unescoworldheritagesites.com

Lewat Ibiza (Inkubator Bisnis Pazti Bisa): Balai Diklat Industri Yogyakarta Berdayakan Startup Unggul - News

Lewat Ibiza (Inkubator Bisnis Pazti Bisa), Kemenperin memberikan tugas kepada Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta terus memberdayakan startup unggul yang bertujuan mengembangkan produk dalam negeri yang berfokus di bidang teknologi, sensorik, dan robotik  (AG Sofyan )

: Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) berkomitmen menciptakan wirausaha yang berkarakter dan bermental kewirausahaan serta berkompetensi di bidang usahanya.
 
Menurut Menperin AGK, Balai Diklat Industri (BDI) dalam naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian memiliki program pembinaan startup bernama Inkubator Bisnis sebagai salah satu bentuk pembinaan SDM industri.
 
“Pembinaan sumber daya manusia industri ini mencakup pembinaan wirausaha industri yang tujuannya adalah untuk menciptakan wirausaha yang berkarakter dan bermental kewirausahaan serta berkompetensi di bidang usahanya,” ungkap Memperin AGK di Jakarta, Jumat (23/6/2023).
 
 
Kebijakan yang dilakukan Kementerian Perindustrian, lanjut AGK, mendasarkan kepada laporan dari Startup Ranking yang menempatkan Indonesia berada di posisi ke-5 negara di dunia dengan jumlah perusahaan rintisan atau startup terbanyak di dunia pada tahun 2022. Tepatnya dengan jumlah 2,346 startup. 
 
Sedangkan Amerika Serikat, India, Britania Raya, dan Kanada menempati posisi empat besar.
 
Menindaklanjuti kebijakan Menperin AGK, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Masrokhan menungaskan Balai Diklat Industri di seluruh Nusantara untuk bergerak cepat mengembangkan program pembinaan startup yakni Inkubator Bisnis sebagai salah satu bentuk pembinaan SDM industri yang produktif.
 
 
Salah satu Balai Diklat Industri Kemenperin yang memperlihatkan kinerja memuaskan adalah BDI Yogyakarta. Selain Balai Diklat Industri di Yogyakarta, ada 6 lagi di beberapa Provinsi yakni BDI di Medan, Padang, Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar.
 
Masrokhan menyebut di BDI Yogyakarta turut memiliki program inkubator bisnis yang dinamakan Ibiza (Inkubator Bisnis Pazti Bisa). 
 
Program tersebut mendukung usaha baru khusus di bidang industri plastik, kerajinan kulit, dan produk kulit guna memenuhi permintaan pelaku industri.
 
 
“Usaha yang terpilih atau yang kerap disebut tenant akan mendapatkan layanan inkubasi yaitu pengembangan produk, pengembangan pasar, dan Start Up Graduate Program,” jelas Masrokhan.
 
Dalam mengembangkan produk, para tenant mendapatkan bimbingan terkait product development hingga product simulation, dengan evaluasi capaian mingguan, bulanan, dan evaluasi akhir.
 
"Melalui pengembangan pasar, tenant juga mempelajari cara untuk memasarkan produk yang telah dibuat. Tenant akan mendapatkan konsultasi bisnis hingga business matching.
Setelah tenant lulus dari program inkubator, tenant tidak dilepas begitu saja," beber Masrokhan.
 
 
Di tempat terpisah, Fajar Hamid selaku Subkoordinator Pengembangan dan Kerjasama Diklat BDI Yogyakarta menjelaskan Ibiza BDI Yogyakarta memiliki Start Up Graduate Program untuk memantau perkembangangan paska program inkubasi, serta memberikan pendampingan dengan intensitas yang lebih rendah.
 
Forum Wartawan Industri (Forwin) berkesempatan melihat dari dekat kinerja Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta di bawah pembinaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian yang memiliki program unggulan Diklat 3 in 1 dan Inkubator Bisnis
Forum Wartawan Industri (Forwin) berkesempatan melihat dari dekat kinerja Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta di bawah pembinaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian yang memiliki program unggulan Diklat 3 in 1 dan Inkubator Bisnis (AG Sofyan )
Selain program inkubator bisnis, BDI Yogyakarta juga menyelenggarakan pelatihan Diklat 3 in 1 secara rutin. Dalam Diklat 3 in 1, peserta mendapatkan 3 manfaat sekaligus dalam 1 diklat, yakni pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja. 
 
"Pelatihan dilakukan dengan menggunakan kurikulum dan modul yang mengacu pada kebutuhan industri agar terbentuk link and match antara lembaga pelatihan dengan perusahaan industri untuk menghasilkan lulusan pelatihan yang kompeten dan siap kerja," jelasnya kepada para jurnalis yang tergabung dalam Forum Wartawan Industri (Forwin) yang mengikuti tour media di Provinsi DI Yogyakarta, Jum'at (23/6/2023).
 
 
Pada akhir pelatihan dilakukan sertifikasi kompetensi terhadap peserta pelatihan, yang bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan pelatihan telah kompeten. 
 
Untuk memudahkan proses sertifikasi maka BDI membentuk Tempat Uji Kompetensi (TUK), Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), dan menyiapkan perangkat terkait. 
 
Setelah proses penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi dilakukan, maka proses terakhir adalah penempatan lulusan berdasarkan kerja sama yang telah disepakati dengan pihak industri.
 
 
Dalam kesempatan itu juga dihadiri Kepala Biro Humas Kemenperin Kris Sasono Ngudi Waluyo juga ikut didampingi staf Humas Kemenperin dan staf BPSDMI. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat