unescoworldheritagesites.com

Laba Rp51, 4 Triliun BRI Melejit Jauh di Atas Emiten lain - News

Laba Rp51, 4  Triliun  BRI  Melejit Jauh di Atas  Emiten lain yang Berkoar  Sabet Keuntungan Besar Tahun 2022 (Istimewa)



: Laba Rp51.4 triliun akhir tahun 2022 BRI  terbukti eksis  jauh  di atas emiten lain dalam meraih keuntungan di periode ini.

Laba BRI tersebut memang bisa dipantau dari besarnya minat masyarakat Indonesia menabung di bank plat merah ini.

Hal itu bisa terjadi karena  BRI menganut manajemen ketat di berbagai bidang sehingga kehocoran dapat dihindari.

Baca Juga: SKK Migas-KKKS Pertamina EP Papua Field Perkuat Kerja Sama dengan Kejaksaan Negeri Sorong

Di pihak  lain 4 bank besar di Indonesia kembali menikmati kenaikan laba jumbo berkat kinerja cemerlang sepanjang 2022.

Ini semakin mengukuhkan kuartet tersebut sebagai bank dengan laba terbesar di RI.

Keempat nama di muka adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Sedangkan, tiga di antaranya merupakan bank BUMN, kecuali BBCA yang merupakan bank besutan Grup Djarum.

BRI menjadi bank dengan perolehan laba bersih terbesar seantero Tanah Air dengan nilai Rp51,17 triliun selama 2022.

Angka tersebut melesat 64,71% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan pada 2021 yang sebesar Rp31,06 triliun.

Torehan ini menjadikan BRI mencatatkan rekor perolehan laba tertinggi dalam sejarah perbankan Indonesia. Rekor laba tertinggi sebelumnya dipegang oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada 2021.

Di bawah BRI ada bank pelat merah lainnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang memiliki laba bersih Rp41,17 triliun sepanjang tahun lalu, naik 46,89% yoy.

Lebih lanjut, di peringkat ketiga, BCA membukukan laba bersih Rp40,75 triliun setahun penuh 2022 atau tumbuh 29,62%.

Keempat, ada BNI yang menorehkan laba Rp18,31 triliun, mengalami kenaikan 68,02% secara tahunan.

Di luar bank KBMI (Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti) 4 tersebut, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) berada di peringkat kelima dengan laba bersih konsolidasian (yang telah disetahunkan) Rp5,12 triliun.

Ini karena BNGA baru melaporkan rapor keuangan per kuartal III 2022. Selama periode 9 bulan 2022, CIMB Niaga membukukan laba bersih Rp3,84 triliun. 

Berikut penjelasan terkait detail kinerja bank-bank tersebut.

Bank Rakyat Indonesia (BRI)

BRI berhasil mencatat kinerja impresif pada 2022 dengan mencetak laba bersih konsolidasian yang diatribusikan ke pemilik induk sebesar Rp 51,17 triliun. Laba tersebut tercatat naik tinggi 64,71% dibandingkan pencapaian 2021.

Baca Juga: Sunarso Pemimpin Transformasi Digital Bikin BRI Jadi Primadona Perbankan di Indonesia

Kenaikan laba tersebut seiring BRI mencatatkan kenaikan pendapatan bunga sebesar 5,8% yoy menjadi Rp151,8 triliun.

Dengan begitu, pendapatan bunga bersih (net interest income /NII) BRI naik dari Rp114,1 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp124,6 triliun atau meningkat 9,2% yoy.


Dari tambahan pendapat premi bersih, BRI memperoleh peningkatan pendapatan operasional menjadi Rp126,2 triliun.Berdasarkan rasio penting perusahaan, BRI juga mencatatkan kinerja bottom line yang impresif sepanjang 2022.

Tercatat, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) naik 104 basis poin (bps) menjadi 3,76%. Lalu, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) tumbuh lebih kencang, yaitu 406 bps menjadi 20,93%.

Pada 2022 total penyaluran kredit BRI mencapai Rp 1.139, 08 triliun, sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 14,85% menjadi 1.307,88 triliun. Total aset BRI mencapai Rp 1.865,64 triliun naik 11,18%.

Bank Mandiri

Bank Mandiri mencatatkan laba sebesar Rp 41,2 triliun pada 2022. Capaian ini naik 46,89% secara tahunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi,mengungkapkan jika pencapaian ini berhasil diraih karena kuatnya kinerja Bank Mandiri.

Kondisi makro ekonomi yang sangat baik. Meski ada kenaikan harga BBM dan isu kenaikan inflasi di kuartal IV-2022, tidak membawa pengaruh yang negatif dan menunjukkan kinerja yang efisien dari perusahaan.

Baca Juga: Kapolda Papua Benarkan Pesawat Susi Air di Nduga Dibakar KKB

Darmawan juga mengatakan seiring dengan tren positif pada kualitas aset Bank Mandiri juga mendorong efisiensi biaya pencadangan sehingga biaya kredit atau  cost of credit  (CoC) membaik dari 1,91% ke level 1,21%, terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) Bank Mandiri per akhir 2022 menurun 93 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) ke level 1,88%.

"Performa bisnis yang solid ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan secara bank only," ujarnya.

Untuk menjaga kualitas aset, Bank Mandiri melakukan pengelolaan portofolio kredit untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas, termasuk dengan menyediakan pencadangan yang mencukupi.

Meski NPL relatif menurun, bank tersebut tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau NPL coverage ratio mencapai sebesar 311 persen pada akhir 2022.

Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah melakukan pengelolaan portofolio kredit untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas, termasuk dengan menyediakan pencadangan yang mencukupi.

Baca Juga: 15 Sandera yang akan Dibunuh KKB Diselamatkan Warga Nduga

Walhasil, meski NPL relatif menurun, perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau NPL coverage ratio mencapai sebesar 311% pada akhir tahun 2022.

Bank Central Asia (BCA)

BCA juga kembali mencatatkan kinerja positif. Perusahaan mencatatkan laba bersih Rp 40,7 triliun sepanjang 2022.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan bahwa perolehan laba ini meningkat 29,6% dibandingkan periode sebelumnya.

Selain itu, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11,7% year over year (YoY) sepanjang tahun 2022. Pencapaian ini dipengaruhi oleh pengembangan ekosistem bisnis secara hybrid, baik pada platform online maupun offline, mendorong frekuensi transaksi kembali mencetak rekor tertinggi.

Pencapaian ini juga mendukung dana giro dan tabungan atau current account saving account (CASA) naik 10,6% YoY di Desember 2022. Di sisi profitabilitas, laba bersih BCA dan entitas anak mencapai Rp40,7 triliun di tahun 2022, atau tumbuh 29,6% YoY.


Bank Negara Indonesia (BNI)

Setali tiga uang, BNI juga membukukan laba bersih sebesar Rp 18,3 triliun sepanjang 2022. Angka ini naik 68% dibandingkan laba bersih tahun 2021.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan realisasi laba bersih tersebut lebih tinggi dari estimasi. Bahkan, realisasi ini jauh di atas pencapaian sebelum pandemi dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah BNI.

"Itu merupakan hasil kombinasi antara strategi pertumbuhan bisnis yang prudent, selektif. Kredit kami tumbuh 10,9% secara tahunan dengan sumber pertumbuhan dari nasabah yang tentunya berkualitas baik," ujar Royke dalam acara BBNI Earnings Call FY2022, Selasa (24/1).

Baca Juga: BRI Support Merdeka Belajar hingga ke Pelosok Negeri Tidak Semata Menarik Keuntungan Bisnis Saja

Penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif ini, jelas Royke, berdampak pada perbaikan kualitas aset dimana ratio loan at risk (LaR) BNI turun dari 23% menjadi 16% dan tingkat biaya kredit atau cost of credit turun dari 3,3% menjadi 1,9% di tahun 2022.

CIMB Niaga

Khusus CIMB Niaga, berikut kinerja keuangan bank per kuartal III 2022 lantaran belum merilis laporan tahun penuh 2022.

CIMB Niaga mencatatkan laba bersih tahun berjalan konsolidasian sebesar Rp 3,89 triliun pada kuartal III 2022, tumbuh 23,56% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut didorong oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pertumbuhan dana murah.

Merujuk pada laporan keuangan Rabu (26/10/2022), CIMB Niaga berhasil mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 9,974 triliun atau tumbuh tipis 0,86% (yoy). Sementara pendapatan bunga CIMB Niaga sebesar Rp 14,02 triliun atau turun 1,45 %. Sedangkan beban bunga tercatat sebesar Rp 4,048 triliun turun 6,74 % secara tahunan.

Sejalan dengan peningkatan laba bersih yang dibukukan, rasio profitabilitas CIMB Niaga juga mengalami pertumbuhan. Return on Equity (ROE) tumbuh 207 bps menjadi 12,9%, sementara itu Return on Asset (ROE) tumbuh 24 bps menjadi 2,2%. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat