unescoworldheritagesites.com

Sri Mulyani: Waspadai Inflasi meski Neraca Perdagangan Surplus - News

Menkeu Sri Mulyani. (Kemenkeu)

: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan untuk tetap mewaspadai inflasi Indonesia, sama seperti inflasi yang terjadi di seluruh dunia.

Di negara maju, kata Menkeu, inflasi akan berada di 6,6 persen atau naik 0,9 percentage point. Sementara di negara berkembang, inflasinya diperkirakan mencapai 9,5 persen atau naik 0,8 percentage point dari proyeksi sebelumnya.

Jadi, inflasi makin tinggi, pertumbuhan makin melemah.

"Ini kombinasi yang sangat tidak baik bagi lingkungan ekonomi global yang juga harus kita waspadai bisa mempengaruhi Indonesia,” ujar Menkeu secara daring dalam Konferensi Pers APBN Kita, Rabu (27/7/2022).

Baca Juga: PLN Dipuji BPK Berhasil Lakukan Efisiensi dengan Tetap Menjaga Keandalan Pasokan Listrik

APBN akan semakin berperan sebagai shock absorber untuk melindungi masyarakat, mendukung pemulihan, dan menjaga kesinambungan fiskal di tengah potensi risiko global dan kenaikan angka harian Covid-19.

Neraca Perdagangan Surplus

Sementara itu, Neraca perdagangan Indonesia menunjukkan surplus 5,1 miliar dolar AS, lebih tinggi dari bulan Mei 2022 yang sebesar 2,9 miliar dolar AS.

"Surplus neraca perdagangan di bulan Juni hampir 2 kali lipat dibandingkan Mei. Ini adalah hal yang positif karena 26 bulan berturut-turut neraca perdagangan Indonesia masih dalam posisi surplus,” kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Sebanyak 7 Klub Sepakbola Ponpes Ikuti Liga Santri Piala KSAD Tingkat Korem Warastratama

Menurut Menkeu, hal ini berarti kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan tren yang baik meski masih harus mewaspadai berbagai risiko global, khususnya inflasi dari negara maju.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan ekspor Juni 2022 mencapai 26,1 miliar dolar AS atau tumbuh kuat 40,7 persen year on year (yoy), terutama didorong kelompok non migas, seperti batu bara, produk sawit, besi dan baja.

Sementara, impor Juni 2022 tercatat 21 miliar dolar AS atau tumbuh 22 persen (yoy) yang didominasi oleh bahan baku dan barang modal. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat