unescoworldheritagesites.com

Dua Poros - News

Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi,  Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ist)

 
Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi

: Wait and see menuju pesta demokrasi terutama Pilpres 2024 semakin
menarik dicermati karena tidak hanya menyangkut masa depan kepemimpinan di republik ini tapi juga asa untuk mendapatkan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran.
 
Oleh karena itu, yang terjadi dengan fluktuasi dalam dunia politik sampai hari H pendaftaran duet capres dan cawapres semakin menyisakan pertanyaan dan perdebatan.
Meski koalisi juga diwarnai dengan aksi tidak elegan dengan kemunculan duet Anies – Cak Imin tetapi dinamika di era demokrasi memang memungkinkan terjadi seperti itu sehingga tidak perlu faktanya diperdebatkan, apalagi lebay. Sejatinya pertarungan dalam pesta demokrasi dimulainya sedari awal, sebelum restu Ketua Parpol dan berlanjut sampai hari H pelaksanaannya.

Fakta terbaru juga memungkinkan terjadinya dua poros yaitu apakah Prabowo – Ganjar atau Ganjar – Prabowo. Hal ini dilakukan untuk mereduksi pelaksanaan dua putaran di pesta demokrasi. Padahal, jika benar ada 2 putaran maka bisa dipastikan besaran biaya pesta demokrasi akan semakin membengkak, sememtara di sisi lain ada aspek ancaman
kejenuhan karena akan ada coblosan lagi.
 
 
Padahal pesta demokrasi pada 2024 tidak saja melalui pilpres tetapi juga pileg sehingga jika 3 putaran maka akan memicu kejenuhan dan pastinya berdampak terhadap  kemungkinan golput. Jadi, antisipasinya harus cerdas untuk memacu ketertarikan dalam pesta demokrasi dan mereduksi kejenuhannya, juga mengantisipasi potensi golput.

Potensi dari dua poros yang memadukan Ganjar – Prabowo atau Prabowo – Ganjar saat ini sedang digodok dan situasinya akan bisa berubah sangat dinamis. Artinya potensi ini sangat dimungkinkan terutama mengacu visi – misi yang relatif sama dan koordinasi dengan para ketua parpol akan segera memungkinkan terjadinya kedua duet itu maju di pilpres 2024 mendatang. Meski demikian, kepastian kedua duet itu juga belum matang karena ada pertimbangan sosial – politik lainnya sampai hari H pendaftaran duet untuk maju bertarung di pilpres mendatang.
 
Artinya, semua kemungkinan bisa terjadi untuk mempertemukan duet terbaik sehingga pertarungan bisa lebih elegan dan hanya sekali putaran. Jadi, jika duet itu benar terjadi maka pertarungan hanya akan melawan Anies – Cak Imin yang kemudian bisa dipastikan 1 putaran saja.
 
Baca Juga: Isu Sensitif Pilpres

Kalkulasi terhadap semua kemungkinan yang terjadi secara tidak langsung berdampak sistemik terhadap sosial - ekonomi - bisnis - politik. Oleh karena itu, beralasan jika hal ini memicu sentiment negative, termasuk juga terhadap iklim dan daya Tarik investasi.
 
Artinya, perilaku wait and see menjadi benar adanya karena semua menunggu situasi di sisa waktu menuju pesta demokrasi yang penuh ketidakpastian. Jadi, wait and see saat ini menjadi pilihan rasional untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi.
 
Fakta lain yang juga menarik dicermati bahwa pada pesta demokrasi nanti akan terjadi pergantian kepemimpinan karena Jokowi sudah 2 periode sehingga dipastikan akan ada pergantian kepemimpinan untuk periode 5 tahun ke depan. Tanpa ada pesaing petahana maka bisa dipastikan pesta demokrasi 2024 akan lebih seru dengan harapan hadir tokoh dan figur baru yang mewakili karakteristik kepemimpinan untuk 5 tahun kedepan. ***
 
* Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat