: Bank Dunia menyoroti program makan siang gratis yang menjadi visi misi pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pemerintah diminta untuk mematuhi batas atas defisit di angka maksimal 3%.
Menanggapi hal itu, Cawapres Gibran Rakabuming Raka , mengucapkan terima kasih atas masukan yang diberikan Bank Dunia.
"Terima kasih untuk masukannya," kata GIbran usai menghadiri acara Refleksi 3 Tahun Gibran-Teguh, Rangkai Harmoni Tumbuh Bersinergi di Balai Kota Solo, Rabu (28/2/2024).
Gibran mengatakan program visi dan misi tersebut sudah didiskusikan sebelumnya. Tetapi pihaknya tidak bisa memaparkan saat ini.
"Karena saya saat ini masih menjadi wali kota ya," katanya lagi.
Termasuk tentang anggaran sebesar Rp15.000 per anak untuk makan siang gratis yang diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto seelumnya, Wali Kota Solo itu mengatakan akan didiskusikan lagi,
Baca Juga: Rancangan Awal RKPD 2025, Pemkot Bandung Fokus Tangani Empat Isu Ini
"Akan didiskusikan lagi jika ada masukan dari warga akan kita evaluasi lagi," ujarnya.
Terkait peringatan dari Bank Dunia tentang ketentuan batas atas defisi APBN sebesar 3 persen, Gibran mengatakan akan menindaklanjuti hal tersebut.
"Terima kasih evaluasinya nanti akan kami tindaklanjuti lagi. Tapi kita pengin program tetap jalan," jelasnya.
Baca Juga: Hadapi Resiko Inflasi Pangan, Rakorpusda Pengendalian Inflasi Jawa Putuskan 3 Strategi
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kähkönen meminta pemerintah untuk menyiapkan rencana dan anggaran untuk program makan siang gratis tersebut.
Bank Dunia berharap Indonesia dapat mematuhi batas atas defisit fiskal yang ditetapkan, yaitu 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). ***