unescoworldheritagesites.com

Raih Penghargaan Tertinggi Industri Hijau Kemenperin, SidoMuncul Kembangkan Nursery Rempah - News

JAKARTA: Pencapaian kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi SidoMuncul Tbk di akhir tahun 2021 dalam pengelolaaan Industri Hijau kembali mendapatkan pengakuan dari government. SidoMuncul mendapatkan penghargaan Industri Hijau Level 5 dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) atas prestasi dan keberhasilannya menerapkan prinsip Industri Hijau.

Penghargaan tersebut diberikan karena perusahaan jamu dan industri terbesar dan termodern di jagat nusantara ini dinilai telah berhasil menjalankan prinsip keberlanjutan, termasuk pengaplikasian teknologi ramah lingkungan, pada proses bisnis dan rantai pasok usahanya.

General Manager Lingkungan SidoMuncul Hadi Hartojo mengatakan penghargaan Industri Hijau ini sudah diterima sebanyak empat kali berturut-turut dan mendapatkan predikat tertinggi, yaitu Level 5.

“Penghargaan ini telah diterima sejak 2017, 2018, 2019, dan 2021. Tahun lalu tidak diadakan karena pandemi Covid-19. Untuk penilaiannya sendiri meliputi tiga aspek, yaitu aspek teknis, produksi, dan manajemen. Dari ketiga aspek ini, syukur alhamdulillah, SidoMuncul berhasil mendapatkan nilai di atas 92,” ungkap Hadi Hartojo saat konferensi pers penerimaan penghargaan di kantor SidoMuncul, Cipete, Jakarta, Selasa, (30/11/2021).

Pada kesempatan yang sama, Direktur SidoMuncul Irwan Hidayat mengaku penghargaan Industri Hijau ini menjadi salah satu target penting SidoMuncul di bidang lingkungan hidup.

Irwan Hidayat menegaskan upaya dan niat baik memelihara lingkungan dan aspek bisnis SidoMuncul adalah dua hal yang sama-sama penting. Dia mengakui bahwa penerapan prinsip keberlanjutan pada industri jamu memiliki tantangan dan lebih sulit dibandingkan mengelola industri farmasi. Kenapa begitu?

Pasalnya, limbah industri jamu memiliki kadar biological oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD) yang tinggi.

“Kami pun mengembangkan teknologi untuk mengolah limbah. Termasuk, membangun plant dengan tangki up-flow anaerobic sludge blanket (UASB) untuk memproses berbagai varian limbah,” ungkap salah satu owner dari 4 saudaranya yang lain dan merupakan generasi ketiga SidoMuncul ini.

Selain itu, sebagai perusahaan pabrik jamu, SidoMuncul tidak hanya berfokus pada aspek bisnis semata, tapi juga sangat konsisten memerhatikan dampak lingkungan dari pemakaian bahan baku.

‘Pengelolaan limbah itu tergantung dari pemakaian bahan bakunya. Kami pilih bahan-bahan yang berkualitas tinggi, yang punya rendemen (perbandingan berat kering ekstrak dengan jumlah bahan baku) zat aktif yang tinggi. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan baku secara berlebihan, sehingga lebih efisien,” tuturnya.

Lebih lanjut, Irwan membeberkan keberadaan limbah padat dari proses produksi SidoMuncul juga diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan sehingga efisiensi energi yang didapat pun bisa berlipat. Bukan itu saja achievment yang dijabani manajemen SidoMuncul.

Lompatan dan terobosan yang dibesut para kreator seperti Irwan Hidayat dan 4 saudara kandungnya di korporasi emiten berkode saham: SIDO ini, juga akan membangun dan mengembangkan tempat pembibitan (nursery) tanaman rempah-rempah.

Irwan menyebut bibit tanaman rempah nantinya juga dibagikan kepada pemerintah dan masyarakat. Tak hanya itu, SidoMuncul yang kini sudah menginjak usia 70 Tahun ini juga memiliki program pengembangan masyarakat, khususnya di sekitar wilayah operasional SidoMuncul, tepatnya pabrik di Klepu, Bawen, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng.

“Kami membangun desa wisata, seperti desa buah dan desa rempah. Program tersebut turut dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK), yakni seberapa besar dampak perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar,” urai cucu pendiri SidoMuncul, mendiang Ibu Rahkmat Sulistio ini.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat