unescoworldheritagesites.com

Negara ASEAN dan Mitra Diminta Capai Target Implementasi Konvensi IMO tentang Green House Gas - News

Indonesia hadiri ASEAN Maritime Connectivity Forum di Penang, Malaysia.

: Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam hal ini Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut (Hubla) melalui Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut menjadi delegasi RI pada pertemuan ASEAN Maritime Connectivity Forum di Penang Malaysia.

Pertemuan itu sendiri digelar Partnerships for Infrastructure (P4I) Australia dan diikuti oleh para peserta dari negara-negara anggota ASEAN, Korea dan Australia. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Hartanto, mengatakan salah satu isu yang dibahas pada pertemuan tersebut adalah tentang program Green Shipping and Supply Chain Management.

“Pertemuan membahas mengenai perlunya sinergi antara negara-negara ASEAN dan mitra untuk mencapai target implementasi Konvensi IMO tentang Green House Gas,” ungkap Hartanto, Selasa (11/6/2024).

Baca Juga: Permedag 8/2024 Berlaku, Menko Airlangga Langsung Tinjau Pengeluaran Tumpukan Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok

Penerapan Green Shipping, katanya, memiliki banyak tantangan, di antaranya adalah masih sulitnya menemukan pangsa pasar pelayaran yang tepat dan biaya yang masih relatif besar.

“Di sini kita belajar dari pengalaman Malaysia dan Korea, yang mengimplementasikan peraturan dan kebijakan terkait lingkungan dan melakukan berbagai studi kelayakan dan digitalisasi untuk operasi pelabuhan yang ramah lingkungan,” tuturnya.

Terkait digitalisasi dan uutomasi pelabuhan, dibahas mengenai integrasi berbagai aplikasi digital yang ada di pelabuhan. “Dengan diwajibkannya penerapan Maritime Single Window untuk pertukaran informasi secara elektronik pada negara-negara yang meratifikasi IMO FAL Convention, diharapkan dapat meningkatkan kelancaran dan ketahanan rantai pasok,” tuturnya.

Baca Juga: Menko Airlangga Harap Permendag 8/2024 Dapat Selesaikan Kendala Izin Impor dan Penumpukan Kontainer di Pelabuhan

Hartanto menjelaskan, terdapat empat tantangan digitalisasi pelabuhan di negara ASEAN, yaitu terbatasnya biaya untuk digitalisasi, terbatasnya kapasitas tenaga kerja yang kompeten, integrasi sistem dan teknologi baru, serta penerapan PCS (Port Community System).

“Terkait hal ini, tentunya kita perlu menyusun kerangka regulasi nasional dan roadmap implementasi green shipping corridor, automasi dan integrasi digital pelabuhan, serta autonomus shipping dengan melibatkan para pemangku kepentingan dalam maritime cluster,” katanya, ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat