unescoworldheritagesites.com

Mengungkap Fenomena Mengapa Banyak Presiden Non-Amerika di Amerika Latin? - News

Aufa Pradana S  (AG Sofyan )

 
: Selama ini kita tahu bahwa native american, di negara negara Amerika Latin sempat terpinggirkan karena banyak faktor. 
 
Faktor yang pertama ialah kolonialisme. Kolonialisme yang dilakukan oleh negara imooperialisme seperti Spanyol,Prancis dan Inggris sempat membuat keberadaan native american terpinggirkan.
 
Negara-negara di Amerika Latin seperti halnya Peru, Guyana, Prancis, Suriname, El Salvador hingga Chile sempat dipimpin oleh para imigran yang bukan orang asli amerika.
 
 
Yang paling terkenal adalah Alberto Fujimori. Fujimori memimpin Peru dengan tangan besi hingga dinobatkan sebagai salah satu diktator kejam di Amerika Selatan. 
 
Dia terpilih sebagai Presiden Peru pada tahun 1990 hingga mengundurkan diri pada tahun 2000. Jejak rekam Fujimori banyak melakukan pelanggaran hak asasi manusia termasuk penyiksaan dan pembunuhan oleh aparat keamanan selama masa pemerintahannya. 
 
Sesuai dengan namanya, Alberto Fujimori merupakan orang keturunan Jepang pertama yang memimpin negara Amerika Latin tersebut. 
 
 
Walau demikian ia lahir pada tahun 1938 di Lima, Peru. Orang tuanya adalah dari Jepang. Ayahnya, Naoichi Fujimori datang ke Peru pada tahun 1934. Sementara ibunya, Mutsue Inamoto datang pada tahun 1935. 
 
Masih di Peru, terdapat sosok yang juga pernah jadi Pemimpin Peru sekaligus kebijakan kontroversialnya yang bertujuan untuk membebaskan Alberto Fujimori dari penjara Peru. Tak lain adalah Pedro Pablo Kuczynski namanya.
 
Terlihat dari nama belakangnya kita tahu bahwa ia adalah seorang pendatang dari eropa yang orang tuanya melarikan diri dari Nazi Jerman pada tahun 1930-an hingga menetap di Peru. 
 
 
Sedikit bagian timur laut Amerika Latin, ada Arthur Chung yang berkuasa dari tahun 1970-1980. Chung sendiri beretnis Tionghoa (Hakka) yang menjadikannya kepala negara beretnis Tionghoa pertama di sebuah negara non-Asia yakni yakni Guyana.
 
Sejatinya, Guyana memiliki berbagai kepala negara yang beretnis non Amerika Selatan seperti Bharrat Jagdeo serta Presiden yang memerintah saat ini yakni Irfaan Ali. 
 
Dari nama-nama tersebut tentunya tidak ada nama-nama khas Amerika Latin seperti Diego, Manuel, Luis , Pedro, dan lain-lain.
 
 
Sedikit ke utara lagi ada Nayib Bukele. Presiden termuda dari El Salvador ini menjabat ketika ia berusia 37 tahun. Bukele memiliki darah Palestina yang diturunkan dari ayahnya yakni Armando Bukele Kattán, yang tak lain seorang pengusaha dan politikus keturunan Palestina yang lahir di El Salvador. 
 
Lalu mengapa begitu banyak pemimpin negara beretnis non Amerika di benua ini?
 
Jawabannya apabila ditilik dari segi historis, migrasi orang Asia ke Amerika Latin telah terjadi sejak abad ke-19, terutama dari China, Jepang, dan India. 
 
 
Kebanyakan para pendatang dari Asia,  awalnya datang ke Amerika Latin sebagai pekerja di sektor pertanian atau konstruksi, dan mereka membentuk komunitas yang kuat di negara-negara seperti Peru, Brasil, dan Meksiko. 
 
Para pendatang dari Asia juga membentuk komunitas Asia di Amerika Latin seperti di Brasil, telah menjadi bagian integral dari budaya lokal dan menyumbang keanekaragaman budaya di negara-negara tersebut. 
 
Faktor selanjutnya ialah pengaruh kolonialisme dan sejarah politik wilayah tersebut, yang memberi kekuatan pada orang Eropa dan kelompok yang terkait dengannya.  
 
 
Terpilihnya Nayib Bukele sebagai Presiden non Amerika pertama di El Salvador juga tidak lepas dari adanya migrasi Palestina ke Amerika Latin yang dimulai pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika banyak orang Palestina mulai meninggalkan wilayah mereka karena konflik dengan Zionis, Israel.
 
Pada medio tersebut, banyak pendatang Palestina pindah ke Amerika Latin, terutama ke negara-negara seperti Brasil, Argentina, Chile, Meksiko serta beberapa negara di Amerika Tengah. 
 
Sebagian besar imigran Palestina awalnya bekerja di sektor pertanian atau perdagangan, dan mereka membentuk jaringan kekeluargaan dan bisnis yang kuat.
 
 
Beberapa orang Palestina juga terlibat dalam politik dan menjadi anggota parlemen atau pejabat publik di beberapa negara Amerika Latin.
 
Dalam sudut pandang politik, banyak presiden beretnis non Asia berhasil terpilih menjadi presiden karena adanya pengaruh politik regional Amerika Latin. Adanya organisa regional seperti Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) dan Komunitas Amerika Latin dan Karibia (CELAC) memungkinkan terpilihnya beberapa prosedur dan etnis yang sebelumnya dipilih oleh pemimpin politik di suatu negara. ***
 
*Aufa Pradana S, Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat