unescoworldheritagesites.com

Menko Airlangga Tegaskan AEI Memiliki Peran Penting Mendorong Dekarbonisasi Demi Generasi Mendatang Menikmati Lingkungan yang Aman dari Bencana - News

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, generasi mendatang berhak menikmati lingkungan yang aman dari bencana  (ekon.go.id)

: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) memiliki peran penting dalam mendukung upaya penerapan dekarbonisasi dan peningkatan ekonomi hijau.

Upaya pembangunan berkelanjutan dan rendah karbon, menurut Menko Airlangga menjadi tanggung jawab seluruh pihak bagi masa depan generasi mendatang.

“Generasi mendatang memiliki hak untuk menikmati lingkungan yang aman dari bencana dan kerusakan yang berpotensi muncul dari efek perubahan iklim,” kata Menko Airlangga dalam Program Pasar Modal Peduli Generasi Mendatang – Mewujudkan Perubahan Melalui Aksi Peduli Stunting dan Praktik ESG yang Bertanggung Jawab dan peringatan HUT Asosiasi Emiten Indonesia ke-35, Rabu (13/12/2023).

Disebutkan oleh Menko Airlangga, dalam upaya dekarbonisasi, emiten sektor industri juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih, mengingat adanya regulasi negara tujuan ekspor Indonesia yang mewajibkan praktik berkelanjutan seperti CBAM dan EUDR. Di samping itu, tingkat kesadaran konsumen yang semakin tinggi  mengenai green lifestyle turut mendorong perusahaan untuk dapat menyediakan produk yang rendah karbon.

“Asosiasi Emiten Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung upaya penerapan dekarbonisasi dan peningkatan ekonomi hijau. AEI dapat mendorong para emiten untuk menerapkan praktik-praktik yang ramah lingkungan, memanfaatkan energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan mengolah limbah,” ujar Menko Airlangga.

Dalam bagian lain Menko Airlangga mengemukakan, Pemerintah terus berkomitmen menerapkan pembangunan berkelanjutan melalui upaya dekarbonisasi dengan peningkatan ekonomi hijau. Upaya tersebut diimplementasikan dengan komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebagaimana yang tertuang dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) sebesar 32% dari kondisi business as usual pada tahun 2030 dan 43,2% apabila melalui kerja sama internasional, serta mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Pemerintah tengah melakukan kegiatan studi dan persiapan implementasi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS). Indonesia sendiri memiliki potensi penyimpanan CO2 yang sangat besar dengan estimasi mencapai 4,85 giga ton pada depleted reservoir dan sekitar 572 giga ton pada saline aquifer.

Adapun saat ini telah terdapat 15 proyek CCS dan CCUS di Indonesia dengan nilai investasi sekitar USD7,97 miliar. Secara global, potensi pasar Carbon Capture, Utilization, Transportation and Storage juga diproyeksikan akan meningkat dari USD3 miliar pada tahun 2022 menjadi USD14,2 miliar di tahun 2030.

Selain itu pada sektor non-listrik, Pemerintah juga terus berupaya mengembangkan Biofuel baik dari CPO maupun non CPO. Program mandatory B35 di Indonesia juga telah mampu mengurangi 34,9 juta ton CO2 dan menjadi contoh sukses dalam rangka pencapaian SDG goals. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat