unescoworldheritagesites.com

Pro Kontra Greenflation, Green Economy dan Blue Economy Program Cawapres Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka Jika Terpilih - News

Pro Kontra  Greenflation, Green Economy dan Blue Economy  Program Cawapres  Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka Jika Terpilih (Redaksi suarakarya.id)


Oleh Yacob Nauly

: Dunia Perguruan Tinggi sebenarnya tak asing lagi dengan  Program Greenfation, Green Economy dan Blue Economy.

Seperti diketahui 3 program ekonomi ramah lingkungan tersebut santer disuarakan Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.

Sebelum masuk di pokok pembahasan terkait Green Economy dan Blue Economy.

Baca Juga: BRI BO Manokwari Bantu Makanan Gizi dan Cegah Stunting Anak dan Bayi Setempat

Maka sebaiknya istilah Greenflation yang dibahas Wakil Presiden (Capres) Urutan 3 dan Capres Urutan 2  pada debat  Minggu (21/1/2024) lalu itu, penulis ulas  terlebih dahulu.

Greenflation

Greenflation sendiri merupakan istilah yang menggambarkan naiknya harga barang-barang ramah lingkungan.

Itu akibat tingginya permintaan terhadap bahan bakunya. Namun  pasokannya tak mencukupi.

Akibatnya terjadi inflasi imbas dari transisi energi itu.

Mengadaptasi metode produksi dengan teknologi rendah karbon, yang mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca.

Di satu sisi memerlukan investasi besar dan mahal yang akan meningkatkan biaya marjinal setiap unit yang diproduksi itu dalam jangka pendek.

Di sisi lain, penggunaan energi dari bahan yang lebih langka dan karena itu lebih mahal.
Hal ini akan menciptakan tekanan ke atas pada harga.

Green Inflation mengadaptasi metode produksi dengan teknologi rendah karbon, yang mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca.

Di satu sisi memerlukan investasi besar dan mahal yang akan meningkatkan biaya marjinal setiap unit yang diproduksi dalam jangka pendek.

Baca Juga: Ramadhan, Perlu Tanamkan Materi Pendidikan Agama Islam kepada Anak Usia Dini

Tapi di sisi lain penggunaan energi dari bahan yang lebih langka dan karena itu lebih mahal.

Hal ini akan menciptakan tekanan ke atas pada harga.

Green Economy dan  Blue Economy

Diduga masih asing di telinga banyak masyarakat  Indonesia  terkait Program Green economy dan blue economy dan greeninflation.

Termasuk Greenflation itu adalah program ekonomi ramah lingkungan.

Maka ini sebenarnya  adalah tugas  perguruan tinggi.

Tentunya untuk  memberikan  pencerahan kepada masyarakat terkait 3 program ekonomi ramah lungkungan tersebut.

Nah. Green economy atau ekonomi hijau adalah konsep ekonomi juga.

Konsep ini   bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat.

Sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan di Indonesia.

Ekonomi Hijau (green economy) ini dapat  diartikan perekonomian yang rendah.

Atau  tidak menghasilkan emisi karbondioksida terhadap lingkungan.

Yakni, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial.

Pasalnya Pengurangan Emisi Gas Buang Co2. Penanggulangan  efek rumah kaca.

Konsep  Greem Economy ini tidak hanya berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan saja.

Namun juga mencakup tiga lingkup kebijakan, yakni pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan perlindungan lingkungan.

Filosofi ekonomi hijau adalah adanya keseimbangan antara kesejahteraan ekonomi rakyat dan keadilan sosial.

Yaitu dengan tetap mengurangi resiko-resiko kerusakan lingkungan dan ekologi (Wanggai, 2012 : 7).

Dalam hal inilah esensi ekonomi hijau sebagai model pembangunan ekonomi yang berbasis pembangunan berkelanjutan.

Nah itu ekonomi hijau (green economy). Berbeda dengan  ekonomi biru (blue economy).

Jika ekonomi hijau fokus pada pembangunan berkelanjutan dan penurunan risiko lingkungan.

Maka ekonomi biru berfokus pada pembangunan ekonomi berkelanjutan di sektor kelautan.

Baca Juga: Hasil Survei Terbaru Elektabilitas Paslon Nomor Urut 2 Parabowo-Gibran Tembus Angka 52 Persen

Mengapa pembangunan ekonomi hijau perlu dilaksanakan?

Nah itu ekonomi hijau (green economy). Berbeda dengan  ekonomi biru (blue economy).

Jika ekonomi hijau fokus pada pembangunan berkelanjutan dan penurunan risiko lingkungan.

Maka ekonomi biru berfokus pada pembangunan ekonomi berkelanjutan di sektor kelautan.

Mengapa pembangunan ekonomi hijau perlu dilaksanakan?

Dengan pertumbuhan ekonomi hijau, kita dapat meraih kemakmuran serta kemajuan sosial dan lingkungan hidup yang bersih dan sehat.

Yang  dibutuhkan saat ini adalah pendekatan sistematis dalam hal pembuatan kebijakan dan perencanaan.

Lalu investasi dan aksi yang mampu menggerakkan Indonesia menuju visi ekonomi hijau.

8 Langkah Menuju Ekonomi Hijau

• Membangun komunitas yang berkelanjutan. Komunitas seperti ini memungkinkan setiap anggotanya mengurangi dampak terhadap lingkungan.

• Emisi karbon lebih rendah.

• Tenaga angin.

• Tenaga matahari.

• Bola lampu yang lebih hijau.

• Produksi ternak yang aman.

• Sertifikasi hutan.

• Ketenagakerjaan hijau.

Dunia perguruan tinggi sering membahas program ini untuk kepentingan pembangunan  berkelanjutan di Indonesia.

Baca Juga: Satgas Yonif 133 Yudha Sakti Berhasil Kuasai Markas KST TPNPB Kodap IV Sorong Raya Pimpinan Manred Fatem

Siapa pencetus teori ekonomi hijau?

Berbicara tentang konsep Ekonomi Hijau (Green Economy), Suhartoyo mengatakan hal tersebut diluncurkan pertama kali oleh United Nations Environment Programme (UNEP) pada 2008.

Apa contoh penerapan pembangunan berkelanjutan?

Contoh Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan

Menggunakan sumber daya alam sesuai dengan daya dukung lingkungan.

Ini guna meminimalkan dampak kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi.

Contoh Pembangunan Berkelanjutan

• Pembangunan Pabrik. Dalam membangun pabrik harus memperhatikan sektor ekonomi, sosial dan lingkungan.

• Pembangunan Tambang Emas. Contoh pembangunan berkelanjutan selanjutnya adalah tambang emas.

• Pembangunan Perkantoran.
<span;>Ada Juga yang disebut Green Growt artinya pertimbiuan Ekonomi Hijau.

Green Growth atau Pertumbuhan Ekonomi Hijau adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Namun  Green Growth
juga ramah lingkungan, serta inklusif secara sosial.

Kapan green economy dibentuk?

Jika dilihat dari asal-muasalnya, maka istilah ekonomi hijau telah muncul sejak tahun 1989.

Pada masa itu, sekelompok ahli ekonomi terkemuka di Inggris merancang laporan untuk Pemerintah dengan judul “Untuk Ekonomi Hijau”.

Selanjutnya  terkait Konsep blue economy ini merupakan pemamfaatan  sumber daya laut berkelanjutan.

Baca Juga: Bahaya Covid 19 Masih Mengancan, 1 Warga Indonesia di Jepang Meninggal akibat Virus ini

Khususnya bagi laju pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga kesehatan ekosistem laut.

Model bisnis blue economy dapat diterapkan penduduk Indonesia.

Ini bisa memanfaatkan sektor perikanan dan kelautan sebagai mata pencaharian mereka.

Sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita.

Yakni dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi.

Khususnya ekonomi suatu negara. Dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Mengapa green economy dan Blue Economy penting?

Blue and Green Economy (BGE) merupakan hal yang penting.

Itu karena sektor ekonomi kelautan dan perikanan merupakan sumber daya yang berlimpah.

 Sumber Daya Alam (SDA) yang menjanjikan usaha-usaha yang menguntungkan.

Termasuk  dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Terkait tujuan ekonomi biru yaitu

mewakili semua kegiatan ekonomi yang  melekat dengan lautan.

Laut   atau wilayah pesisir untuk dikembangkan dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Serta  pembangunan ekonomi, peningkatan lapangan kerja dan perbaikan lingkungan dengan tetap menjaga ekosistem.

Baca Juga: SKK Migas – Petrogas (Island) Ltd Tajak Sumur Ekplorasi Piarawi 1 di Wilayah Kerja Salawati Sorong Papua Barat Daya

Prinsip Blue Economy.

Prinsip blue economy yang diterapkan pada usaha ini adalah meminimalkan limbah.

Limbah memiliki mulfiplier effect, melibatkan banyak tenaga kerja, dan memiliki inovasi dan adaptif.

Usaha pengolahan kulit dan tulang ikan menjadi produk olahan baru telah dilakukan sejak awal tahun 2011.

Apa dampak ekonomi biru.
Ekonomi biru memiliki dampak yang signifikan di seluruh dunia.

Beberapa dampak positifnya termasuk, pemberian Pekerjaan.

Ekonomi biru memberikan lapangan pekerjaan bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Terutama dalam sektor perikanan, kelautan, dan pariwisata pantai.

Siapa penemu Blue Economy?

Ekonomi Biru (Blue Economy) adalah sebuah konsep ekonomi yang mencoba untuk membangun sistem ekonomi yang berkelanjutan dan berdasarkan pada prinsip-prinsip alami dan lokal.

Konsep ini dikembangkan oleh Gunter Pauli pada tahun 2010 melalui bukunya berjudul “Blue Economy-10 Years, 100 Innovations, 100 Million Jobs”.

Menurut Gunter Paulli (pencetus Blue Economy) tujuannya sendiri adalah untuk menciptakan industry kelautan dan perikanan yang meningkat dari segi pendapatan dan kontribusi bagi negara.

Hal ini erat kaitannya  dengan ekonomi yang berkelanjutan.

Di Indonesia sendiri, ekonomi yang berkelanjutan didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi.

Kegiatan ekonomi  yang berfokus pada kesejahteraan bersama yang menguntungkan.

Keuntungan bagi produsen dan konsumen dengan tidak hanya mengejar pada pertumbuhan ekonomi saja.

Baca Juga: Peringati Hari Gizi Nasional 2024, BRI Peduli Salurkan Bantuan Cegah Stunting Itu Penting

Kemudian ada juga kimia hijau yang perlu diterapkan di era sekarang ini.

Manfaat kimia hijau adalah mengusahakan proses-proses kimia yang lebih ekonomis.

Pasalnya biaya produksi dan regulasi yang lebih rendah, efisien.

Khususnya dalam penggunaan energi, pengurangan limbah produksi, pengurangan kecelakaan, produk yang lebih aman juga tempat kerja.

Dan juga  komunitas yang lebih sehat, perlindungan terhadap kesehatan.

Ada juga Ekonomi digital (digital economy). Ini adalah satu istilah yang menjelaskan kemunculan fenomena.

Aktivitas perekonomian yang terjadi karena teknologi digital.

Melansir TechTarget, di awal kemunculannya, gelombang perekonomian ini sering disebut dengan istilah ekonomi internet (internet economy).

Pembangunan ekonomi seperti apa yang paling optimal untuk diterapkan di Indonesia saat ini.

Yaitu Pembangunan berkelanjutan pada aspek ekonomi yang paling optimal.

Baca Juga: Kemenhub Tingkatkan Keselamatan Pengendara dengan Lengkapi Fasilitas dan Rambu

Khususnya bagi Indonesia adalah kegiatan perekonomian yang difokuskan pada kesejahteraan bersama.

Perlu adanya kegiatan yang menguntungkan bagi konsumen dan produsen.

Baca Juga: Hakim Tunggal PN Jakarta Selatan Gugurkan Status Tersangka Eddy Hiariej

Namun tidak memberi dampak buruk yang besar bagi lingkungan.

Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi?

Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor.

Yaitu jumlah penduduk. Lalu jumlah barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi yang digunakan.

Teori ini memberikan perhatiannya pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi.

Apakah di Indonesia sudah menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan?

Baca Juga: Pimpin Apel Pengecekan Personil BKO PAM TPS, Wakapolda Metro: Jangan Underestimate, Jangan Terlena, Hadirkan Suasana Kondusif Setiap Kehadiran Polri

Pemerintah Indonesia terus berkomitmen dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan aturan RPJMN 2020 – 2024.

Di mana pembangunan berkelanjutan telah ditetapkan sebagai salah satu aspek.

Aspek yang bertujuan memberikan akses pembangunan yang adil dan inklusif. Serta menjaga lingkungan hidup.

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip.

Yaitu memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987.

Apa saja 4 pilar pembangunan berkelanjutan?

Indonesiabaik.id - Ada empat pilar Pembangunan Indonesia 2045.  Yakni pembangunan manusia dan penguasaan Iptek. Pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat