unescoworldheritagesites.com

Mewaspadai Kecelakaan di Perlintasan Sebidang saat Mobilitas Akhir Tahun - News

Oleh: Djoko Setijowarno 

: Di akhir tahun 2023, mobilitas orang akan bertambah, termasuk yang melintas di perlintasan sebidang antara jalan rel dan jalan raya. Kewaspadaan harus difokuskan di perlintasan sebidang, terutama yang melintas di jalan desa.

Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan telah melakukan Survei Online Pergerakan Masyarakat pada Masa Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 rentang 26 Oktober – 2 November 2023. Hasilnya, potensi pergerakan Nasional pada Nataru 2023/2024 sebesar *39,83 persen* atau sebanyak *107,63 juta orang*. Dari 39,83 persen yang bepergian ke luar kota, pilihan yang bepergian pada liburan natal 4,63 persen (12,50 juta). Kemudian, pilihan bepergian pada Natal dan Tahun Baru 16,06 persen (43,39 juta), serta pergi pada Tahun baru 19,15 persen (51,74 juta).

Baca Juga: Mewujudkan Perlintasan Sebidang Kereta Api agar Segera Tertangani

Mayoritas responden (45,29 persen) merencanakan bepergian ke lokasi wisata. Alasan tidak bepergian disebabkan tidak punya biaya/kondisi finansial 54,27 persen. Pilihan mobil pribadi 24,19 persen (26,03 juta orang) dan sepeda motor 18,71 persen (20,14 juta orang).

Potensi pergerakan per provinsi, Prov. Papua Barat (53,76 persen), Prov. Sumatera Utara (50,37 persen), Prov. Nusa Tenggara Timur (51,36 persen), Provinsi Papua (49,63 persen), dan Provinsi Maluku (47,18 persen).

Lima besar asal daerah nasional adalah Prov. Jawa Timur 16,30 persen (17,54 juta orang), Jabodebatek 13,74 persen (14,81 juta orang), Prov. Jawa Tengah13, 21 persen (14,22 juta orang), Provinsi Jawa Barat 10,39 persen (11,18 juta orang) dan Provinsi Sumatera Utara 6,93 persen (7,45 juta orang). Sementara lima besar tujuan daerah nasional adalah Prov. Jawa Timur 15,18 persen (16,34 juta orang), Prov. Jawa Tengah 13,80 persen (14,86 juta orang), Prov. Jawa Barat 11,62 persen (12,51 juta orang) dan Prov. DI Yogyakarta 8,9 persen (9,60 juta orang). Sedangkan tujuan kota terbanyak nasional adalah Kota Yogyakarta 4,13 persen (4,45 juta orang).

Baca Juga: Maut Masih Mengintai di Perlintasan Sebidang

Potensi pergerakan Jabodetabek pada Nataru 2023/2024 adalah 43,92 persen atau sebanyak 14,81 juta orang. Dari 43,92 persen yang bepergian ke luar kota, yang memilih bepergian untuk liburan Natal 5,28 persen (1,78 juta orang), untuk Natal dan Tahun Baru 18,91 persen (6,38 juta orang), serta pergi untuk Tahun baru 19,73 persen (6,66 juta orang). Pilihan mobil pribadi yang tertinggi, yakni 25,24 persen (3,74 juta orang). Pilihan berikutnya, kereta antar kota 20,47 persen (3,03 juta orang), bus 12,58 persen (1,86 juta orang). Pilihan rute pengguna mobil adalah Tol Trans Jawa 31,66 persen, Tol Cipularang 19,12 persen, Tol Jagorawi 15 persen, Tol Jakarta - Merak 7,35 persen.

Rawan di perlintasan sebidang
Kecelakaan maut di pelintasan sebidang terus berulang. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 94 menyebutkan pemerintah atau pemda seharusnya menutup pelintasan sebidang yang tak berizin. Jika jalan nasional, wewenangnya ada di pemerintah pusat. Begitupun jalan provinsi dan kabupaten.

Pemerintah pusat dan daerah idealnya menutup pelintasan sebidang yang rawan kecelakaan. Namun, pemerintah juga bisa menyediakan jalan layang atau underpass agar pengendara tidak melintasi jalur itu lagi. Di sisi lain, pengguna jalan juga harus waspada. UU No 23/2007 tentang Perkeretaapian dan UU No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mewajibkan pengendara berhenti ketika sinyal kereta sudah berbunyi dan palang pintu kereta api tertutup.

Akhir-akhir ini banyak kejadian kecelakaan di perlintasan sebidang pada malam hari. Dan lokasi berada di perdesaan. Pelintasan sebidang banyak bermunculan seiring meluasnya kawasan permukiman ke desa-desa. Dan kehidupan sudah 24 jam, tidak bisa lagi pintu perlintasan dijaga hanya pada jam tertentu saja. Kalau malam tidak dijaga, sehingga pelintas kurang mengetahui, karena tidak mau memperhatikan keberadaan rambu dan marka. Sebaiknya perlintasan yang dijaga 24 jam, jika tidak ada penjaga sebaiknya jalur perlintasan sebidang itu ditutup dengan memasang palang penutup.

Berdasarkan data PT KAI (2023), data perlintasan sebidang berjumlah 3.693 lokasi yang terdiri dari perlintasan dijaga 1.598 lokasi (dijaga jalan jembatan 466 lokasi, dijaga operasi 490 lokasi, dijaga Dishub 291 lokasi, dijaga oleh masyarakat 351 lokasi. Sementara perlintasan tidak dijaga sebanyak 2.095 lokasi, terdiri dari resmi tidak dijaga 1.132 lokasi dan liar 963 lokasi.

Mengutip data dari PT KAI, menyebutkan selama rentang tahun 2018 hingga 19 November 2023 ada 1.934 kejadian kecelakaan di perlintasan sebidang. Sebanyak 1.667 kejadian (86,2 persen) diantaranya terjadi di perlintasan sebidang yang tidak dijaga. Sisanya, 267 kejadian (13,8 persen) di perlintasan sebidang yang terjaga.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat