unescoworldheritagesites.com

Pariwisata dalam Balutan Olahraga - News

Ahmad Febriyanto – Mahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Ist)

Oleh: Ahmad Febriyanto

Perhelatan Piala Dunia Qatar 2022 masih meninggalkan sisa cerita. Tak heran jika kemudian seluruh mata dunia tertuju pada perhelatan empat tahunan tersebut. Qatar juga digadang-gadang menjadi tanah Arab pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia. Selain itu juga perhelatan Piala Dunia kali ini sedikit berbeda sebab dilaksanakan saat musim dingin, pertimbangannya adalah suhu musim panas di Qatar tidak memungkinkan atlet untuk bermain.

Sebagai tuan rumah piala dunia Qatar setidaknya mempersiapkan perhelatan ini selama 1 dekade terakhir dengan memperbaiki stadion dan melakukan revitalisasi tempat wisata. Hal tersebut dilakukan sebab menurut analisis yang dilakukan Forward Keys menyebutkan bahwa secara potensial kunjungan wisatawan akan meningkat sebesar 10 kali lipat. Setidaknya selama dua minggu pertama perhelatan tercatat bahwa Qatar telah menerima 765.000 pengunjung, namun angka tersebut tidak sesuai dengan harapan yaitu 1,2 juta pengunjung. Selain itu juga setahun sebelum perhelatan Badan Statistik Qatar juga mencatat terjadi peningkatan penduduk sebesar 13,2 persen, sebab banyak pekerja asing yang direkrut guna mempersiapkan Piala Dunia.

Mengingat bahwa Piala Dunia merupakan perhelatan besar yang juga memungkinkan untuk dapat memiliki wisatawan baru. Sebab wisatawan yang berkunjung ke Qatar pada awalnya hanya didominasi oleh wisatawan Asia, namun setelah perhelatan Piala Dunia wisatawan Barat juga dipastikan meningkat. Sisi lain yang terdampak dari adanya Piala Dunia adalah pendapatan Qatar, setidaknya diproyeksikan pendapatan Qatar yang diperoleh dari sponsor sebesar USD 4,7 miliar. Setidaknya sumber pendapatan tersebut paling besar berasal dari pendapatan sponsor penjualan hak siar Piala Dunia dengan persentase 56 persen.

Baca Juga: Skema Transisi Energi

Sehingga kemudian dapat terlihat adanya event Piala Dunia ini memberi pengaruh terhadap perekonomian Qatar, baik berhubungan dengan sport atau juga berhubungan dengan destinasi wisata. Sebab adanya Piala Dunia yang diselenggarakan di Qatar juga membuka peluang untuk memperlihatkan pada seluruh masyarakat dunia terkait beberapa destinasi wisata yang ada, sehingga harapannya pasca piala dunia wisatawan Qatar mengalami peningkatan. Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Potensi Sport Tourism

 

Bukan suatu hal yang baru jika kemudian berbicara strategi pariwisata melalui perhelatan olahraga. Sebab pada tahun 2022 ini juga terdapat serententan event berstandar Internasional. Jika berbicara secara potensi sport tourism sebenarnya Indonesia juga dikatakan dapat bersaing. Sebagaimana diketahui salah satu event balap motor paling bergengsi yaitu Moto GP pada Maret 2022 sukses membuat mata dunia tertuju pada Mandalika dan Pulau Lombok. Selain itu juga keberhasilan MotoGP Mandalika tercatat oleh Badan Pusat Statistik setidaknya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 40.790 atau meningkat 206,25% (yoy).

Bahkan tidak berhenti pada event tersebut pada Juni 2022 juga tercatat bahwa Formula E juga berhasil dilaksanakan dengan penjualan tiket 50 persen berasal dari mancanegara. Dari dua international sport event tersebut setidaknya menunjukkan kemampuan Indonesia untuk menyelenggarakan event olahraga dengan basis Internasional. Sisi lain juga bukan suatu hal yang mudah untuk melaksanakan perhelatan Internasional pada pasca pandemi, namun langkah tersebut dilakukan pemerintah untuk membuat perekonomian Indonesia kembali bergairah dan membangkitkan pariwisata.

Baca Juga: Santri Berdaya Era Society 5.0

Selain dua sport event tersebut pada dasarnya Indonesia juga sering mendapat  kepercayaan sport event lain baik dalam cakupan Asia Tenggara, Asia, dan dunia. Beberapa sport event tersebut antara lain ASEAN Games, ASEAN Para Games, SEA Games, World Surf League, Krui Pro, Nias Pro, dan sport event lainnya. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Indonesia pada dasarnya memiliki berbagai potensi alam yang dapat dikembangkan dan dikemas menjadi wisata olahraga dengan harapan mampu memberi dampak pada pembukaan lapangan kerja baru serta membantu UMKM yang berada pada sekitar lokasi wisata.

Selain itu juga data United Nations World Tourism Organizations (UNWTO) juga menyebutkan bahwa pada 2024 pertumbuhan wisata olahraga di Indonesia akan mencapai Rp 18.790 triliun. Selain itu Sandiaga juga mengatakan bahwa pada 5-10 tahun mendatang sektor parekraf akan berkontribusi sebesar 10-12 persen terhadap PDB. Alasan lain adanya potensi sport tourism adalah kekayaan alam Indonesia yang melimpah seperti gunung, laut, dan beberapa keindahan alam lain yang dapat dimanfaatkan untuk menyelenggarakan sport event.

Membentuk Citra Indonesia 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat