanan (Unhan) ini, sekali lagi mengingatkan agar kisruh pemilihan Rektor oleh MWA tersebut tidak berujung pada kekacauan proses belajar mengajar yang merugikan seluruh civitas akademika UNS.
Doktor Dina Hidayana menegaskan institusi Pendidikan Tinggi sebagaimana lembaga pendidikan lainnya berkewajiban untuk menyelenggarakan proses-proses manajemen secara profesional. Termasuk didalamnya pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Juga dalam hal ini penentuan unsur-unsur pimpinan di setiap tingkatan, tidak boleh mencederai aturan, kaidah, atau norma.
"Prototipe keterpilihan pemimpin harus nampak dari proses yang jurdil sesuai asas dan ketentuan yang berlaku ataupun konsensus yang dapat dipahami bersama," tandasnya.
Menurut staf ahli MPR RI ini, universitas sebagai pencetak generasi unggul berwawasan masa depan harus mampu menunjukkan karakter dan jati diri yang Pancasilais. Berfokus pada output yang bersumber dari proses yang baik dan benar, dengan mengedepankan musyawarah mufakat dalam penyelesaian permasalahan serta selalu menjunjung tinggi kepentingan publik.
Ditambahkannya, seluruh proses alih kepemimpinan haruslah berlandaskan pada alas hukum yang berlaku.Tidak boleh ada satu pihak pun yang merasa berhak untuk melakukan tindakan yang melawan hukum serta kaidah keprofesionalan yang ada. Tidak tepat jika memaksakan kepentingan kelompok atau individu tertentu dalam penentuan kebijakan sepenting dan se-strategis ini karena akan sangat berpengaruh pada masa depan UNS.
Baca Juga: Lirik Lagu Mendung Tanpo Udan Ndarboy Genk
"UNS bukan hanya aset civitas akademika semata, tapi merupakan salah satu aset nasional. Perlu dirawat bersama mengingat dari rahim UNS pula telah lahir banyak profesor, tokoh-tokoh lokal dan nasional, aktivis, dan pemikir-pemikir bangsa yang mumpuni. Mereka telah berkontribusi dan akan terus berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa. Sebagaimana tekad UNS menjadikan dirinya sebagai Kampus Benteng Pancasila dan World Class University," ungkap Dina.
Ketua Depinas Soksi ini berharap kegaduhan yang menimpa kampus tercinta ini dapat segera diatasi dan menjadi role model dalam momentum meresolusi konflik internal yang marak terjadi di beberapa universitas belakangan ini.
Ia mengingatkan para pihak untuk menahan diri melakukan hal-hal yang mencederai nama baik kampus. Dengan mengedepankan kepala dingin dalam penyelesaian permasalahan internal.
"Prestasi UNS yang terus meroket jangan sampai terjun bebas hanya karena persoalan ini. Banyak pihak ingin UNS sebagai institusi yang dikenal dekat dan peduli dengan masyarakat kecil semakin bertumbuh dengan prestasi. Serta terus melahirkan akademisi dan alumni-alumni yang kontributif bagi kemashlahatan masyarakat luas dan kemajuan dunia," ucap Dina yang juga aktivis dan peneliti kesejahteraan sosial yang telah sekian lama membina masyarakat di Solo Raya ini. ***