unescoworldheritagesites.com

Neneng Oktaviani, Bocah SD Kelas IV SDN 04 Jatimulya, 8 Tahun Berjuang Melawan Penyakit TB Tulang Belakang - News

Neneng Oktaviani (11), seorang penderita TB tulang belakang didampingi orangtuanya, Siti Jamilah (35), di Kampung Rawa Sapi, PT 003/RW 010, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan. (Foto: Dharma/suarakarya.id.)

CIKARANG: Semenjak divonis TB tulang belakang, aktifitas Neneng Oktaviani (11), menjadi terhambat. Kuman Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang tulang belakangnya menjadi berat badan Neneng semakin menurun.

Delapan tahun sudah berjuang melawan kuman itu, biaya yang dikeluarkan untuk penyembuhan pun tidak sedikit dengan rangkaian pengobatan di rumah sakit hingga alternatif (pengobatan tradisional) memerlukan waktu lama. 

Jumat (3/7/2020), Neneng yang kerap disapa Neng ini melakukan pemeriksaan ke RSUD Cibitung milik Pemkab Kabupaten Bekasi. 

Neng didamping orangtuanya, Siti Jamilah memeriksa ke dokter anak guna mengetahui sejauhmana bakteri yang bersarang didalam tulang belakang tersebut.

"Jika hasilnya positif, Neng harus minum obat dari dokter selama setahun," kata Siti kepada , Jumat (3/7/2020).

Neng bersama keluarganya tinggal di Kampung Rawa Sapi, RT 003/RW 010, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan.

Sejak umur 7 bulan, Neng terjatuh dari pangkuan ibunya. Selama itu, Neng hanya diurut di pengobatan alternatif. Hingga di usia 3 tahun, tulang belakang berkembang (menonjol keluar). 

"Di umur 3 tahun sudah mulai terlihat tulang belakang menonjol, bentuknya tidak rata seperti normalnya tulang," kata Siti menceritakan.

Saat ini, siswi yang tercatat dibangku kelas IV, di SDN 04 Jatimulya, mengalami kondisi susah tidur hingga pola makan yang mengakibatkan berat badannya turun drastis. Penyebabnya yakni tulang depan dan tulang belakang semakin menonjol.

"Kondisi sekarang susah tidur, posisi miring. Berdiri juga tidak kuat lama, dan jongkok tidak bisa lama. Karena menahan rasa sakit itu.

"Terus pola makan juga, konsumsi apa aja Neng makan, namun perkembangan badan semakin turun. Tadinya Neng gemuk, karena ada TB tulang itu jadi 15,8 kilo di usia 11 tahun," terang Siti.

Di usia 3 tahun, Neng diketahui mengalami pergeseran tulang setelah melakukan pemeriksaan rontgen di RS. Al Munthazzam, Jatimulya. Di usianya itu, dokter tak berani untuk melakukan operasi karena akan berisiko mengalami kelumpuhan.

"Waktu itu, Neng belum bisa di operasi karena usianya masih muda, dan berisiko tinggi. Jadi, anjuran dokter bisa di operasi di usia 10 tahun lebih," kata Siti.

Direncanakan, Neng akan menjalani dua kali operasi menurut dr. Gatot di RSUD Cibitung. Sebelumnya, hasil diagnosa dari dokter anak menyebutkan TB tulang belakang dan dokter Ortopedi yakni patah tulang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat