: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, telah meluncurkan serangkaian tindakan tegas untuk membersihkan dugaan penyimpangan di Dana Pensiun (Dapen) BUMN.
Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas, Erick Thohir mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi sejumlah Dapen BUMN yang tidak sehat.
Setelah mengalami kasus Jiwasraya dan Asabri, Erick Thohir mengungkapkan kecurigaannya terhadap Dapen BUMN.
Baca Juga: Bulutangkis Asian Games: Ginting Menang Mudah di Babak 32 Besar
Dalam Konferensi Pers bersama Jaksa Agung ST Burhanuddin di Kejaksaan Agung, Jakarta, Erick menyatakan bahwa 70% dari 48 dana pensiun BUMN berada dalam kondisi tidak sehat.
Tak tinggal diam, Erick segera memerintahkan Kementerian BUMN untuk melakukan pengecekan langsung terhadap dana pensiun tersebut.
Temuan yang mencengangkan tersebut memotivasi Erick untuk melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam melakukan Audit Dengan Tujuan Tertentu.
Erick menekankan bahwa audit tersebut dilakukan secara bertahap, dengan tahap awal fokus pada empat Dapen BUMN.
Hasil audit menunjukkan kerugian sebesar Rp 300 miliar, yang diduga berasal dari penyimpangan dalam investasi.
"Ini amat sangat mengecewakan pekerja yang telah bekerja puluhan tahun. Masa tuanya dirampok oleh pengelola yang biadab," ungkap Erick dengan nada geram.
Erick Thohir juga meminta Jaksa Agung untuk bertindak tegas tanpa pandang bulu terhadap oknum-oknum yang terlibat dalam penyimpangan Dana Pensiun.
Erick mengingatkan Jaksa Agung untuk mengambil langkah sebagaimana pada kasus Jiwasraya dan Asabri.
Baca Juga: Buktikan Dengan Prestasi, Tirta Asasta Depok Raih Juara 2 BUMD Air Minum Terbaik Tingkat Nasional