unescoworldheritagesites.com

Kemenperin Ciptakan Alat Olah Limbah Cair Berbasis Biologi - News

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi.

JAKARTA: Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang, yang merupakan salah satu unit kerja Balai Kemenperin, menciptakan teknologi pengolahan limbah cair berbasis biologi.

Temuan yang diberi nama PLANET-2020 (Pollution Prevention based on Anaerobic-Aerobic-Wetland Integrated Technology 2020) memanfaatkan mikroorganisme (bakteri) untuk mengurai air limbah. 

Konon, PLANET-2020 mampu mendegradasi polutan (zat pencemar) hingga 90-98%, lebih tinggi dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berbasis kimia yang mencapai 80-90%. Bahkann dibandingkan IPAL berbasis biologi konvensional (80-90%).

"Limbah yang sudah diuraikan oleh bakteri akan mengalami penurunan kadar pencemar sehingga memenuhi baku mutu lingkungan dan aman dikembalikan ke lingkungan," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi melalui keterangan tertulis, Kamis (21/5/2020).

Doddy menyebutkan temuan itu sangat ramah lingkungan, sehingga sesuai dengan konsep industri hijau yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

Menurut dia, pendekatan industri hijau yang dapat dilakukan antara lain melalui tindakan hemat dan efisien dalam pemakaian sumber daya alam, air dan energi. Selain itu, penggunaan energi alternatif, penerapan 4R (reduce, reuse, recycle dan recovery), penggunaan teknologi rendah karbon, serta meminimalkan timbulan limbah.

“Untuk terus mendukung majunya pembangunan industri hijau di tanah air, BPPI terus berupaya menghasilkan berbagai inovasi,” ungkap Doddy. 

Inovasi teknologi PLANET-2020 yang diciptakan oleh BBTPPI Semarang meliputi 3 unit pengolahan limbah yang dirancang dari unit anaerobik, aerobik dan wetland yang dimodifikasi sesuai kebutuhan. 

Unit anaerobik merupakan modifikasi dari sistem anaerobik konvensional, yaitu menggunakan aliran air upflow yang dikombinasikan dengan sistem resirkulasi. 

Unit aerobik menggunakan sistem lumpur aktif, sedangkan unit wetland menggunakan sistem horizontal subsurface constructed wetland yang diresirkulasi. 

Integrasi dari ketiga unit dapat menurunkan bahan pencemar organik hingga lebih dari 95%, amoniak hingga 80% dan fosfat sebesar 70%.

Doddy menyebutkan, kelebihan yang dimiliki oleh PLANET-2020, antara lain kemampuan degradasi polutan (zat pencemar) mencapai 90-98%, lebih tinggi dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berbasis kimia yang mencapai 80-90%, atau dibandingkan IPAL berbasis biologi konvensional (80-90%).

Praktis dan Ekonomis

Kepala BBTPPI Ali Murtopo Simbolon mengemukakan, PLANET-2020 tidak membutuhkan lahan luas. Energi listrik pun lebih hemat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat