unescoworldheritagesites.com

Kunjungi Pabrik Refinery Tembaga Gresik, Airlangga: Hilirisasi Produk Mineral Sumber Penerimaan Negara - News

Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat mengunjungi Pabrik Refinery Tembaga di Gresik. (Tim Airlangga Hartarto.)

GRESIK: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto menegaskan kebijakan pemerintah dalam hilirisasi produk mineral dan batubara (minerba) terutama ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah. Penegasan ini sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang konsisten mendorong hilirisasi untuk mengejar nilai tambah suatu produk.

"Selain itu juga menjadi sumber penerimaan negara serta untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta ekspor, termasuk menghasilkan bahan baku energi bersih," kata Airlangga Hartarto dalam acara groundbreaking proyek perluasan PT Smelting di Gresik, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (19/2/2022).

Menko Ekonomi pun mengapresiasi keberadaan proyek ekspansi PT Smelting sebagai industri pioner dalam pengembangan hilirisasi produk minerba. Airlangga berharap perusahaan ini dapat turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional maupun secara spasial di wilayah Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga: XL Axiata Sediakan Layanan 5G Gratis Di Sirkuit Mandalika

Menurut Airlangga, saat ini Indonesia memiliki cadangan bijih tembaga sebesar 3,1 miliar ton dengan tingkat produksi sebanyak 100 juta ton per tahun. Cadangan bijih tembaga tersebut diperkirakan akan habis dalam 30 tahun apabila tidak ada tambahan cadangan baru.

"Oleh karenanya peningkatan nilai tambah bijih tembaga sangat diperlukan, baik dengan pembangunan pabrik baru atau ekspansi pabrik yang ada untuk ekstraksi tembaga," ungkapnya, dikutip dari laman resmi Kemenko Ekonomi.

Airlangga Hartanto melakukan groundbreaking  perluasan Pabrik Refinery Mineral  di Gresik
Airlangga Hartanto melakukan groundbreaking perluasan Pabrik Refinery Mineral di Gresik (Tim AH.)

Dengan ekspansi di pabrik refinery mineral pertama di Indonesia ini, kata Airlangga, ada 3,3 juta ton konsentrat yang nantinya akan diolah di Gresik sebagai sentra hilirisasi tembaga. Ke depannya dengan renewable energi, electric vehicle dan solar panel seluruhnya membutuhkan tembaga.

Baca Juga: Bonus Atlet Paraih Medali PON Papua Dan Perpanas 2021 Sulsel Mulai Dibayarkan Sesuai Janji 

"Oleh karena itu, hilirisasi produk turunannya perlu untuk terus didorong, terutama untuk kebutuhan memproduksi produk elektronik,” ujarnya.

Dengan ekspansi ini, kapasitas pengolahan konsentrat PT Smelting direncanakan akan mengalami peningkatan menjadi sebanyak 1,3 juta ton dan kapasitas produksi katoda tembaga juga meningkat menjadi 342.000 ton per tahun. Proyek ekspansi PT Smelting yang keempat sejak tahun 1999 ini, juga akan menambah pabrik asam sulfat baru, menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter, serta menambah jumlah sel elektrolisa direfinery.

Peningkatan kapasitas dalam ekspansi tersebut membutuhkan Capex sebesar 231 juta dolar AS dan direncanakan akan selesai pada September 2023.

Ekspansi PT Smelting tidak hanya memenuhi kebutuhan produk di dalam negeri seperti katoda tembaga untuk industri kawat/kabel (wire), batangan tembaga (rod bar), industri kimia, serta produk samping berupa asam sulfat untuk bahan baku pabrik pupuk serta copper slag dan gipsum sebagai bahan baku semen, namun PT Smelting juga mengekspor katoda tembaga dan tembaga telurida.

Baca Juga: Kendalikan Omicron, Jokowi Dorong Percepatan Vaksinasi di Daerah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat