unescoworldheritagesites.com

Produk Unggulan - News

Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi, Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ist)


Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi

: Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau Disperindag Yogyakarta akan  menyelenggarakan ekspo produk unggulan melalui Pameran Trade Expo di Atrium Jogja City Mall pada 18-22 Oktober. Acara itu bersamaan dengan agenda Trade Expo Indonesia – TEI 2023 yang diharapkan dapat mempertemukan banyak pihak yang terlibat sehingga transaksi yang dilakukan meningkat.

Sinergi dari kedua hajatan ini diharapkan mampu memacu geliat ekonomi – bisnis, terutama menjelang pesta demokrasi, baik pilpres dan pileg di tahun 2024 mendatang. Padahal, hajatan 5 tahunan pesta demokrasi biasanya tidak bisa terlepas dari ancaman iklim sospol sehingga antisipasi terhadap iklim kondusif semakin penting, termasuk juga kepentingan terhadap daya tarik dan realisasi investasi, baik itu padat karya maupun padat modal.

Membangun sinergi antara pesta demokrasi dan geliat ekonomi bisnis menjadi penting di era now karena tidak hanya selaras dengan menjamin iklim sospol tetap kondusif dan di sisi lain memberikan kepastian terhadap geliat usaha terutama pasca pandemi. Oleh karena itu, agenda yang akan diselenggarakan oleh Disperindag Yogya berkepentingan untuk  membangun magnet daya tarik ekonomi bisnis, di Yogya pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Hal ini menjadi penting karena pasca pandemi 2 tahun lalu jelas terjadi perubahan  paradigma dalam kegiatan ekonomi bisnis. Bahkan, kasus yang terjadi di Pasar Tanah Abang ketika pedagang mengeluh pasar sepi karena e-commerce secara tidak langsung juga menjadi catatan menarik terhadap geliat di pasar tradisional di Yogya khususnya, termasuk misalnya Pasar Beringharjo dan Malioboro.

Baca Juga: Dua Poros

Produk unggulan di era now menjadi peluang dan tantangan sehingga agenda TEI dan Pameran Trade Expo oleh Disperindag Yogya diharapkan memberi perubahan terhadap ekonomi bisnis menjelang pesta demokrasi dan terutama daya tarik produk unggulan di setiap daerah. Betapa tidak di era otda dan tantangan globalisasi maka produk unggulan dari semua daerah menjadi andalan untuk menembus pasar ekspor dan hal ini biasanya bisa diselaraskan dengan potensi pariwisata.

Betapa tidak, pariwisata tidak terlepas dari jumlah kunjungan dan mata rantai yang
terbentuk termasuk salah satunya yaitu potensi cinderamata, terutama kerajinan khas – unik yang berbeda dari daerah lainnya. Terkait ini maka semua daerah berkepentingan untuk membangun dan memasarkan daya tarik wisata yang berdampak sistemik terhadap cinderamata dari daerah.

Urgensi terhadap pengembangan dan pemasaran pariwisata tentunya tidak bisa dicapai secara mandiri tetapi harus ada kolaborasi dengan daerah lain karena sejatinya potensi pariwisata tidak terlepas dari daerah penyangga. Jadi sukses pariwisata dan cinderamata pasti berkaitan dengan bagaimana potensi wisata dari daerah lain.

Oleh karena itu, apa yang dijual dari cinderamata sebagai produk unggulan seharusnya
memberikan manfaat secara ekonomi bisnis, termasuk tentunya meningkatkan kesejahteraan di daerah. Fakta ini secara tidak langsung menegaskan bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan itu mengacu kepentingan membangun dan memasarkan produk unggulan di daerah. Aspek mendasar dibalik kepentingan ekspo tersebut maka tema yang diangkat adalah produk kriya dengan variasi produknya termasuk misal fashion dan melibatkan sejumlah pelaku UMKM dengan harapan terjadi pemberdayaan usaha.

Baca Juga: Demokrasi dan Suksesi

Harapan lain dari semua kegiatan ekspo bukan sekedar berjualan produk unggulan tapi juga relevansinya terhadap kegiatan branding. Betapa tidak, di era now sisi kepentingan branding tidak terlepas dari kepentingan mengenalkan, memasarkan dan menguasainya dibanding produk pesaing. Artinya, batik mungkin setiap daerah ada tetapi karakteristik dan ciri unik batik made in Yogya pastinya akan berbeda jika dibanding dengan made in Solo atau Pekalongan.

Oleh karena itu, branding dibalik kegiatan ekspo menjadi nilai lebih untuk kemudian mengenalkan produk dibanding daerah lain. Artinya, potensi dari kegiatan ekspo tersebut
juga berhubungan dengan potensi ekspor produk unggulan dan akselerasinya terhadap kapasitas produksi, penyerapan tenaga kerja dan PAD sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dan mereduksi pengangguran, juga kemiskinan. ***

Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat