unescoworldheritagesites.com

HIKMAH RAMADHAN: Pentingnya Bersyukur - News

Dosen Program Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ist)

Oleh: Edy Purwo Saputro

: “Utlu maa uuhiya ilaika minal kitaabi wa aqimish shalaah in-nash shalaata tanhaa ‘anil fahsyaa-I wal munkar waladzikrullaahi akbar wallahu ya ‘lamu maa tashna ‘uun” (QS. Al-Ankabut 45). Artinya: “Bacakanlah apa yang telah diwahyukan dari Al-Qur’an dan dirikanlah sholat. Sungguh sholat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya merenungkan nikmat karunia Allah SWT sangat besar artinya bagi kehidupan. Allah SWT mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu tuntutan bagi aktualisasi kesempurnaan Islam yaitu dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Fakta ini sekaligus menjadi pertimbangan tersendiri tentang bagaimana mengaktualisasikan perilaku sabar yang dapat menjadi suatu pondasi dalam menciptakan keseimbangan hidup. Dengan kata lain, ada keterkaitan yang sangat erat antara perilaku sabar dan tuntutan bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Jika dicermati, tidak ada satupuan manusia yang mampu menghitung nikmat yang telah diberikan Allah SWT tapi ironisnya kini semakin banyak manusia yang lalai dan tidak bersyukur atas nikmat-Nya. Yang lebih runyam justru semakin banyak yang melakukan perusakan atas kehidupan di dunia. Konsekuensi dari hal ini adalah terjadinya bencana di berbagai wilayah. Oleh karena itu, sangatlah pongah jika kemudian manusia justru mencari kambing hitam berdalih kerusakan alam yang terjadi.

Baca Juga: HIKMAH RAMADHAN: Keimanan dan Kebenaran

Implementasi terhadap keterkaitan tersebut pada dasarnya dapat terlihat dalam sisi bentuk tantangan di QS. Al-Baqoroh 155 artinya: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan juga buah-buahan dan berikanlah berita gembira kepada orang yang sabar”. Padahal untuk dapat mencapai dalam tahap kesabaran yang sangat kuat bukanlah sesuatu yang mudah dan ini harus dipacu dengan latihan yang sangat kontinu yang salah satunya adalah dengan rutinitas ibadah sholat dan puasa ramadhan.

Artinya semua amalan ibadah menjadi proses untuk memupuk tingkat keimanan, termasuk orientasi untuk melatih kesabaran kita. Sabar dan kesabaran adalah implementasi keperilakuan ketika seseorang ketika mendapatkan ujian dan cobaan sehingga bisa mengaktualisasikan sesuai perintah agama.

Orang-orang yang sabar cenderung akan selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaannya yang diwujudkan dengan kian khusu’nya peribadahan. Oleh karena itu, wajarlah Allah SWT menjanjikan pahala yang besar bagi orang-orang yang termasuk dalam kaum ini seperti yang tertuang dalam QS. Al-Qashas 54 yang artinya : “Mereka diberikan pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan dan sebagian dari apa yang telah kami rezekikan bagi mereka, mereka menginfakan”. Terkait ini ibadah puasa ramadhan adalah salah satu amalan sebagai bagian untuk membangun pondasi kesabaran sehingga sukses dari ramadhan pada dasarnya sebagai pondasi memperkuat tahapan kesabaran semua umat-Nya.

Baca Juga: HIKMAH RAMADHAN: Keadilan & Keimanan

Mensikapi adanya tantangan yang sangat besar bagi pencapaian kondisi kesabaran, maka yang lebih penting yaitu bagaimana upaya kita untuk dapat mencapai kondisi tersebut sebab hal ini sekaligus menjadi tuntutan untuk mengimplementasikan ajaran Islam secara komprehensif. Artinya, harapan itu semua akan sangat tergantung kepada bagaimana kita mampu memposisikan sabagai umat yang takwa dan beriman untuk mencari ridho-Nya dan jika kita mampu mencapai tahapan ini maka akan meningkatkan kualitas keimanan kita. Semoga kita semua mampu mencapai kesabaran tertinggi. ***

  • Edy Purwo Saputro - Dosen Program Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat