unescoworldheritagesites.com

Batik: Seni dan Karya - News

Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi, Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ist)


Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi

: Batik bukan sekedar seni dan karya tetapi juga nilai tambah di balik
industri rakyat di era now yang bernilai tinggi. Peringatan Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober memberikan gambaran bahwa eksistensi batik harus dijaga, dilestarikan dan juga diberdayakan sehingga memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran, tidak di industri perbatikan semata tapi juga berdaya saing bagi sektor UMKM.
 
Argumen di balik harapan ini karena batik bukan sekedar industri rumahan tapi juga padat karya yang bisa menyerap pekerja di lingkungan sekitar industri batik itu sendiri. Selain itu, ada banyak potensi dari pengembangan industri batik nasional.

Potensi terbaik dari industri batik pastinya harus didukung dengan jaminan penciptaan hak cipta sehingga corak, warna dan seni dari batik bisa terjamin dan terpelihara secara aman. Jangan sampai kasus perbatikan seperti reog dan lainnya yang kemudian diklaim sebagai produk milik negara lain. Terkait ini maka pemerintah daerah dan pusat harus bersinergi untuk mengamankan karakteristik unik dari semua batik di daerah agar dalam jangka panjang tetap bisa terjaga dan terselamatkan.
 
Baca Juga: Produk Unggulan
 
Tidak ada alasan lagi mengabaikan peran penting batik demi kejayaan di masa depan. Alasannya karena sukses dalam tahap masa depan juga tergantung dengan bagaimana menghargai semua karya anak bangsa.

Sekali lagi, batik bukan sekedar seni dan budaya atau barang bisnis tapi juga mencirikan karakteristik di daerah. Oleh karena itu daerah dan masyarakatnya berkepentingan untuk menjaga dan melestarikan seni batik sehingga mampu membawa perubahan yang lebih baik di masa depan. Batik memang unik dan batik juga memiliki karakteristik yang bisa
menciptakan kewibawaan bagi siapa saja yang memakainya.
 
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika batik dan industri batik harus dilestarikan, dijaga dan didukung sehingga di masa depan anak cucu dan generasi mendatang masih bisa mengenakan busana batik. Sukses mengangkat citra batik mampu memacu geliat ekonomi kerakyatan karena batik itu basisnya adalah industri padat karya dengan mata rantai yang sangat kompleks. Jadi, peringatan Hari Batik menyisakan tantangan ke
depan agar industri batik bisa semakin bangkit dan berdaya saing
sehingga mampu menjadi produk unggulan di daerah.
 
Baca Juga: Dua Poros

Produk unggulan menjadi kata kunci memenangkan persaingan di era now dan ini tidak bisa terlepas dari komitmen memacu kompetensi. Oleh karena itu, semua daerah wajib melakukan pemetaan terhadap potensi unggulan yang ada dengan implikasi untuk dapat memacu pengembangan lebih lanjut, terutama berorientasi ekspor. Di satu sisi, tuntutan
terhadap penyerapan tenaga kerja tidak bisa diabaikan sehingga hal ini selaras dengan komitmen investasi padat karya, meski di sisi lain bukan tidak mungkin untuk memberi peluang kepada investasi yang padat modal.
 
Belajar bijak dari urgensi memacu kinerja unggulan daerah di era otda dan era now maka tidak ada alasan untuk tidak secepatnya memetakan, memilih dan memilah semua potensi yang ada dan pastinya semua daerah memiliki potensi keunggulan yang unik dan berbeda dibanding daerah lain. Jika produk itu memiliki keunggulan komparatif tentu menjadi catatan menarik, meski pada sisi lain bukan tidak mungkin untuk mengembangkan yang berbasis keunggulan kompetitif.

Sisa waktu menuju pesta demokrasi maka tidak ada salahnya jika kandidat petarungnya memikirkan bagaimana memacu daya saing semua produk unggulan termasuk misalnya dari sektor perbatikan. Hal ini penting karena akan berdampak sistemik terhadap semua aspek selanjutnya, bukan hanya penyerapan tenaga kerja tapi juga nilai tambah dan hal ini berdampak terhadap potensi ekspor yang mempengaruhi neraca perdagangan. ***
 
* Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat