unescoworldheritagesites.com

Ratusan Miliar Anggaran Revitalisasi Pendestrian di APBD DKI 2023 Tak Perhatikan Dampak Lingkungan Disoal - News

Proyek revitalisasi pendestrian di depan kantor Gubernur DKI Jakarta Jalan Nerdeka  Selatan.



: Program revitalisasi pendestrian di sejumlah jalan raya di DKI Jakarta disoal oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jakarta Pusat RH Victor Aritonang.

Pasalnya, proyek perlebaran pendestrian di jalan- jalan utama itu tidak dilengkapi dengan kajian yang baik, dan seharusnya memperhatikan  karakter  wilayah.

Bahkan aspek lingkungan diabaikan, sehingga bisa berdampak fatal  terhadap ketersediaan air tanah.

Baca Juga: Pj Gubernur DKI Heru Resmikan Rumah Digital Untuk Disabilitas

"Revitalisasi pendestrian dengan betonisasi di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakartan Pusat tidak cocok. Karena tiga wilayah ini fungsinya untuk  resapan air hujan. Kalau pendestriannya dilebarkan dengan dibeton, maka air hujannya langsung mengalir ke saluran, lalu lari ke laut," ujar Victor Aritonang kepada wartawan, Sabtu (6/11/2022).

Victor menyampaikan, program revitalisasi pendestrian oleh Dinas Bina Marga DKI Jakarta itu dianggarkan mencapai ratusan miliar di APBD 2023 yang sedang dibahas oleh eksekutif dan legislatif.

"Jadi anggaran itu harus dievaluasi. Saya minta Komisi D DPRD membatalkan anggaran  yang sudah diajukan oleh Dinas Bina Marga itu," kata Victor.

Baca Juga: Para Aktivis Senior Siap Beri Kontribusi Pemikiran Kepada Pj Gubernur Heru Budi Untuk Sukses Pimpin Jakarta


Sejatinya ia tidak berkeberatan  ada program perbaikan pendestrian, namun harus ada kajian yang baik, memperhatikan daya dukung lingkungan. Misalnya  materialnya dengan batu alam.

"Jika perbaikan trotoar itu materialnya menggunakan batu alam, maka estetikanya bagus, bisa menyerap air ke dalam tanah, tidak semua air hujan langsung mengalir ke saluran, lalu lari ke laut," katanya.

Victor memaparkan, di era Gubernur Fauzi Bowo telah dimulai revitalisasi pendestrian di Jalan MH Thamrin hingga Jalan Sudirman, hasilnya bagus.

"Apa lagi DKI Jakarta sudah tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara, jadi kota ini harus ditata dengan sangat baik, agar menjadi  kota global modern, menarik bagi masyarakat wisatawan berkunjung ke Jakarta," tuturnya.

Baca Juga: Prasetyo Edi Marsudi Minta Pj Gubernur Harus Segera Benahi Masalah di BUMD Jakpro

Namun  revitalisasi tetap harus memperhatikan dampak lingkungan.

Victor juga memprotes revitatisasi pendestrian sepanjang Jalan Merdeka Selatan, depan gedung balai kota DKI Jakarta yang dilebarkan dengan dibeton.

Ketua Kadin Jakpus RH Victor Aritonang
Ketua Kadin Jakpus RH Victor Aritonang



"Di sekitar Monas, Jalan Merdeka Utara, Jalan Merdeka Selatan,  Jalan Merdeka Barat kan banyak pepohonan yang memerlukan air. Nah kalau dibeton seperti itu pasti panas, nggak ada air hujan yang menyerap ke dalam tanah dong. Padahal pohon-pohon itu memerlukan cadangan air yang cukup," ucapnya lagi.

Baca Juga: Diskusi LP2AD, Pj Gubernur Diminta Beri Atensi Perubahan Raperda Penataan Utilitas di Jakarta

Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Gerindra yang juga anggota  Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRD DKI Jakarta Nurhasan  sependapat dengan Victor Aritonang, bahwa wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat adalah kawasan resapan air yang akan menjadi cadangan air tanah.

'Ya saya setuju revitalisasi pendestrian di tiga wilayah kota (Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat) tidak menggunakan materi beton, tetapi
<span;> meterial yang lebih bagus, namun tetap memperhatikan  aspek daya dukung lingkungan," ucap Anton. ***


Terkini Lainnya

Tautan Sahabat