unescoworldheritagesites.com

Fadil Zon: Masyarakat Tarik Kesimpulan Tidak Komprehensif Kebijakan Publik Bisa Jadi Karena Tidak Transparan Perumusan dari Kebijakan Itu Sendiri - News

Fadli Zon menjadi salah satu narasumber dalam Ngobrol Bareng Legislstor yang diselenggarakan Kementerian Kominfo dengan DPR RI. (Istimewa )

: Kementerian Kominfo dan  DPR RI  menyelenggarakan seminar online Ngobrol Bareng Legislator, mengusung tema "Menjadi Netizen Bijak di Media Sosial".

Dalam seminar melalui platform zoom meeting, Kamis (1/2/2024) ini mengundang narasumber Dr. Fadli Zon (Anggota Komisi I DPR RI),   Semuel Abrijani Pangerapan (Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI),  Ir. Mochamad Hadiyana, M.Eng (Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi) dan Rachmanda Primayuda (Praktisi Hukum).

Tujuan  seminar , untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis, memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat.

Baca Juga: Pakar: Media Digital Seperti Pisau Bermata Dua, Membawa Berkah Sekaligus Malapetaka, Seperti Apa?

Pemaparan pertama dibuka oleh  Fadli Zon. Anggota Fraksi Partai Gerindra ini menyampaikan bahwa ”literasi digital merupakan isu penting, karena tiap perubahan moda komunikasi memang membutuhkan bentuk serta model literasi tersendiri”.  Dalam konteks kebijakan publik, tidak lengkapnya informasi yang diterima masyarakat, membuat masyarakat akhirnya menarik kesimpulan yang tidak komprehensif atas sebuah kebijakan. Jelas ini  tidak otomatis menjadi kesalahan masyarakat. Sebab, bisa jadi minimnya informasi yang diterima masyarakat tadi merupakan akibat dari tidak transparannya proses perumusan kebijakan publik.

Fadli Zon juga menyampaikan bahwa “literasi digital untuk bijak bermedia sosial dan menangkal hoaks itu penting. Namun, sebelum itu, transparansi pemerintah adalah syarat mutlak sebelum kita bisa men-judge sebuah informasi yang beredar di masyarakat adalah hoaks atau bukan”. kata dia.

Baca Juga: Industri Digital, BDDC Raih Penghargaan di Acara W. Media untuk Keberlanjutan Dalam Desain dan Pembangunan

Pemaparan kedua  Mochamad Hadiyana. Ia mengatakan bahwa Media sosial telah merubah norma- norma, nilai, dan cara masyarakat berperilaku dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai cara, baik positif maupun negative. Media sosial memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk opini publik, terutama dalam konteks isu-isu sosial dan politik.

Hadiyana memberikan contoh beberapa cara media sosial yang memengaruhi pembentukan opini public diantaranya menyebarkan informasi, mendorong partisipasi, membentuk agenda public dan menciptakan echo chambers (suatu lingkungan atau platform di mana individu hanya menemukan informasi, opini, dan pandangan yang sejalan dengan keyakinan dan perspektif mereka sendiri). 

Pemaparan terakhir disampaikan oleh Rachmanda Primayudya. Ia menjelaskan bahwa ”media sosial adalah media yang berupa situs dan/atau aplikasi yang melibatkan teknologi berbasis internet”. Media berbasis teknologi internet ini mendorong danmemungkinkan penggunanya saling terhubung dengan siapa saja, baik orang-orang terdekat, maupun orang asing yang tidak pernah dikenal sebelumnya. Fitur yang tersedia, termasuk berkomunikasi dengan cara mengirim pesan teks (chatting), berkomentar pada kolom yang tersedia, berbagi informasi, file, foto atau video dan komunikasi dengan panggilan telepon atau video.

 Selain itu Rachmanda menambahkan bahwa ”kita harus bijak dalam memanfaatkan media sosial contohnya hindari permasalahan pribadi, Hindari memancing dan memulai konflik dengan siapapun, hindari memberi komentar yang mencela, menjelekkan orang lain, hindari bersikap ektrim dalam menanggapi apapun dan memilah dan memilih sebelum posting”.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat