unescoworldheritagesites.com

Sudah Waktunya, Melki Laka Lena Pimpin NTT - News

Thomas H. Suwarta  (AG Sofyan)

Oleh Thomas H. Suwarta
 
Emanuel Melkiades Laka Lena atau lebih populer dengan nama Melki Laka Lena. Kadang disapa Bung MLL adalah salah satu Wakil Ketua Komisi IX DPR RI.
 
Urusannya tentu terlalu banyak. Dari mengurusi kesehatan, ketenagakerjaan, kependudukan, kelayakan obat-obatan dan makanan, pekerja migran, layanan asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan. Lebih tepat kalau salah satu Alat Kelengkapan Dewan (AKD) ini menyangkut urusan penting rakyat.
 
Melki lebih setia dan beruntung bersama partai yang telah membesarkannya, Partai Golkar.  Katanya : Kalau saja dulu dirinya ikut ajakan seniornya Victor Laiskodat usai Melki menjadi salah satu deklarator Ormas Nasional Demokrat agar masuk Partai NasDem, mungkin saja aktivis pemuda ini berbeda nasib.  
 
 
Melki mantap memilih jalannya; usai ormas besutan Surya Paloh tersebut berubah menjadi partai. Melki pun pamit baik-baik, kembali ke Partai Golkar. 
 
Di Golkar, dia merangkak dari bawah, mulai dari Pengurus Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (AMPI), Kosgoro, DPP Partai Golkar hingga saat ini Komandan Golkar untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur. 
 
Melki tercatat adalah lulusan Farmasi Universitas Sanata Dharma. Lha kok masuk politik?  Tak apa juga. Kata Melki, jalannya ke politik itu sudah jadi panggilan jiwanya. 
 
 
Sedikit berkelakar tetapi tampaknya serius. Apoteker itu kata Melki sejatinya punya tanggung jawab menghasilkan sediaan racikan obat yang tidak saja terjamin efikasinya. Tetapi juga menyenangkan untuk dikonsumsi.
 
"Itu sebabnya dalam farmasi itu dikenal istilah m.f.l.a (misce fac lege artis). Politik adalah juga seni meracik segala macam situasi dan kepentingan yang muaranya pada kebaikan bukan?" bebernya.
 
Lalu dari mana DNA politik itu muncul? Dari sang ayah yang saat Melki kecil kerap menuntun anaknya membaca Harian Kompas disertai diskusi-diskusi ringan.
 
Melki sendiri  lahir di Kupang. Sempat sekolah di SMP Seminari Kisol Manggarai Timur, Tamat di SMP Frateran Ndao Ende, SMK Farmasi di Kupang lalu lanjut ke Yogyakarta hingga lengkap pendidikan profesi sebagai seorang apoteker.
 
 
Ada cerita menarik usai lulus dari SMK Farmasi. MelkiMelki sudah dinyatakan lulus sebagai CPNS dan bahkan sudah ada penempatan di salah satu puskesmas Kota Kupang. Namun kesempatan itu tak diambil Melki.
 
Dasarnya memang suka politik maka jiwa aktivisnya pun makin tertempa melalui PMKRI Yogyakarta. Saat di tengah gelombang gerakan pro demokrasi 98, Melki ambil bagian penting. Bersama elemen mahasiswa lain mendorong lengsernya Soeharto kala itu.
 
Tangga politiknya makin terbuka saat Melki masuk Jakarta menjadi Sekjen Pengurus Pusat PMKRI. Menariknya saat bersamaan, dia juga dinyatakan lulus sebagai PNS. 
 
Mendiang Cosmas Batubara pada suatu waktu memberi dia motivasi. Lanjut sebagai PNS atau Sekjen PP PMKRI?
 
 
"Pak Cosmas bilang kalau memang mau jadi politisi ya ambil Sekjen PP PMKRI. Jadi dua kali saya tidak ambil kesempatan menjadi ASN. Itu saya anggap jalan hidup sebagai ikhtiar untuk konsisten dengan passion saya saja," ungkap Melki.
 
Singkat cerita, Melki menempuh jalannya masuk Jakarta lalu tekun dan setia di jalan aktivisme politik. 
 
Dia ikut sebagai deklarator Ormas Nasional Demokrat. Dia makin matang dalam perjumpaannya dengan para senior partai Golkar, tokoh politik nasional lintas partai, gerakan masyarakat sipil, dan organ-organ gerakan. 
 
Masih ingat cerita tahun 2013? Tiba kesempatan, Melki maju sebagai Calon Wakil Gubernur NTT dari Partai Golkar mendampingi Ibrahim Medah. Usianya 35 tahun saat itu. Dia satu-satunya calon termuda.
 
 
Sayang saat itu belum berhasil menang. Ibrahim-Melki berada di urutan 3 dari 5 pasangan calon. Selisih 1.500 suara saja dengan pemenang kedua yang harusnya mengantar Ibrahim-Melki melaju putaran kedua Pilgub. Ini karena saat itu tidak ada pasangan calon yang mencapai 30 persen suara.
 
Kisah itu bagi Melki jadi pelajaran politik amat berharga. 
 
"Rasanya sebagai anak muda yang muncul sebagai Cawagub waktu itu saya setidaknya menyihir anak muda NTT untuk terlibat aktif dalam politik. Animo anak muda begitu tinggi. Saya kaget juga sekaligus menjadikan sebagai eksperimen politik yang baik. Anak muda asal diberi tempat akan menjadi kekuatan besar," kenang Melki.
 
Kalah Pilgub 2013, tak menyurutkan langkahnya. Dasarnya jadi passion di politik, Melki "setia" di jalan aktivisme politik yang diyakininya. Bahkan energinya makin menyala. 
 
 
Sejak itu, Melki mampu menjadi penggerak potensi anak muda NTT. Dia terus gelorakan semangat yang menjadi taglinenya saat maju Pilgub : "Ayo Bangun NTT."
 
Di berbagai Kabupaten/Kota di seluruh NTT digelar Sayembara Ayo Bangun NTT. Saat bersamaan Melki juga menggerakkan potensi anak muda NTT melalui Yayasan Tunas Muda Indonesia yang kadernya saat ini tersebar di 21 Kabupaten/Kota seluruh NTT. 
 
"Saya meyakini sekali lagi anak muda itu adalah kekuatan perubahan. Potensi mereka besar asal diarahkan dengan baik," katanya.
 
Kesempatan kembali datang Pilgub NTT 2018. Namun Melki urun maju dan memberi ruang kader Golkar Josef Nai Soi maju mendampingi Viktor Laiskodat. Melki tetap tidak patah arang. Baginya itu semua jalan yang harus dia lewati hingga momentum dan waktu Tuhan yang terbaik akhirnya tiba. Melki terpilih sebagai Anggota DPR RI Dapil NTT II tahun 2019 hingga saat ini.
 
 
Bukan Janji, Tapi Berbuat Supaya Jadi Cerita
 
Bak meteor, di DPR RI, Melki melesat dan mencuri perhatian publik. Bukan saja masyarakat NTT tetapi juga nasional. Ini karena Melki dipercaya menjadi Ketua Panja RUU Kesehatan yang kini menjadi Undang-Undang.
 
"Regulasi ini adalah langkah transformatif bidang kesehatan di Indonesia. Paradigma kita ubah. Yang dulunya kita mengobati orang sakit. Sekarang kita ubah menyehatkan orang agar tidak gampang sakit. Saya bangga ambil bagian berperan di dalamnya," ungkap Melki.
 
Melki juga memperjuangkan pembangunan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi di Kota Kupang yang menelan anggaran sebesar Rp 420 Miliar. RSUP ini menjadi salah satu yang terbaik di wilayah Nusa Tenggara, Papua, dan Maluku saat ini. 
 
Momen yang tak bisa dia lupakan ketika dirinya mendapatkan apresiasi dari Presiden Joko Widodo. 
 
 
"Terimakasih banyak Pak Melki," kata Presiden Jokowi ketika meresmikan Rumah Sakit tersebut.
 
Melki juga perjuangkan pembangunan 6 RS Pratama di NTT, renovasi lebih 50 puluh Puskesmas Prototipe dan ratusan Pustu. Juga vaksinasi gratis Covid-19 untuk 200 ribu masyarakat NTT saat Covid melanda.
 
Tidak kurang 26 Unit Balai Latihan Kerja (BLK) berhasil dibangun di NTT. Bantuan untuk 261 kelompok usaha (TKM), bantuan padat karya untuk 37 kelompok masyarakat dan bantuan rumah untuk 168 rumah tidak layak huni. Serta fasilitasi kartu BPJS Ketenagakerjaan untuk puluhan ribu masyarakat NTT. 
 
Melki juga memfasilitasi 819 orang untuk mengikuti Program Kartu Prakerja, kegiatan kemitraan di 321 lokasi se-NTT bersama mitra BKKBN, BPOM, Kemenkes RI, Kemnaker RI, BP2MI, BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. 
 
 
Juga memperjuangkan beasiswa PIP untuk ribuan siswa SD hingga SMA, bantuan puluhan ribu paket PMT untuk ibu hamil dan balita, bantuan alkes, obat-obatan, APD, rapid antigen untuk RS, Puskesmas, Klinik, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan  dan TNI-Polri. Belum lagi bantuan puluhan ribu paket sembako untuk masyarakat terdampak Covid-19, fasilitasi pembangunan puluhan MCK di NTT  dan penanganan saat bencana alam Seroja. 
 
Bagi Melki kehadirannya di DPR RI harus membawa manfaat untuk rakyat. 
 
Saat dia ditanya mengenai banyaknya politisi menebar janji tapi saat memimpin justru ingkar janji, Melki menjawab singkat : "Bukan janjinya yang diperlukan. Tapi yang penting tetap berbuatlah supaya itu menjadi cerita."
 
 
Ayo Bangun NTT 2024-2029
 
Saat ini cerita-cerita makin menggelinding bak bola salju. Melki dirasakan manfaatnya ada di Senayan sekaligus meyakinkan masyarakat NTT bahwa pemimpin itu harus hadir saat masyarakat membutuhkan.
 
Masyarakat NTT meminta Melki membangun NTT agar hebat seperti daerah lain di Indonesia. NTT yang dianggap tertinggal jauh dalam banyak hal, ya kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan kesejahteraan ekonomi harus dipecut melalui intervensi kebijakan yang lebih hebat lagi.
 
Melki "Si Apoteker dari Indonesia Timur" ini diharapkan dapat menyembuhkan NTT yang sedang "sakit" melalui "racikan-racikan" obat termanjur yang bisa didapatkan.
 
Hutang Pemrov NTT telah mencapai Rp1,3 Triliun, defisit anggaran yang luar biasa besar sebenarnya bukan barang bagus kalau kekuasaan semata yang dikejar. 
 
 
Melki selalu bilang, NTT itu memiliki potensi besar baik alamnya maupun SDM-nya. 
 
"Kenapa saya selalu bilang, ayo bangun NTT karena selain semangat juga harapan adanya kerja bersama, gotong royong, kekuatan kita satukan semua. Diaspora NTT ada di mana-mana dalam dan luar negeri. kita jadi jembatannya. Saya yakin akan jadi kekuatan hebat," tegasnya. 
 
Sudah Waktunya Pimpin NTT
 
Terpilih sebagai anggota DPR RI 2024-2029 sebenarnya membuat Melki "tak tergoda" maju Pilgub. Dia merasakan sebagai DPR RI dengan kewenangan yang besar, dia bisa membantu banyak hal untuk NTT. Namun banyak suara, baik elit partai maupun akar rumput meminta Melki maju. 
 
Di Golkar sendiri suara bulat untuk Melki Maju NTT 1 bahkan Ketua Umumnya Airlangga Hartarto memintanya bukan satu dua kali
Tetapi dalam beberapa kali kesempatan mendesak Melki mengambil kesempatan ini. 
 
 
Senior Golkar lain seperti Luhut Binsar Panjaitan, Aburizal Bakrie, Melchias Mekeng dan banyak lagi yang lain mendorong Melki maju.
 
"Jadi saya anggap ini adalah momentum baik. Elit dan senior Golkar bulat memberi restu. Itu artinya mereka juga siap akan memback up seluruh perjuangan saya di NTT nantinya. Sama halnya saya temukan dari akar rumput, banyak teman saya bahkan yang cukup lama tak bertemu mendorong maju, membuat saya yakin dan bulat. Kali ini siap maju di NTT," tegas Melki.
 
Seorang sahabat baiknya yang sudah dianggap saudara dekatnya Natalius Pigai menyebut Melki sebagai sosok yang konsisten, tekun, dan berjuang sungguh-sungguh, komunikator ulung, punya jaringan luas, mampu membangun jaringan dan cocok jadi jembatan serta sosok yang sudah melampaui banyak sekat dan diterima oleh siapa pun.
 
 
"Melki hari ini adalah buah dari ketekunan dan konsistensi selama bertahun-tahun. Dia berjuang dari bawah. Dia sudah ditempa dalam banyak situasi dan medan. Jadi kalau hari ini dia maju Gubernur NTT artinya dia sudah siap bukan saja untuk menjadi calon belaka. Tetapi sudah siap dan tepat menjadi Gubernur NTT. Melki paham apa yang harus dia lakukan, tahu caranya bagaimana supaya sampai di sana. Dia sudah makin matang. Saya meyakini itu. Sudah waktunya dia Gubernur," ungkap Natalius.
 
Pilgub digelar November 2024. Situasi ke depan tentu akan dinamis. Seperti keyakinan Melki dalam jalan politiknya. 
 
"Biarkan saja mengalir. Semoga Tuhan Berkenaan, Masyarakat Memilih. Maka Terjadilah." ***
 
* Thomas H. Suwarta - Wartawan senior asal NTT, tinggal di Jakarta

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat