unescoworldheritagesites.com

Menko Airlangga: Perekonomian Indonesia Relatif Kuat, Ingin Naik Kelas Jadi Negara Maju - News

Menko Airlangga: Perekonomian Indonesia Relatif Kuat, Ingin Naik Kelas Jadi Negara Maju. (Kemenko Perekonomian)

: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan perekonomian Indonesia relatif kuat bahkan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.

Penguatan perekonomian nasional terjadi di tengah risiko ketegangan global, seperti perubahan iklim dan El Nino yang menyebabkan volatilitas harga komoditas dunia, pengetatan kebijakan moneter di AS, serta eskalasi tensi perang global Palestina-Israel.

“Solidnya perekonomian nasional didukung dari sisi demand dan supply ,” ungkap Menko Airlangga dalam acara CTBC Economic Outlook 2024 bertema 'Optimisme di Tengah Ketidakpastian' di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Baca Juga: Jaksa Agung ST Burhanuddin: Derasnya Korupsi Harus Diimbangi Perampasan Hasil Kejahatan

Hadir dalam kesempatan itu, Perwakilan Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei di Indonesia, Presiden Direktur Bank CTBC Indonesia, serta Chief Economist CTBC Financial Holding Co, Ltd.

Sisi permintaan dikontribusikan oleh konsumsi rumah tangga sebesar 52,62% dan investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 29,68%. Sementara dari sisi supply , ditopang oleh industri pengolahan dengan kontribusi 18,75% terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB).

Sebagai catatan, pada triwulan III-2023, perekonomian Indonesia tumbuh 4,94% (yoy) dan pencapaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok, Malaysia dan AS.

Baca Juga: Baznas RI dan Bulan Sabit Merah Mesir Teken Kerja Sama Program Membasuh Luka Palestina

Capaian baik ini juga didukung tingkat inflasi rendah yakni 2,56% (yoy). Selain itu, dari sisi fundamental makroekonomi, Indonesia juga masih lebih baik di antara negara-negara peers .

Pertumbuhannya industri pengolahan juga terlihat dari indikator indeks PMI Manufaktur Indonesia, yang pada Oktober 2023 berada pada angka 51,5 dan ini tumbuh ekspansif selama 25 bulan berturut-turut. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang masih berada pada tingkat ekspansif di Asia Tenggara.

Tidak hanya sektor riil, Indonesia juga mampu menjaga stabilitas di sektor eksternal.

Baca Juga: Wujudkan Swasembada, Kementan Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung

Pada triwulan III-2023, defisit Neraca Pembayaran Indonesia turun signifikan dibandingkan periode sebelumnya. Sementara Neraca Perdagangan surplus selama 42 bulan berturut-turut, yang pada Oktober 2023 surplus senilai 3,48 miliar dolar AS.

Pertumbuhan kredit perbankan dengan tingkat risiko terjaga juga mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini tercermin dari positifnya penyaluran kredit yaitu sebesar 8,99% dengan loan at risk dan non-performing loan  (NPL) yang terus menurun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat