unescoworldheritagesites.com

Sepotong Cerita Literasi Finansial versi BRI - News

  Sepotong Cerita  Literasi Finansial  Versi BRI (Istimewa )

: Edukasi  meningkatkan keuangan masyarakat, BRI  punya cara  tersendiri. Bahkan BRI terdepan dalam gerakan mengolah  literasi finansial secara masif.

Ini fakta bukan cerita kosong. Atau isapan jempol belaka.

BRI olah literasi keuangan di masyarakat Indonesia, terbukti berhasil. Ini terkait  bagaimana cara mengelola uang dengan memahami perbankan.

Seperti  investasi, manajemen keuangan pribadi, dan pelanggan.Serta, memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca Juga: Pascasarjana IAIN Sorong Naik Tingkat Akreditasi Menjadi Baik Sekali

Secara umum. Masyarakat juga perlu memahami bagaimana mengelola uang, melunasi hutang, suku bunga, asuransi. Termasuk tabungan pensiun, pajak, serta produk keuangan seperti kredit dan pinjaman.

Memang dalam kondisi melek  finansial, warga dapat menggunakan produk keuangan tersebut untuk mencapai stabilitas ekonomi dan keuangan keluarga.

Literasi Finansial Terjadi

Atas masukkan BRI Polisi menangkap  pelaku kejahatan keuangan publik akhir 2022 lalu. Pelaku  penipuan social engineering (soceng) bermodus phising melalui situs palsu perubahan tarif transfer BRI ditangkap. Kemudian diproses Polisi, Kamis (24/11/2022).

Tak sampai di situ. BRI juga turun lapangan (Turlap) dalam proses pengungkapan dan penangkapan tersangka berinisial FI, H, dan N. BRI bertindak serius  dan aktif  melaporkan kasus ini kepada  Polri.

 Kisah ini tercatat dalam laporan  bernomor LP/B/0569/IX/2022/SPKT/Bareskrim Polri tanggal 29 September  2022.

Tiga tersangka itu dijerat Pasal 45A ayat (1) Jo Pasal 28 ayat (1) dan/atau Pasal 51 Jo Pasal 35 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau Pasal 378 KUH Pidana Jo pasal 55 Ayat 1 Ke 1 KUH Pidana.

Penipuan Investasi

Upaya BRI berantas dan melakukan literasi finansial untuk menghalau kejahatan penipuan bidang  keuangan di Indonesia bukan  tanpa alasan.

Baca Juga: Lirik Lagu Cinta Tak Berlabuh - Iyet Bustami

Buktinya. Sejumlah kasus terjadi yang kemudian merugikan nasabah perbankan di sejumlah daerah.

Karena itu upaya BRI dalam upaya literasi finansial  patut diapresiasi. Betapa Tidak.

Fakta

1.Terbukti  31 Maret  2021  lalu  kebobolan rekening tiga nasabah  Bank Riau Kepri dengan nilai kerugian Rp1,3 miliar.

2. Sebanyak 14 nasabah Bank Mega kantor cabang Gatot Subroto. Sejumlah nasabah di Denpasar, Bali mengaku kehilangan dana yang mereka simpan di Bank Mega. Total  seluruh dana yang raib yaitu mencapai Rp 56 miliar. Kuasa hukum Suryatin Lijaya mengatakan, selama menjadi nasabah Bank Mega, kliennya tidak pernah mencairkan deposito-nya. Hingga suatu ketika, sang klien mendengar kabar dari teman anaknya yang mengaku tidak dapat melakukan pencairan dana deposito-nya di Bank Mega Bali.

3. Sejumlah nasabah Bank Rakyat Indonesia atau BRI di Bojonegoro.

Para nasabah itu  mengaku dana tabungan yang mereka simpan di rekening raib secara misterius. Asisten Manajer Operasional Kantor BRI Cabang Bojonegoro, Lusujiana menjelaskan nasabah yang telah melapor kehilangan uang tabungan dalam rekening sebanyak lima orang. “Ada 5 orang yang sudah melaporkan,” kata Lusujiana, ketika itu Selasa, 23 Februari 2021.

Tabungan   yang awalnya senilai Rp 13 juta itu raib dan hanya tersisa Rp 500 ribu. Saat dilakukan pengecekan histori transaksi, ditemukan adanya transaksi penarikan dana yang misterius. Penarikan itu dilakukan sebanyak Lima kali dengan total masing-masing Rp. 2.5 juta.

“Saldo awalnya Rp 13 juta, hilang Rp 10 juta dan sisa Rp 3 juta. Besok paginya berkurang lagi Rp 2,5 juta dan akhirnya  tersisa Rp 500.000 di rekening tabungan,” kata dia.

Baca Juga: Pertamina NRE- Kilang Pertamina Intetnasional Target Total PLTS Area Kilang Capai 10 MWp

4. Pembobolan Kartu ATM

Ketua Komisi Pemilihan Umum  Kabupaten Sidoarjo M Iskak mengalami kerugian puluhan juta rupiah akibat kena bobol.

Kejadian tersebut terjadi pada pertengahan Februari 2021 saat dirinya hendak menarik sejumlah uang di ATM di dekat kediamannya di daerah Entalsewu. Ketika Iskak hendak memasukkan kartu ke dalam mesin ATM, ia mengatakan kartu ATM-nya tidak bisa masuk seperti ada yang mengganjal.

Iskak pun memutuskan untuk membatalkan menarik uang di mesin ATM tersebu. saat keluar dari bilik ATM dirinya dihampiri seseorang dan bertanya terkait kejadian tersebut.

Ketua KPU Sidoarjo ini pun menceritakan bahwa kartu ATM-nya tidak bisa masuk, lantas orang tersebut meyakinkan bahwa kartu ATM Iskak tersebut bisa digunakan. Selanjutnya Iskak pun kembali memasukkan kartu ATM-nya ke mesin ATM dan ternyata memang bisa. Namun meski begitu, kartu ATM-nya tidak bisa diakses sebab saat memasukkan kode PIN ternyata PIN-nya salah.

Tak lama berselang, Iskak mendapat pesan dari SMS Banking bahwa dirinya telah melakukan transaksi transfer. “Karena merasa ada yang tidak beres kemudian saya berinisiatif untuk ke kantor bank terdekat. Dari situ, saya sadar terkena pembobolan ATM,” kata Iskak. Akibat kejadian tersebut, Iskak menderita kerugian sekitar Rp 36.8 juta.

5. Pembobolan Nasabah Bank Mandiri dan BCA Depok.

Seorang nasabah Bank Mandiri dan BCA mengalami pembobolan pada 7 Januari 2021 lalu, dari kejadian tersebut korban menderita kerugian sekitar Rp 1.9 juta. Kejadian tersebut diketahui dari sebuah cuitan akun media sosial Twitter @nurultr.ani. Ia mengaku kehilangan saldo uang tabungan di dua rekening yang berbeda. Bank Mandiri dan BCA, padahal dirinya tidak melakukan transaksi apa pun. Kejadian tersebut terjadi pada pertengahan Januari 2021.

Baca Juga: Waspada, Ini Golongan Darah Paling Rentan Stroke di Usia Muda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat