unescoworldheritagesites.com

Migrasi dan Otda - News

Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ist)


Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi

: Lebaran telah usai dan arus balik cenderung terus meningkat tiap tahun. Persoalan utama dari terjadinya migrasi adalah harapan untuk mendapat kehidupan yang lebih baik, yang tidak ada di daerah asal.Oleh karena itu, upaya untuk mereduksi terjadinya migrasi bisa dilakukan dengan membangun peluang usaha – ekonomi di daerah, termasuk
pedesaan.

Membangun peluang usaha bisa dimunculkan dari proses pemetaan potensi internal yang ada di daerah yang kemudian melibatkan investor atau swasta dengan mengoptimalkan SDM di daerah. Hal ini adalah proses pemberdayaan sehingga ketika geliat ekonomi dari potensi
itu berkembang akan memicu kegiatan ekonomi lain secara simultan. Selain itu alokasi dana desa dan dana kelurahan juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung upaya pengembangan ekonomi kreatif di daerah dan juga memacu etos kewirausahaan.

Orientasi untuk mereduksi terjadinya migrasi juga bisa dilakukan melalui pengembangan etos kewirausahaan di daerah. Langkah ini bisa ditempuh dengan melibatkan generasi muda. Alasan yang mendasarinya karena migrasi banyak dilakukan oleh kelompok usia muda yang berniat merubah hidup. Oleh karena itu, pengembangan etos kewirausahaan ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu pertama: melibatkan mahasiswa yang berasal dari daerah asal.

Baca Juga: Pendidikan & Demokrasi

Langkah ini dilakukan dengan memberikan pendalaman pengetahuan dan skill kewirausahaan terhadap mahasiswa dari daerah asal yang belajar di perkotaan atau juga mahasiswa yang belajar di daerah tersebut (tidak di perkotaan). Langkah ini bisa melibatkan
perguruan tinggi melalui pengkayaan kurikulum khususnya di bidang kewirausahaan dan praktek langsung di pusat-pusat bisnis dan juga melibatkan kalangan perbankan sebagai bagian dari pembiayaan dan permodalan,

Komitmen pemerintah terhadap gerakan kewirausahaan nasional tampaknya menjadi acuan untuk mereduksi migrasi karena keresahan melihat generasi muda yang enggan membangun daerah asalnya, tapi bermigrasi ke perkotaan. Oleh karena itu, langkah yang pertama ini bisa juga dilakukan dengan cara pemkot – pemkab – pemprov mengirimkan anak-anak
muda pilihan yang berasal dari daerah untuk dibina oleh perguruan tinggi dan nantinya mereka diwajibkan untuk pulang ke daerahnya dan membangun daerah sebagai langkah pengembangan perekonomian di daerah dengan bekal pengetahuan yang sinergi dengan praktek kewirausahaan (dan didukung pendanaan dari dana desa – kelurahan).

Langkah yang kedua yaitu membangun etos kewirausahaan dengan melibatkan pemuda yang berasal dari daerah. Kelompok generasi muda yang potensial dibina secara intensif dengan fokus kewirausahaan yang berorientasi profit jangka panjang, termasuk orientasi terhadap potensi sumber daya lokal dan kearifan lokal yang padat karya.

Baca Juga: Pemekaran Vs Kemandirian

Langkah kedua ini juga bisa dilakukan dengan melibatkan kalangan perguruan tinggi untuk melakukan survei - pemetaan terhadap potensi - sumberdaya di daerah sehingga kemudian mampu  merumuskan potensi ekonomi dengan memberdayakan anak-anak muda di daerah tanpa harus mereka menempuh pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Ini adalah  kemitraan yang memungkinkan pemkot – pemkab – pemprov dan perguruan tinggi terlibat secara aktif terhadap pemberdayaan masyarakat dan ekonomi di daerah, juga BUMDes.

Sinergi dari dua langkah di atas diharapkan dapat menciptakan wirausahawan muda di daerah sehingga mereka tergerak untuk membangun daerahnya dan memberikan potensi manfaat yang besar bagi daerahnya sehingga dapat mereduksi pengangguran dan potensi kemiskinan yang ada. Jika ini dapat dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan maka
migrasi dapat direduksi dan era otda untuk meningkatkan kesejahteraan di daerah dapat tercapai (didukung dengan alokasi dana desa dan kelurahan, juga BUMDes). Pemekaran harus selaras dengan komitmen untuk penumbuhkembangan kewirausahaan bukan justru mekar tapi memar yang diwarnai maraknya migrasi tahunan melalui arus mudik – balik dan OTT kepala daerah dengan ragam kasus korupsi dan dinasti politik. ***

* Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat