Oleh Ahmad Febriyanto
: Pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DI Yogyakarta kembali akan menggelar kegiatan Jogja Halal Festival 2022. Kegiatan ini dilangsungkan pada 3-6 November 2022 dengan tajuk The Biggest Halal Lifestyle Event.
Acaranya ini bukan merupakan kali pertama sebab pada 2018 Jogja Halal Festival juga sudah berhasil digelar. Pada festival kedua ini nantinya akan melibatkan 14 industri halal dari hulu hilir dan diisi dengan kegiatan pendampingan sertifikat halal bagi tenant yang belum memiliki sertifikat halal, terapi kesehatan Islam gratis, hari khusus muslimah, literasi halal bagi anak-anak, literasi kesehatan mental bagi millenial, dan business matching. Selain itu juga pada Jogja Halal Fest kedua ini nantinya juga akan menggandeng pelaku UMKM yang berbasis syariah.
Festival ini menjadi salah satu bentuk dorongan dan sebagai bentuk promosi pada masyarakat tentang industri halal itu sendiri dan halal lifestyle. Bukan kali pertama jika berbicara festival halal, belum lama pada 8-10 September juga sudah dilaksanakan Festival Ekonomi Syariah Jawa 2022 yang bertempat di Surabaya. Selain itu juga pada 5-9 Oktober 2022 akan diselenggarakan Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 9.
Baca Juga: Transformasi Pariwisata
Dari beberapa kegiatan festival tersebut dapat diketahui bahwa memang pada saat ini promosi syariah memang sedang gencar dilakukan. Bank Indonesia juga tampaknya semakin mendukung potensi Indonesia menjadi pusat perkembangan ekonomi syariah. Sebab pada saat ini Indonesia menduduki peringkat 4 dalam pengembangan keuangan syariah, serta peringkat 7 dalam aset keuangan syariah dengan total aset US$ 99 miliar.
Selain itu fakta lain menunjukkan bahwa populasi muslim di Indonesia mencapai 87,2% dari populasi masyarakat Indonesia itu sendiri dan jumlah pondok pesantren mencapai 28.194 dengan 44,2% nya memiliki peluang ekonomi. Serangkaian data tersebut pada dasarnya memperkuat bahwa sebenarnya Indonesia memiliki potensi dalam bidang syariah. Sehingga memang sudah sepantasnya bagi Bank Indonesia serta pemerintah untuk dapat memanfaatkan potensi ini.
Mengembangkan
Dari data di atas kemudian fokus pengembangan menjadi sangat penting utamanya pada sektor halal. Pada sektor industri produk halal bidang makanan sendiri per 2020 Indonesia sudah mencatatkan pertumbuhan 17% dari nilai ekspor global atau sama dengan US$ 34 miliar dari total ekspor US$ 200 miliar. Sehingga kembali lagi perlunya pemerintah menjadi perlu untuk melakukan pendampingan bagi industri halal utamanya sektor UMKM. Sebab pembangunan ekosistem rantai syariah dalam menjaga nilai halal harus benar-benar dijaga dari hulu hingga hilir.
Baca Juga: Digitalisasi Pertambangan
Hal tersebut juga relevan dengan Strategi Utama Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNKS). Sehingga menjaga nilai halal dari hulu hingga hilir menjadi penting sebab hal tersebut merupakan salah satu faktor utama dalam syariah. Utamanya pendampingan pada sektor UMKM yang memiliki peran besar dalam penyerapan 80% tenaga kerja nasional.
Selain mengembangkan dan mengawal industri halal dari hulu hingga hilir guna menjaga nilai halal. Pada saat ini masih perlu adanya pendekatan pada masyarakat tentang industri halal. Hal ini menjadi penting sebab dengan adanya pengetahuan masyarakat tentang industri halal maka perkembangan industri halal juga akan semakin cepat. Sehingga kemudian menjadi relevan dengan kegiatan Jogja Halal Festival kedua dengan memberi literasi halal kepada anak-anak.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat membentuk sikap bagi anak-anak tentang pentingnya bergaya hidup halal atau halal lifestyle. Sehingga kemudian diharapkan industri halal dapat semakin berkembang dan dapat memberi andil besar bagi pembangunan dan ekonomi bangsa Indonesia. Serta industri halal utamanya UMKM dapat go internasional. ***
* Ahmad Febriyanto – Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta