unescoworldheritagesites.com

Program CSA Kementan, Terbukti Tekan Emisi Gas Rumah Kaca - News

Program CSA Kementan (Ist)

: Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengambil langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi fenomena El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus nanti.

Diantaranya dengan mempersiapkan berbagai upaya antisipasi adaptasi dan mitigasi El Nino di sektor pertanian yang siap dilaksanakan setiap daerah.

Kementan juga terus mendorong dan membantu petani dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan.

KementanBaca Juga: Tumbuh Menjadi Koperasi Tangguh dan Dipercaya, TC Invest Siapkan Diri Melantai di Bursa Tahun 2025

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, saat ini tantangan pembangunan pertanian sangatlah besar. Selain, adanya perubahan iklim atau climate change, juga terjadi degradasi lahan, sarana produksi terbatas, khusus pupuk kimia kian mahal, produksi juga tidak efisien dengan penurunan produktivitas lahan.

“Karena itu, sekarang ini kita tidak bisa lagi dengan cara lama, tapi harus sudah menggunakan cara baru dalam meningkatkan produksi pangan. Dengan jumlah penduduk kita mencapai 280 juta jiwa, hadirnya pertanian yang makin maju, makin modern dan mandiri akan sangat berarti. Karena penduduk Indonesia sangat besar,” ujar Mentan Syahrul.

Menyikapi perubahan iklim tak menentu, kata Mentan Syahrul, pelaku pertanian dituntut membuat pertanian agar lebih ramah lingkungan sekaligus berdapatasi dengan fenomena alam lainnya, sehingga produktivitas dan keragaman komoditi pertanian bisa dicapai.

Karena pertanian ramah lingkungan juga sejalan dengan pertanian berkelanjutan yang merupakan implementasi dari RPJMN Prioritas Nasional (PN) 6 tentang membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon, jelas Mentan Syahrul.

Baca Juga: Belasan Ribu Petani Tembakau, Ketua RT, RW dan Anggota BPD Probolinggo Kini Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan

"Bentuk-bentuk penerapan pertanian ramah lingkungan antara lain pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA), pertanian terintegrasi (integrated farming), serta pertanian organik," imbuh dia.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMP Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kapasitas SDM Pertanian Mendukung Keberlanjutan CSA di Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/7/2023) mengatakan bahwa pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian yang mengelola seluruh sumber daya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk mencapai produktivitas berkelanjutan dan secara ekonomi menguntungkan dan berisiko rendah.

Selain itu pertanian ramah lingkungan merupakan teknik pertanian yang dalam pelaksanaannya menggunakan mikroorganisme menguntungkan serta bahan organik sehingga agroekosistem menjadi seimbang baik di bawah tanah maupun di atas tanah.

Kabadan Dedi menjelaskan, petani seringkali menggunakan pestisida maupun pupuk kimiawi yang berlebihan dan berakhir pada hancurnya lingkungan yang kembali lagi berakibat pada pertanian.

Baca Juga: Mentan SYL Ajak Penyuluh dan Petani Berkolaborasi Dengan Apik Bangun Pertanian Indonesia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat