unescoworldheritagesites.com

Menara Syahbandar Museum Bahari Miring 2°30', Titik Nol Batavia Dipamerkan - News

Foto searah jarum jam: Prasasti Titik Nol Meridian Batavia/Kepala UP Museum Kebaharian Mis'ari bersama periset Arnoud Haag dan Arkeolog Husnison Nizar/Ruang pamer di Menara Syahbandar. (Istimewa)

:  Ruang Pamer Titik Nol Meridian Batavia di halaman Menara Syahbandar, Museum  Bahari di Jl Pasar Ikan no.1 Jakarta Utara telah dibuka resmi oleh Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana dan Pejabat Tinggi Ditjen Kebudayaan  Yudi Wahyudin,  Kamis (7/7/2022) lalu.

Terlihat minat wisatawan mancanegara mengunjunginya meningkat. Pada Sabtu (9/7) dari 50 orang pengunjung Museum Bahari terdapat 15 orang wisatawan mancanegara  di antaranya dari Jerman, Italia, Belanda, Malaysia, Amerika, dan Australia.

Mis Ari, Kepala Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta mengungkapkan hal itu di    museumnya Sabtu (9/7) sore.
UP Museum Kebaharian Jakarta meliputi Museum   Bahari di Jl Pasar Ikan Jakarta Utara, Taman Arkeologi Onrust di Kepulauan Seribu dan Rumah Si Pitung di Situs Marunda, Cilincing.

Baca Juga: Workshop Wayang Janur Menarik Perhatian, Pengunjung Museum Wayang 1.090 Orang

Selanjutnya sebagai perbandingan Mis Ari menyebutkan, selama bulan Juni 2022 jumlah pengunjung Museum Bahari mencapai 1.804 orang, di antaranya 174 orang wisatawan mancanegara (wisman).
Berarti selama Juni 2022 rata rata terdapat  6 sampai 7 orang dari 69  orang pengunjung.

Mengenai Menara Syahbandar yang dibangun tahun 1839, Mis Ari mengatakan menjelang HUT ke 45 Museum Bahari, bangunan cagar budaya setinggi hampir 18 meter itu sudah dikonservasi dan dipercantik berikut lingkungan sekitarnya.
Bahkan di lantai atas juga digunakan untuk ruang pamer dengan berbagai peralatan pelayaran kuno.

Ruang pamer yang diresmikan berada di sebelah timur menara itu. Isinya benda cagar budaya Titik Nol Meridian  Batavia dari awal tahun 1800 an. Ada juga panel informasi dan narasi tentang titik nol meridian Batavia  sebelum diakuinya titik nol meridian Greenwich di Inggris akhir tahun 1800-an.

Devie Sihotang bertindak sebagai kurator pameran.

Ditanya soal Menara Syahbandar, Mis Ari mengakui memang menara itu miring ke arah selatan atau Jl Pakin. Tetapi kemiringannya itu aman.

Baca Juga: 12 Karyawan Museum DKI Selesai Ikuti Pelatihan & Pengembangan SDM Di Museum Wayang

Pernah dilakukan penelitian bersama ahli dari Universitas Indonesia dan diketahui perkembangan kemiringan menara kuno tersebut.

Tercatat dari pengukuran tahun1986 kemiringan Menara Syahbandar 2°18'43'".
Tahun 1995 menjadi 2°23'8''. Masuk tahun 2009 kemiringan menara  itu sedikit bertambah menjadi 2°30''.

Arkeolog Sonni Husnison Nizar yang pernah menjabat Kepala UP Museum Kebaharian Minggu (10/7) menyatakan, dari penelitian yang ada untuk kemiringan bangunan  kurang dari 5° masih aman.
Lagi pula sejak 10 tahun  terakhir ini tidak terjadi pertambahan kemiringan menara tersebut.

"Tahun 2016 kami pernah mengusulkan kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta agar kendaraan berat seperti pengangkut  kontainer dilarang atau dibatasi waktunya untuk lewat jalan Pakin. Tetapi belum ada perkembangannya," kata  Husnison selaku Tim Ahli Cagar Budaya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat